Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

"Masalah Bagi PDIP" Elektabilitas Prabowo-Gibran Nyaris Samai Ganjar-Mahfud di Jateng

Survei terbaru CSIS mengungkapkan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Tengah semakin mendekati posisi Ganjar-Mahfud.

AFP
Kandidat presiden dan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto (kiri), serta kandidat wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Indonesia Joko Widodo dan saat ini menjadi walikota Surakarta, hadir dalam debat wakil presiden di Jakarta Convention Center pada 22 Desember 2023. YASUYOSHI CHIBA / AFP 

TRIBUNJATENG.COM - Pendapat Moh Abdul Hakim, seorang Pakar Psikologi Politik dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, terkait hasil survei Center for Strategies and International Studies (CSIS) yang menyebutkan bahwa elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah mulai mendekati posisi Ganjar Pranowo-Mahfud MD, telah diungkapkan.

Survei CSIS periode 13-18 Desember 2023 menunjukkan elektabilitas capres-cawapres di Jateng-DIY, dengan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mencapai 13 persen, Prabowo-Gibran 36,5 persen, dan Ganjar-Mahfud MD 43,5 persen.

Perbedaan suara yang hanya 7 persen antara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud di Jateng dianggap sebagai peringatan oleh Hakim, khususnya bagi PDIP.

"Saya melihat ada kekhawatiran juga. Jateng dan Solo Raya kadang-kadang mendukung PDIP. Kalau sampai suara lebih condong ke Prabowo, itu bisa menjadi masalah. Ini bukan hanya masalah bagi Ganjar-Mahfud, tapi juga bagi PDIP secara keseluruhan. Itu peringatan," ungkapnya kepada Tribunnews pada Kamis (28/12/2023).

Hakim menilai bahwa penurunan suara Ganjar-Mahfud di Jateng disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk dampak penyerangan terhadap Jokowi. Hubungan emosional Jokowi dengan masyarakat, bukan hanya hubungan ideologis, tidak hanya tidak merugikan kredibilitasnya tetapi justru menimbulkan simpati.

Alasan lain adalah kesulitan posisi Ganjar, sehingga tidak lagi memiliki dampak elektoral yang signifikan.

"Semuanya sulit. Ada Anies yang ingin mengusung perubahan, dan Prabowo yang ingin melanjutkan program Jokowi. Ini membuat posisi Ganjar sulit," jelasnya.

Hakim bahkan menyatakan bahwa goyahnya kandang banteng di Jateng karena popularitas Jokowi yang kuat di tengah masyarakat. Oleh karena itu, jika Jokowi sepenuhnya mendukung pasangan Prabowo-Gibran, kondisi Ganjar akan menjadi tidak menguntungkan.

"Saya mendengar informasi bahwa Jokowi masih berada dalam posisi netral. Jika dukungannya lebih jelas, Ganjar akan kehilangan banyak suara di Jateng."

"Menurut saya, itulah inti pertarungan di sana. Ini akan menunjukkan seberapa kuat PDIP tanpa dukungan Jokowi," tegasnya.

Sementara secara nasional, survei CSIS menempatkan pasangan Prabowo-Gibran di posisi pertama dengan dukungan sebanyak 43,7 persen. Pasangan Anies-Muhaimin berada di posisi kedua dengan 26,1 persen, sementara Ganjar-Mahfud berada di posisi ketiga dengan 19,4 persen. Sebanyak 6,4 persen responden belum memutuskan pilihan, dan 4,5 persen menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.

Survei ini melibatkan 1.300 responden dengan margin of error sebesar +/- 2,7 persen.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Survei CSIS, Ganjar-Mahfud & Prabowo-Gibran Selisih 7 Persen di Jateng, Pengamat: Warning untuk PDIP

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved