Kuliner
Cita Rasa Gudeg Koyor Mbok Sireng, Laris Manis di Hari Pertama Waroeng Semawis Dibuka Kembali
Antusiasme pengunjung terhadap pembukaan kembali Waroeng Semawis tak hanya dirasakan dari keramaian pengunjung.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Antusiasme pengunjung terhadap pembukaan kembali Waroeng Semawis tak hanya dirasakan dari keramaian pengunjung, tetapi juga dari penjual yang merasakan langsung lonjakan pembeli di hari pertama.
Satu di antaranya, Ambar (67) penjual Gudeg Koyor Mbok Sireng, yang mengaku dagangannya nyaris ludes hanya dalam waktu dua setengah jam.
"Tadi saya buka jam 6 lebih (18.00 WIB). Ini sudah habis (20.30)," kata Amba, generasi kedua Gudeg Koyor Mbok Sireng di kawasan Waroeng Semawis, Sabtu (4/10/2025).
Baca juga: Waroeng Semawis Semarang Kembali Dibuka, Ini Respons Warga
Baca juga: Ramai Lagi! Waroeng Semawis Diserbu Pengunjung, Wali KotaSemarang: Aku Jajan Siomay dan Cakue

Ambar menyebut, dirinya menyiapkan sekitar 7 kilogram nasi, 4-5 kilogram telur, dan 4 kilogram koyor untuk pembukaan malam itu.
Semua habis diserbu pengunjung yang datang memadati kawasan Pecinan Semarang.
"Laris. Biasanya jam 10 (22.00) habisnya," tambahnya dengan senyum puas.
Gudeg Koyor Mbok Sireng memang sudah lama dikenal pengunjung Waroeng Semawis. Ambar bercerita, sebelumnya ia biasa berjualan di titik yang berbeda, namun tetap menjadi bagian dari jajaran kuliner legendaris yang menghiasi kawasan tersebut setiap akhir pekan.
Mengenai perbedaan antara masa sebelum pandemi dan sekarang, Ambar menyebut momen pembukaan kali ini terasa lebih meriah.
“Kalau tahun kemarin agak sepi. Tapi karena ini pertama kali buka lagi setelah vakum lama, jadinya ramai sekali. Harapannya ya semoga terus ramai begini,” ungkapnya.
Untuk seporsi nasi gudeg koyor, Ambar mematok harga Rp25.000, sedangkan tanpa telur dijual seharga Rp20.000. Menurutnya, sebagian besar pembelinya merupakan warga asli Semarang yang sudah mengenal rasa khas gudeg buatannya.
“Pembeli kebanyakan warga Semarang," ungkapnya.
Pembukaan kembali Waroeng Semawis tak hanya disambut antusias oleh pengunjung, tapi juga menjadi peluang baru bagi pelaku usaha kuliner untuk memperkenalkan produknya.
Di antaranya diakui Lia Nurida (43), penjual nasi kebuli, teh jumbo, dan telur asin produksi rumahan yang baru pertama kali bergabung dalam gelaran kuliner malam khas Semarang ini.
Ditemui di lapaknya, Lia mengaku senang dengan sambutan positif dari pengunjung.
“Alhamdulillah banyak peminatnya. Meskipun nasi kebuli ini bukan makanan yang umum di Chinese area, ternyata banyak peminatnya,” ujarnya di lapaknya.
Mencicip Cita Rasa Unik Teh Bunga Kopi, Inovasi Minuman Sehat Dari Kampoeng Kopi Banaran |
![]() |
---|
Rekomendasi Kuliner untuk Menjamu Klien Bisnis: Perpaduan Rasa dan Suasana yang Tepat |
![]() |
---|
Rekomendasi Kuliner Khas Jepara, Lontong Gebyur Seporsi Cuma Rp 10 Ribu |
![]() |
---|
Rekomendasi Kuliner Receh di Tegal, Cuma Sepuluh Ribu, Rasa Gurih Asin Segar |
![]() |
---|
Sensasi Makan Bareng Selera Nusantara, Beragam Menu dalam Satu Paket |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.