Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Berawal dari Pencurian Uang, Santri di Blitar Tewas Dianiaya Rekan-rekannya

MAR (14), santri yang menjadi korban pengeroyokan oleh belasan teman sesama santri di Pondok Tahsinul Akhlaq

Editor: muh radlis
Tribun Jogja/Istimewa
Ilustrasi jenazah 

TRIBUNJATENG.COM - MAR (14), santri yang menjadi korban pengeroyokan oleh belasan teman sesama santri di Pondok Tahsinul Akhlaq, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, meninggal dunia pada Minggu (7/1/2024) pagi di ruang ICU RSUD Ngudi Waluyo.

Santri tersebut mengalami koma sejak Rabu (3/1/2024) akibat kejadian tragis tersebut.

Kasubag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar, M Saikhul Munib, membenarkan kabar meninggalnya MAR. "Inggih (iya).

Meninggal pagi ini. Saat ini sedang proses visum," ujar Munib saat dikonfirmasi Kompas.com. Ia menjelaskan bahwa Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar telah menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian.

Sebelumnya, MAR mengalami pengeroyokan oleh belasan rekan sesama santri, dan ia sempat dalam kondisi koma sejak Rabu lalu.

Meskipun sebelumnya terdapat peluang penyelesaian secara kekeluargaan, dengan meninggalnya MAR, Kantor Kemenag Blitar akan mendukung sepenuhnya proses hukum oleh pihak kepolisian.

"Iya. Kami akan mendorong agar pihak Pondok kooperatif dan mendukung proses hukum yang sedang berlangsung," tutur Munib.

Pihak Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq diharapkan untuk bersikap kooperatif pada proses hukum ini, sesuai dengan upaya untuk mencari keadilan atas kejadian tragis yang menimpa MAR.

Munib mengatakan, pengeroyokan itu berawal dari dugaan pencurian uang milik sejumlah santri yang tinggal di pondok pesantren oleh korban MAR.

Pencurian itu dilakukan beberapa kali di awal Desember hingga pengurus Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq yang berada di Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, turun tangan untuk mediasi.

“Dalam mediasi itu, korban mengakui perbuatannya mencuri uang,” tutur Munib.

Setelah mediasi yang digelar pertengahan Desember, tidak terjadi sesuatu antara MAR dan rekan-rekan santri hingga memasuki masa libur Natal dan Tahun Baru.

Masalah muncul ketika para santri kembali ke Pondok pada Selasa (2/1/2024). “Tidak tahu kenapa itu terjadi setelah libur itu, Selasa tengah malam.

Apa pemicunya kami kurang tahu. Mungkin emosi, geregetan atau bagaimana karena merasa beberapa sering kehilangan uang,” ujarnya.

Selanjutnya pada Rabu (3/1/2024) dini hari, MAR tak sadarkan diri akibat pengeroyokan itu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved