Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Boyolali

Kisah Warga Boyolali Terdampak Tol Solo-Jogja, Rumah Sudah Rata, Mau Cairkan Ganti Rugi Sulit Banget

Karena Tol Solo-Jogja merupakan proyek strategis Nasional (PSN), sejak setahun lalu, rumahnya sudah dibongkar agar langsung bisa dibangun jalan

Editor: muslimah
TRIBUN SOLO/TRI WIDODO
Ilustrasi. Penampakan 12 buah balok Girder di tempat fabrikasi yang berjarak 200 meter dari lokasi penyambungan tol Solo-Jogja, Senin (30/10/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI - Nasib Gunawan, warga Boyolali terdampak pembangunan proyek Tol Solo-Jogja .

Berbeda dengan warga terdampak lain, kondisinya masih terkatung-katung.

Ya, saat ini warga terdampak sudah mulai menyesuaikan dengan lingkungan yang baru.

Namun tidak dengan Gunawan.

Ginawan merupakan warga Dukuh Klinggen, Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Boyolali.

Baca juga: Viral Aksi Sopir Skill Dewa, Bus Rem Blong di Jalan Menurun Berhasil Selamat

Baca juga: "Saya Kapok Tidak Mau Minum Lagi" Kisah Korban Selamat Miras Oplosan Maut di Kota Semarang

Tanah dan rumah tempat tinggalnya selama puluhan tahun sudah tak ada.

Terkubur oleh jalan tol Solo-Jogja yang membentang dari Utara ke selatan.

Namun, jangankan menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, mencairkan uang ganti rugi (UGR) sebesar Rp 562.172.988 sulitnya minta ampun.

Iya, dia belum bisa mencairkan UGR yang telah dititipkan ke Pengadilan Negeri (PN) Boyolali.

Syarat untuk melakukan pencairan masih belum lengkap.

Tanah pemberian almarhum ayahnya masih disengketakan oleh kedua adiknya, Rini Sarwesti dan Indri Aliyanto.

Sengketa tanah itu kini berada di mahkamah agung (MA).

Karena kedua adiknya tak puas dengan hasil sidang di Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi yang tetap memenangkannya.

Karena Tol Solo-Jogja merupakan proyek strategis Nasional (PSN), sejak setahun lalu, rumahnya sudah dibongkar agar langsung bisa dibangun jalan.

Sebagai kompensasinya, keluarganya disewakan rumah oleh PPK Tol Solo-Jogja.

Di sewakan dalam jangka waktu setahun.

Namun, kini sudah hampir setahun dia menempati rumah kontrakan itu.

UGR pun tak kunjung bisa dicairkan.

"Padahal kontrakan rumah ini akan habis pasa awal Maret nanti," katanya, kepada TribunSolo.com, Rabu (10/1/2024).

Dia pun kebingungan dengan waktu 1,5 bulan ini.

Nantinya setelah sewa rumah habis siapa yang akan membayar kontrakan.

Dia pun keberatan jika harus membayar sendiri rumah kontrakan.

Pasalnya, keluarga menjadi tak punya tempat tinggal bukan keinginannya.

Dia pun mendukung PSN dan bersedia untuk melepaskan hak tanahnya.

Hanya saja, karena sengketa, sehingga pihaknya tak bisa mencairkan UGR yang dikonsinyasikan.

Apalagi menurutnya konsinyasi ini hanya boleh dilakukan terhadap bidang tanah yang tidak ada sengketa.

"Kalau tidak ada konsinyasi, meski disengketa, saya tidak kehilangan tempat tinggal," ungkapnya.

Nasi telah jadi bubur, rumahnya sudah tidak ada.

Dia pun hanya bisa bersabar untuk menunggu putusan kasasi di MA.  (*)

Sumber: TribunSolo.com

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved