Berita Semarang
Gus Men Klaim Indonesia Bisa Menjadi Poros Utama Atasi Konflik Global
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengeklaim Indonesia bisa menjadi poros utama dalam penyelesaian konflik kemanusiaan global.
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengeklaim Indonesia bisa menjadi poros utama dalam penyelesaian konflik kemanusiaan global.
Pria yang akrab disapa Gus Men mengatakan keberagaman agama dan budaya di Indonesia bisa menjadi contoh sekaligus laboratorium keislaman dalam mewadahi masyarakat multikultural.
“Dengan kompleksitas yang ada, sudah sepantasnya Indonesia menjadi laboratorium dalam studi Islam dan sekaligus studi agama,” kata Gus Men saat menutup gelaran AICIS 2024 di Hotel Padma Semarang, Sabtu (3/2/2024) malam.
Menurut Gus Men, Indonesia terus menguatkan moderasi beragama sebagai langkah konkret menghindari konflik kepentingan agama.
Ia yakin jika setiap permasalahan bisa terselesaikan dengan melihat kembali ajaran agama secara universal. Bahkan, tragedi kemanusiaan mengerikan pun bisa diatasi.
"Kita semua ini kalau kembali ke ajaran agama universial saya yakin masalah sehari-hari yang kita hadapi yang bahkan menjadj kasus dunia termasuk genosida, holopos, tragedi-tragedi kemanusiaan lain bisa hilang kalau kita kembali ke nilai-nilai universal agama,"
"Kita harap, penguatan moderasi beragama bisa menjadi kontribusi Indonesia dalam menjawab persoalan kontemporer dan menjaga perdamaian dunia." ungkap Gus Men
Meskipun gelaran AICIS 2024 telah selesai dan menghasilkan Piagam Semarang, Gus Men tetap meminta akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) memberikan arah kajian agama yang humanis, dan berpijak pada hasil-hasil riset dunia Islam yang mumpuni.
Menurutnya, agama tidak hanya sebagai sumber ketenangan spiritual. Melainkan bisa digunakan pendorong perubahan positif dalam masyarakat.
“Harus disadari bahwa dalam menghadapi krisis kemanusiaan, perlu ada upaya serius untuk merekonseptualisasi peran agama agar lebih inklusif, responsif, dan progresif,” papar Gus Men.
Untuk menghadirkan peran agama dalam menjawab krisis kemanusiaan, Gus Men menekankan pentingnya pemahaman dasar tentang agama.
“Agama sejatinya bukan hanya tentang keyakinan pribadi, tetapi juga tentang bagaimana keyakinan tersebut memberi sumbangan nyata dalam mengatasi krisis kemanusiaan,” sambungnya.
Gus Men melanjutkan, ajaran agama juga perlu dipahami sebagai gerakan kemanusiaan bersama.
Menurutnya, gerakan nyata mampu menerjemahkan nilai agama dalam pendekatan holistik yang memadukan nilai-nilai spiritual.
"Upaya konkret dalam merespons krisis kemanusiaan yang bisa dilakukan misalnya mobilisasi sumber daya agama, promosi kolaborasi antaragama untuk perdamaian, dan advokasi perdamaian, keadilan, dan hak asasi manusia," jelas Gus Men.
Jejak Gedung Kawasan Kota Lama Semarang yang Terbakar, Bagian dari the Big Five di Awal Abad 20 |
![]() |
---|
Jurnalis FC Gandeng SSB Emerald Semarang di HUT ke-3, Satukan Kebersamaan di Lapangan Hijau |
![]() |
---|
Harga Beras Medium di Semarang Tembus Rp15 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Percontohan Nasional, Koperasi Merah Putih Gedawang Tembus Omzet Rp 69 Juta dalam 1,5 Bulan |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Anjurkan Pedagang Kelontong Kulakan di Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|