Travel
Rekomendasi Kuliner Lentog Tanjung Khas Kudus, Rp 6 Ribu Perporsi Sudah Ada Sejak Puluhan Tahun
Kuliner Lentog Tanjung sebagai satu di antara makanan khas Kabupaten Kudus masih menjadi primadona di kalangan masyarakat.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kuliner Lentog Tanjung sebagai satu di antara makanan khas Kabupaten Kudus masih menjadi primadona di kalangan masyarakat.
Harga yang murah dengan isian makanan cukup lengkap menjadikan Lentog sebagai kuliner merakyat bagi para pecintanya.
Di Kabupaten Kudus, terdapat sentra lentog berada di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati.
Di dalamnya terdapat belasan pedagang lentog dari kalangan warga sekitar. Satu di antaranya adalah Muntiah (39).
Sentra lentog tersebut kerap menjadi jujukan masyarakat dari luar daerah yang ingin mencicipi salah satu makanan khas Kota Kretek itu.
Biasanya ramai pengunjung ketika weekend sejak pagi hingga siang hari.
Soal harga, lentog tanjung dijual Rp 6.000 per porsi. Isiannya cukup variatif, mulai dari lontong yang dipotong-potong kecil, tahu, tempe, olahan sayur nangka muda, disiram dengan kuah santan.
Bisa juga ditambah telur bacem, aneka sate-satean, kerupuk, dan beberapa jenis makanan pendamping lainnya.
Saat ditemui di kiosnya, Muntiah mengatakan, usaha lentog tanjung yang ditekuni merupakan warisan dari keluarga. Diperkirakan sudah berlangsung lebih dari 25 tahun sejak pertama kali jualan keliling.
Dia menyebut, awal mula usaha lentog dirintis oleh orangtua suaminya dengan cara dipikul berkeliling sampai ke Kota Kudus.
Kala itu sistem penjualan lentog belum terpusat pada satu wilayah, sehingga masing-masing pedagang harus berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya.
"Awalnya waktu keluarga suami saya jualannya harus keliling sampai ke kota. Kemudian diteruskan suami sampai akhirnya jualan menetap di sentra lentog," terangnya, Minggu (4/2/2024).
Dia menyebut, kuliner lentog cocok untuk menu sarapan pagi dan siang hari.
Terkadang ada konsumen yang makan lebih dari satu porsi, terutama saat waktu makan siang hari.
Pada hari-hari biasa lentog buatan Muntiah bisa laku hingga 200 porsi.
Ketika momen weekend bisa terjual dua kali lipat dari hari biasa.
Muntiah saat ini jualan dibantu oleh karyawan di kios lentog. Sementara suaminya bantu memasak di rumah untuk dibawa ke kios lentog.
Dia berharap, lentog sebagai makanan khas Kabupaten Kudus tetap diminati masyarakat sebagai makanan yang merakyat.
Supaya kuliner lentog bisa bertahan di tengah-tengah gempuran beragam jenis kuliner masa kini.
"Alhamdulillah masih ramai peminatnya. Cocok untuk menu sarapan pagi, harga juga murah meriah," tuturnya. (Sam)
Segini Biaya Jasa Guide dan Porter untuk Muncak ke Rinjani, 3 Hari 2 Malam Mulai dari Rp 3 Juta |
![]() |
---|
Keseruan Wisata Tur Jip di Gunung Muria, Ada Paket Jelajah Kopi |
![]() |
---|
Travelinkcenter, Cara Akademisi Jadi Penghubung Digital antara Pelaku Pariwisata dan Wisatawan |
![]() |
---|
Raperda Kepariwisataan akan Mengatur Pengembangan Desa Wisata dan Kawasan Strategis |
![]() |
---|
Wahana Favorit Wisatawan Goa Terawang Ecopark Blora di Momen Libur Lebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.