guru berkarya
Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Melalui Pendekatan Kontekstual
Dalam pembelajaran guru selalu berusaha agar semua siswa dapat menguasai materi pembelajaran yang pada akhirnya setiap siswa
Oleh: USWATUN HASANAH, S. Pd. GURU SDN TANJUNGSEKAR, KEC. PUCAKWANGI KABUPATEN PATI
Dalam pembelajaran guru selalu berusaha agar semua siswa dapat menguasai materi pembelajaran yang pada akhirnya setiap siswa diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan materi yang telah dipelajari. Siswa diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari siswa dituntut dapat berkomunikasi dengan manusia lain. Kemampuan berkomunikasi sangat berpengaruh terhadap kehidupan siswa, baik saat ini maupun untuk masa mendatang. Komunikasi merupakan hal yang sangat mutlak dilakukan oleh setiap orang. Dengan alasan inilah maka diharapkan siswa dapat menggunakan bahasa yang baik dengan menggunakan kata-kata yang santun, diterima oleh orang lain, dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Oleh karena itu, maka siswa tersebut membutuhkan latihan. Latihan yang dapat digunakan dalam hal ini adalah dengan cara menulis pantun.
Pantun mempunyai peran dan fungsi sebagai alat pemelihara bahasa, dapat melatih seseorang berfikir tentang makna yang ingin disampaikan, menjadi ajang berlatih agar berhati-hati dalam mengambil suatu kata, karena kata yang dipilihnya saling berkaitan, dapat menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir, dan mampu menjadi media kebudayaan untuk memperkenalkan nilai-nilai masyarakat yang ada.
Dalam Depdiknas (2006:50) dinyatakan bahwa pantun sebagai puisi rakyat merupakan salah satu sastra lisan yang berhubungan dengan tradisi atau adat-istiadat dan budaya suatu daerah yang dapat menunjang serta menambah perkembangan sastra Indonesia. Namun, sangat disayangkan puisi-puisi rakyat tersebut akhir-akhir ini sudah agak jarang dituturkan, khususnya oleh generasi muda. Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat generasi muda daerah tersebut untuk mempelajari dan menggunakannya.
Dalam pembelajaran menulis pantun, guru memberikan contoh-contoh pantun dan menjelaskan cara menulis pantun. Setelah siswa mencoba membuat pantun, banyak siswa yang kesuliatan dalam menulis pantun. Dengan kenyataan ini, guru mulai melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Akhirnya guru menggunakan pendekatan kontekstual.
Menurut Fathurrohman (2012), pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengonstruksi sendiri.
Guru meminta siswa mengamati lingkungan sekitar. Guru meminta siswa menuliskan satu benda di sekitar. Dari kata yang telah ditentukan siswa, siswa diminta menulis menjadi kalimat dengan jumlah suku kata yang sesuai dengan aturan menulis pantun. Kata yang dipakai tersebut dapat dijadikan sebagai sampiran maupun isi, sesuai keinginan siswa sendiri. Apabila berupa sampiran, maka siswa membuat kalimat lain sebagai pasangan sampiran kalimat tersebut. Setelah sampiran ditulis, maka siswa mengamati akhir suku kata baris pertama dan kedua, siswa menentukan kata akhir untuk baris ketiga dan keempat yang sesuai. Dari dua kata tersebuat dibuat menjadi kalimat ketiga dan keempat.
Melalui pendekatan kontekstual siswa merasa lebih mudah membuat pantun dan menjadi termotivasi, hingga siswa membuat tiga bait pantun dari kata nama benda di sekitar mereka. Siswa kelas lima SD Negeri Tanjungsekar dapat membuat pantun dengan lebih terampil. Jika ada peristiwa yang khusus, seperti saat hari guru, teman atau guru berulang tahun siswa antusias membuatkan pantun.
Kegiatan menulis pantun dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat, dan siswa dapat meningkatkan perbendaharaan kosa kata.
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.