2.400 Bibit Tanaman Buah dan Keras Ditanam di Lahan Tidak Produktif di Karanganyar

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Sedikitnya 2.400 bibit tanaman buah dan keras ditanam di lahan tidak produktif wilayah Desa Gempolan Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar pada Minggu (14/1/2024).

Penanaman pohon serentak tersebut diikuti seluruh elemen masyarakat mulai dari relawan, pelajar, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Masyarakat Peduli Api (MPA), BPDAS, dan Perhutani.

Adapun penanaman bibit tanaman kali ini merupakan stimulus dan aksi nyata untuk pelestarian alam.

Baca juga: Nojorono Kudus Peduli Lingkungan, Gandeng Masyarakat dalam Aksi Menanam Pohon

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko menyampaikan, indikator kerusakan alam ditunjukan dengan adanya lahan kritis yang tersebar di sejumlah daerah wilayah Jateng.

Kaitannya mendukung dan menjaga kelestarian alam telah, terangnya, disiapkan 2.400 bibit tanaman buah dan keras yang ditanam di lahan kritis wilayah Desa Gempolan.

"Sesuai instruksi presiden, menanam pohon saat musim hujan merupakan momentum yang tepat.

Rehabilitasi hutan dan lahan yang kurang produktif diharapkan mampu menyangga kehidupan, fungsi pengendalian tata air, keanekaragaman hayati dan meningkatkan produktivitas lahan.

Jika itu diwujudkan akan meningkatkan ketahanan air, bencana, sosial ekonomi dan iklim di Jateng," katanya saat penanaman pohon serentak.

Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi mengatakan, pemda akan terus bersinergi dengan pihak terkait seperti BPDAS dan lainnya untuk melestarikan alam dengan gerakan penanaman pohon.

Baca juga: Ratusan Pelajar SD Demak Bareng Kades Surodadi Menanam Pohon di Lingkungan Sekolah

Di Kabupaten Karanganyar telah dimulai gerakan Ijo Royo-royo sebagai upaya menjaga alam di Bumi Intanpari.

Pihaknya akan memperluas gerakan menanam pohon di sejumlah lahan yang tidak produktif di wilayah Kabupaten Karanganyar.

"Selain di sini masih ada lahan tidak produktif di daerah lain seperti Jenawi, Tawangmangu, Ngargoyoso, Jatiyoso, Jumapolo, Jatipuro, Jumantono," terangnya. (Ais)