Berita Kota Semarang
Cerita Pedagang Keliling di Kota Lama Semarang, Trauma Dengar Suara Klakson, Takut Razia Satpol PP
Wisatawan asal Jakbar, Husodo Hoe (43) menuturkan, para pedagang keliling itu tidak menganggu karena cara berjualan mereka tak memaksa untuk membeli
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pedagang Keliling Kota Lama Semarang, Lestari (35) terperanjat ketika mendengar suara kencang klakson mobil khas aparat terdengar berulang kali dari arah timur.
Ia yang sedang duduk santai di Taman Sri Gunting, di samping Gereja Blenduk segera berlari menyeberang jalan ke arah selatan.
Tak lupa, barang jualannya berupa telur gulung dan es teh dalam nampan kayu ikut dibopong.
Ternyata, suara klakson khas aparat itu bukan berasal dari mobil Satpol PP melainkan dari mobil Yon Armed yakni satuan tempur dari TNI yang kebetulan melintas.
Lestari dan seorang temannya sesama penjual makanan tampak hembuskan nafas lega.
"Ya takut ketangkap Satpol PP karena ada operasi," ujar Lestari, Senin (25/12/2023) sore.
Baca juga: KRONOLOGI Bentrokan PKL vs Satpol PP di Bandung, Ada yang Kena Siram Minyak Panas
Baca juga: Kota Lama Semarang Diserbu Pelancong Saat Libur Natal
Hal yang sama dialami pula oleh pedagang lainnya, di antaranya Siska (47).
Ia menyebut, baru saja tertangkap Satpol PP pada Minggu (24/12/2023) malam.
Barang dagangannya berupa balon anak-anak motif kartun yang dijualnya sebanyak 6 pcs disita Satpol PP.
"Setiap balon saya jual Rp35 ribu, ya ruginya tinggal kalikan 6 saja," ujarnya.
Di Kota Lama, para pedagang keliling seperti Lestari dan Yuli berjumlah belasan.
Mereka ada yang berjualan makanan seperti telur gulung, minuman es teh maupun mainan anak.
Pemkot Semarang melarang mereka berjualan di lokasi tersebut.
Bahkan, melalui Keputusan Wali Kota Semarang nomor 510.17/475 TAHUN 2023
tentang penetapan lokasi tempat usaha pedagang kaki lima, kawasan Kota Lama tak memberikan ruang bagi pedagang keliling untuk berjualan.
"Dari dulu tidak boleh, itu kan kawasan heritage," papar Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat dihubungi.
Pihaknya sudah memberikan informasi kepada para pedagang supaya tak berjualan di Kota Lama.
Tujuannya, supaya wisatawan bisa menikmati keindahan Kota Lama Semarang.
"Di kota Lama sudah disiapkan kafe-kafe, memang kota lama dibuat seperti itu," ujarnya.
Baca juga: Festival Kota Lama Semarang Ditargetkan Go Internasional
Baca juga: Revitalisasi Menara Syahbandar Diproyeksikan Hubungkan Kampung Melayu dan Kota Lama Semarang
Wisatawan Kota Lama Semarang asal Jakarta Barat, Husodo Hoe (43) menuturkan, para pedagang keliling itu tidak menganggu karena cara berjualan mereka tak memaksa untuk membeli.
"Mungkin ada beberapa pengunjung risih, tapi penilaian ku tidak apa-apa mereka berjualan di sini sejauh sopan dan tidak memaksa membeli," katanya.
Pengunjung asal Grobogan Daryumi (39) menyebut, pedagang keliling di Kota Lama tidak menganggu karena mereka hanya sebatas mencari nafkah.
Terlebih, kondisi saat libur akan ramai pengunjung. Artinya, saatnya mereka meraup rezeki.
"Ya saya lihat kebanyakan perempuan yang jualan, tidak apa-apa kan cuma cari uang," tuturnya.
Pedagang keliling Kota Lama, Lestari mengatakan, berjualan di Kota Lama sudah dua bulan.
Ia berjualan balon hanya sambilan selepas berjualan donat saat pagi hingga siang di daerah Genuk.
"Jualan ini hanya untuk tambahan pendapatan karena suami sudah tidak ada anak tiga masih kecil-kecil, saya sendirian yang kerja," papar warga Kaligawe, Genuk itu.
Pedagang lainnya Lestari mengungkapkan, ada harapan supaya mereka ditampung oleh Pemkot.
Semisal diberi rompi khusus untuk berjualan di tempat tersebut. "Sudah setahun jualan di sini, memang ramai tiap liburan tapi waswas kalau ada Satpol PP," tuturnya. (iwn)
Pembahasan Raperda RPJMD Kota Semarang Jadi Prioritas, Sesuaikan Visi Misi Wali Kota Terpilih |
![]() |
---|
TERUNGKAP, Ini Penyebab Sepeda Motor Jupiter Z Ada di Tumpukan Sampah Gunungpati Semarang |
![]() |
---|
VIRAL, Aksi Nekat Pengendara CBR Pelat Merah Pukul Operator SPBU, Gegara Tak Boleh Isi Pertalite |
![]() |
---|
Duduk Perkara Sejoli Lawyer Saling Lapor ke Polisi, Sama-sama Laporan Jadi Korban Penganiayaan |
![]() |
---|
Luasan Wilayah Banjir dan Rob di Semarang Masih Tersisa 3,43 Persen, Ini Upaya Pemkot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.