Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Harga Beras Tinggi, Masyarakat Lebih Memilih Jadi Tukang Ojek dan Buruh daripada Bertani

Harga beras masih tinggi, meskipun segala langkah intervensi penurunan harga telah dilakukan pemerintah

Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI
Para petani di Desa Sawahjoho, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang sedang melakukan menanam padi, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM - Harga beras masih tinggi, meskipun segala langkah intervensi penurunan harga telah dilakukan pemerintah.

Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE), Eliza Mardian menegaskan, penurunan harga bisa ditempuh hanya dengan meningkatkan produksi.

Masalahnya, menurut dia, biaya produksi padi dalam negeri masih terbilang mahal karena tak tersentuh teknologi

"Faktor terbesar dalam produksi padi adalah biaya tenaga kerja itu hampir 49 persen, sewa lahan 25 persen, dan 10 persen pupuk, sisanya untuk benih, pestisida, sewa alat, dan lainnya," katanya, kepada Kontan.co.id, Jumat (12/1).

Masalah lain, dia menambahkan, saat ini mencari tenaga kerja di sektor pertanian semakin sulit.

Meskipun banyak Sumber Daya Manusia (SDM) di desa, banyak yang tidak tertarik ke sektor pertanian.

Baca juga: Harga Beras Susah Turun, Bapanas Ungkap Penyebabnya

Baca juga: Isu Pemakzulan Presiden Jokowi Berhembus Kencang, Ini Tanggapan Istana

Alih-alih berprofesi sebagai petani, masyarakat desa saat ini lebih tertarik menjadi ojek, buruh pabrik atau buruh bangunan.

"Sehingga karena supply tenaga kerja pertanian kurang, membuat upah tenaga kerja pertanian relatif mahal, jadi memang perlu mekanisasi," jelasnya.

Dalam kondisi seperti ini, Eliza menuturkan, inovasi teknologi mesin mulai dari menanam, panen, hingga merontokan padi untuk lahan yang sempit sangat diperlukan.

"Selama ini mesin-mesin yang dibagikan ke petani misalnya mesin perontok padi itu ukurannya besar, perlu diangkut oleh empat orang untuk bisa ke lahan yang kondisinya tidak dilalui jalan usaha tani," beber.

"Jadi memang mesin-mesin yang diberikan ke petani harus cocok digunakan untuk karakteristik lahan sempit, mengingat mayoritas petani kita berlahan sempit," sambungnya.

Dengan demikian, Eliza meyakini, biaya produksi padi dapat ditekan, dan bisa berdampak pada paningkatan produksi serta penurunan harga beras. (Kontan/Lailatul Anisah)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved