Unik dan Langka
Unik dan Langka Dtemukan Katak Bertaring Terkecil di Dunia, Ditemukan di Indonesia
Sebuah tim peneliti lintas negara telah berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies katak yang benar-benar unik dan baru bagi dunia ilmiah.
Agar telurnya tidak mengering, kebanyakan amfibi bertelur di air.
Yang mengejutkan tim peneliti, mereka terus melihat kumpulan telur terestrial di dedaunan dan batu-batu besar berlumut beberapa meter di atas tanah.
Tak lama setelah itu, mereka mulai melihat sendiri katak kecil berwarna cokelat itu.
“Biasanya saat kami mencari katak, kami memindai tepian sungai atau mengarungi sungai untuk menemukannya langsung di dalam air,” kata Frederick.
"Setelah berulang kali memantau sarangnya, tim mulai menemukan katak-katak yang sedang duduk di dedaunan sambil memeluk sarang kecil mereka." Kontak yang dekat dengan telurnya memungkinkan induk katak melapisi telurnya dengan senyawa yang menjaganya tetap lembap dan bebas dari kontaminasi bakteri dan jamur.
Pemeriksaan lebih dekat terhadap induk amfibi tersebut mengungkapkan bahwa mereka bukan hanya anggota kecil dari keluarga katak bertaring, lengkap dengan taring yang nyaris tak terlihat, tetapi katak yang merawat telurnya semuanya jantan.
“Perilaku jantan menjaga telur tidak sepenuhnya diketahui pada semua katak, tetapi ini jarang terjadi,” kata Frederick.
Frederick dan rekan-rekannya berhipotesis bahwa perilaku reproduksi katak yang tidak biasa mungkin juga berhubungan dengan taring mereka yang lebih kecil dari biasanya.
Beberapa kerabat katak memiliki taring yang lebih besar, yang membantu mereka menangkal persaingan memperebutkan tempat di sepanjang sungai untuk bertelur di air.
Karena katak ini mengembangkan cara bertelur jauh dari air, mereka mungkin tidak lagi membutuhkan taring sebesar itu.
Nama ilmiah untuk spesies baru ini adalah Limnonectes phyllofolia. Kata phyllofolia memiliki arti "sarang daun".
“Sangat menarik bahwa dalam setiap ekspedisi berikutnya ke Sulawesi, kita masih menemukan cara-cara reproduksi yang baru dan beragam,” kata Frederick.
“Temuan kami juga menggarisbawahi pentingnya melestarikan habitat tropis yang sangat istimewa ini. Sebagian besar hewan yang hidup di tempat seperti Sulawesi cukup unik, dan perusakan habitat merupakan isu konservasi yang selalu menghantui untuk melestarikan keanekaragaman spesies yang kami temukan di sana," paparnya.
Frederick menegaskan, "Mempelajari hewan seperti katak yang tidak ditemukan di tempat lain di bumi ini membantu kita untuk melindungi ekosistem yang berharga ini."(national geographic indonesia)
Baca juga: 51 Ribu Kendaraan Masuk ke Jateng, Pj Gubernur: Kondisi saat Natal 2023 Masih Kondusif
Baca juga: Lapas Kedungpane Penyumbang Terbesar Narapidana Yang Memperoleh Remisi Natal
Baca juga: Sir Jim Ratcliffe Bakal Pecat Erik ten Hag Sebagai Pelatih Manchester United?
Baca juga: Sempat Macet, Jalur Utama Wisata Dieng Hari Ini Terpantau Lancar
KISAH UNIK : Pria Ini Divonis Penjara 143 Tahun walau tidak Ada Korban Jiwa, Apa Kesalahannya |
![]() |
---|
Saking Cinta dengan Warna Ungu, Semua Pernik Rumah Ini Full Ungu, Yuli : Mobil dan Motor Juga Ungu |
![]() |
---|
Kecelakaan tak Masuk Akal : Nelayan Hampir Tewas Setelah Kemasukan Ikan Mulutnya Saat Mancing |
![]() |
---|
TAHUKAH ANDA Baobab, Pohon Tertua di Afrika yang Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim |
![]() |
---|
VEDEO: Heboh 'Sekolah Bugil' untuk Pertahankan Tradisi Mandi di Pemandian Umum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.