Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita PSIS

Soal Pemain Timnas Naturalisasi, Yoyok: Secara Hukum Sah! Mereka Punya Darah Indonesia

Program naturalisasi atau perpindahan status kewarganegaraan sejumlah pemain keturunan di kubu Timnas Indonesia kerap menemui pro dan kontra dari seju

Tribun Jateng/ Franciskus Ariel Setiaputra
CEO PSIS Semarang yang juga anggota DPR RI Komisi X, Yoyok Sukawi menyebut program naturalisasi yang dilakukan PSSI sejauh ini merupakan langkah yang sah dan penting dilakukan untuk peningkatan prestasi Tim Nasional Indonesia. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Program naturalisasi atau perpindahan status kewarganegaraan sejumlah pemain keturunan di kubu Timnas Indonesia kerap menemui pro dan kontra dari sejumlah pihak.

CEO PSIS Semarang yang juga anggota DPR RI Komisi X, Yoyok Sukawi menyebut program naturalisasi yang dilakukan PSSI sejauh ini merupakan langkah yang sah dan penting dilakukan untuk peningkatan prestasi Tim Nasional Indonesia.

Seperti diketahui, Timnas Indonesia yang saat ini berlaga di Piala Asia 2023 menggunakan sejumlah pemain keturunan yang telah melalui proses naturalisasi.

Mereka di antaranya yakni Jordi Amat, Shayne Pattinama, Justin Hubner, Ivar Jenner, dan Sandy Walsh.

"Terkait naturalisasi yang ada di PSSI, saya selaku anggota komisi X menyampaikan bahwa pertimbangan dari Komisi X, pandangan kami terhadap naturalisasi itu sebenarnya sangat beragam. Tapi sebagian besar memang menyetujui terkait naturalisasi, karena pertimbangannya satu, kita ingin percepatan prestasi baik itu untuk di Piala Dunia maupun Piala Asia," ujar Yoyok.

Yoyok menegaskan, naturalisasi yang dilakukan kepada para pemain tersebut juga untuk memperjuangkan hak mereka untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia.

"Yang kedua kami punya anggapan bahwa anak-anak yang dinaturalisasi ini memang dia punya hak untuk menjadi warga negara Indonesia, karena mereka punya darah Indonesia dari ayah, atau ibunya," ujar Yoyok.

"Maka mereka secara hukum baik internasional maupun nasional punya hak menjadi warga negara Indonesia dan punya hak ikut berjuang  membela merah putih. Inilah yang jadi alasan Komisi X menyetujui naturalisasi tersebut," katanya.

Kebijakan PSSI untuk menaturalisasi pemain keturunan ini justru kerap mendapat cibiran dari sejumlah pihak yang dianggap tidak mengutamakan hasil pembinaan dalam negeri.

Yoyok menyebut, hal itu seharusnya tak perlu dilakukan. Termasuk membeda-bedakan asal-usul pemain.

"Untuk kawan-kawan pemain lokal tidak usah berkecil hati dan juga pelatih dan official. (Juga) Tidak usah dikotomi lokalpret, pemain naturalisasi dan lain-lain. Bahkan ada yang menyebut sekalian saja wasitnya dinaturalisasi, pengurus PSSI, DPRnya sekalian cari yang naturalisasi tidak usah begitu," ungkapnya.


Yoyok menyebut, persaingan di kancah internasional juga semakin ketat, terbukti bukan hanya Timnas Indonesia yang melakukan naturalisasi, namun juga negara-negara lain. Sehingga, ia meminta agar pemain lokal tidak berkecil hati dengan adanya program naturalisasi ini.


"Kita melakukan ini karena persaingan di sana sangat ketat. Harus kita akui bahwa pembinaan di luar negeri, di eropa itu lebih baik dari Indonesia. Makanya anak-anak di luar negeri, atau anak-anak keturunan di luar negeri itu standarnya memang tinggi. Tidak usah berkecil hati (untuk pemain lokal--red)," katanya.

Yoyok lalu mencontohkan sejumlah produk PSIS yang tetap mampu bersaing di Timnas Indonesia meski Timnas Indonesia diisi sejumlah pemain keturunan yang berkarir di Eropa.

"Saya ambil contoh pemain PSIS, Wahyu Prast itu kecil belajar di desanya, lalu ke Liga 2, lalu ke Liga 1, sekarang dipanggil ke Timnas. Pratama Arhan juga, belajar dari Blora, di Semarang.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved