Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

guru berkarya

Ayo Membilang Benda di Sekitar dengan Puzzle

Anak usia Pra-Taman Kanak-Kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada rentang usia 0-6 tahun mengalami perkembangan yang sangat fundamental

Editor: Editor Bisnis
IST
Tasliyah, S.Pd., TK Negeri Pembina Kabupaten Pemalang 

Oleh: Tasliyah, S.Pd., TK Negeri Pembina Kabupaten Pemalang

Anak usia Pra-Taman Kanak-Kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada rentang usia 0-6 tahun mengalami perkembangan yang sangat fundamental dan pesat. Proses ini menjadi fase yang krusial bagi kehidupan anak usia dini Pendidikan anak usia dini yang masuk dalam jalur formal, seperti Taman Kanak-Kanak (TK), memberikan kesempatan untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan yang meliputi aspek fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral, kognitif, dan nilai-nilai agama. Anak usia dini akan menangkap dan mempelajari semua objek yang ditemuinya dalam proses kehidupannya. Fase ini menjadi waktu yang tepat untuk mengembangkan potensi anak secara menyeluruh, termasuk dalam aspek kognitif seperti kemampuan membilang.

Asri Budiningsih (2003 : 26) menjelaskan bahwa membilang merupakan salah satu bagian dari konsep matematika yang dapat dikenalkan pada anak usia dini. Belajar membilang akan mendukung anak dalam hal seperti kemampuan membilang benda, membilang angka, mengurutkan lambang bilangan dan menghubungkan lambang bilangan dengan benda.Kemampuan membilang melibatkan pengenalan angka dan kemampuan untuk menyebutkan bilangan tanpa harus memahami lambang bilangan yang menyertainya. Dalam perkembangannya, anak-anak TK menggunakan konsep angka dalam kegiatan berhitung, sehingga penting untuk memberikan mereka peluang untuk mengembangkan kemampuan membilang dengan metode dan media yang sesuai.

Namun, realitas di TK Negeri Pembina Kabupaten Pemalang menunjukkan bahwa kemampuan membilang anak-anak belum mencapai harapan. Banyak anak mengalami kesulitan dalam menyebutkan angka, terutama saat membilang angka 1-10. Selama kegiatan membilang acak, kemampuan anak juga masih kurang baik. Permasalahan ini disebabkan oleh penggunaan metode menghafal dalam pengenalan kemampuan membilang oleh pendidik.

Dalam rangka mengatasi permasalahan ini, metode bermain puzzle dapat dijadikan solusi. Novan Ardy Wiyani dan Barnawi (2012:88) mengungkapkan bahwa pembelajaran berorientasi pada anak usia dini harus disesuaikan dengan tingkat usia anak, menantang minat dan kemampuan anak, serta memberikan kegiatan yang sesuai dengan usia mereka. Bermain puzzle adalah salah satu bentuk permainan yang dapat meningkatkan kemampuan membilang, di mana anak diajak untuk menyusun kepingan puzzle dan secara berulang-ulang melibatkan kegiatan membilang. Bermain puzzle telah dilaksanakan di TK Negeri Pembina Kabupaten Pemalang dimulai dengan menyediakan gambar yang menampakkan angka dari 1 sampai 10. Angka dibuat yang menarik agar anak semangat belajar. Guru membuat kelompok kecil dengan masing-masing diberikan gambar angka tiap kelompok. Gambar angka diacak agar kelompok berusaha menyusun. Guru memberikan waktu dan kesempatan untuk berkompetisi membilang dengan mengurutkan angka. Setelah selesai, anak diberikan reward yang sederhana sebagai bagian dari apresiasi kepada anak.

Bermain puzzle di TK Negeri Pembina Kabupaten Pemalang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan membilang anak-anak. Hasilnya terlihat dari peningkatan kelancaran anak-anak saat membilang setelah bermain puzzle. Anak-anak lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran membilang karena metode ini dilakukan melalui bermain puzzle. Guru dapat memvariasikan permainan sesuai dengan kebutuhan anak, menggunakan puzzle yang ramah anak dan terbuat dari bahan bekas untuk meningkatkan kreativitas. Dengan demikian, bermain puzzle tidak hanya efektif namun juga memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak-anak.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved