Berita Pati
Kabupaten Pati Berhasil Melampaui Target Imunisasi Polio pada Program Sub PIN
Program Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kabupaten Pati sukses melampaui target dengan mencapai 104 persen dari 95 persen
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Program Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio yang dilaksanakan di Kabupaten Pati tergolong sukses.
Dari total 128.526 anak usia 0-7 tahun yang menjadi sasaran imunisasi Novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) ini, Kabupaten Pati telah melampaui target.
Untuk diketahui, Sub PIN Polio dilaksanakan dalam rangka menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio, menyusul temuan kasus lumpuh layu di Kabupaten Pamekasan dan Sampang, Jawa Timur, serta Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dalam program ini, dilakukan pemberian imunisasi tambahan polio terhadap anak tanpa memandang status imunisasi polio sebelumnya.
Sub PIN Polio dilaksanakan serentak di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta) dalam dua putaran. Setiap putaran dilakukan dalam satu pekan.
Putaran pertama digelar 15-21 Januari 2024, dan putaran kedua 19-25 Februari 2024.
"Putaran pertama sudah selesai, dan pekan ini dilanjutkan dengan sweeping. Kemungkinan ada anak yang belum terimunisasi karena sedang bepergian atau batuk pilek, pekan ini kami melakukan sweeping (pemberian imunisasi susulan)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, Aviani Tritanti Venusia, di ruang kerjanya, Rabu (24/1/2024).
Terhitung sejak Selasa (23/1/2024), katanya, pihaknya sudah melampaui target dari pemerintah pusat.
"Di Kabupaten Pati sudah mencapai target dari pusat. Kita sudah mencapai 104 persen dari target 95 persen," katanya.
Dia berharap pencapaian itu masih bisa meningkat pada putaran kedua nanti.
"Harapannya semua anak bisa mendapatkan vaksinasi polio," ucapnya.
Aviani mengatakan sampai saat ini pihaknya tidak menemukan adanya orang tua yang menolak anaknya diberi vaksin polio.
"Karena pemberian vaksinnya relatif mudah, rasanya enak, tidak membuat anak sakit, tidak berdampak. Berbeda dengan imunisasi Covid-19 yang harus disuntik, ada efek meriang, orang mungkin menghindar," ucapnya.
Menurut Aviani, warga Pati justru berbondong-bondong mengantarkan anak-anak mereka untuk mendapatkan vaksin oral ini.
"Mereka tidak ingin kualitas kesehatan anak-anak mereka terganggu," ucapnya.
Selain pemberian vaksin, pihaknya juga melakukan upaya pencegahan polio dengan mengimbau agar masyarakat memiliki perilaku hidup bersih dan sehat. Terutama dengan tidak buang air besar sembarangan (BABS).
"Kami tetap berupaya mencegah, mengimbau masyarakat untuk membuat jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Tapi yang lebih penting adalah perilakunya. Karena untuk membuat jamban sendiri dibutuhkan lahan dan biaya, tidak semua orang bisa, maka yang lebih penting adalah perilakunya tidak BABS, entah dia berada di jamban umum atau di rumah tetangganya," katanya.
Aviani mengatakan masyarakat Kabupaten Pati sudah mencapai status Open Defecation Free (ODF). Artinya, mereka sudah memiliki kesadaran untuk buang air besar di jamban. Kesadaran ini yang berusaha dijaga oleh pihaknya. (mzk)
Janji Bantuan Stimulan Gagal Panen untuk Petani Pati Oleh Jokowi Sejak 2023 Belum Cair hingga 2025 |
![]() |
---|
Lelah Menunggu Bantuan Puso Rp 45 Miliar: Petani Korban Banjir Pati Geruduk BNPB |
![]() |
---|
Ini Alasan Gerindra Tidak Bisa Usulkan Pemecatan Bupati Pati Sudewo |
![]() |
---|
Seni Bela Diri Gongcik & Terbang Jawan dalam Peringatan Maulid Nabi di Pati Bentuk Akulturasi Budaya |
![]() |
---|
Anggota Pansus Hak Angket Pati Dirombak, Jadwal Pemanggilan Bupati Sudewo Ditunda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.