Berita Kudus
Simbol Kebahagiaan, Kue Keranjang Panjunan Laris Saat Hari Imlek
Mendekati perayaan tahun baru Imlek, kuliner kue keranjang menjadi makanan yang paling di cari saat perayaan Imlek.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Mendekati perayaan tahun baru Imlek, kuliner kue keranjang menjadi makanan yang paling di cari saat perayaan Imlek.
Kue Keranjang makanan khas masyarakat Tionghoa yang seringkali muncul saat tahun baru cina. Makanan ini terbuat dari tepung dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan legit.
Tidak hanya masyarakat Tionghoa saja, bahkan masyarakat di Indonesia merasa tidak lengkap bila tak ada kudapan khas Tionghoa saat momen perayaan tahun baru.
Saat momen Imlek, kue keranjang yang memiliki tekstur legit dan manis itu dibagikan kepada saudara, rekan, tetangga, atau pun teman dengan makna atau simbol kebahagiaan.
Di Toko Kue Panjunan Kudus, pesanan Kue Keranjang mulai ramai sejak H-7 perayaan Imlek.
"Biasanya saya beli memang untuk dibagikan ke tetangga, atau ke teman bahkan warung langganan kadang malah mengingatkan, kok ga bagi kue keranjang gitu," kata Go Tik Jong, pembeli Kue Keranjang di Toko Kue Panjunan Kudus, Selasa (6/2/2024).
Go Tik Jong mengaku telah menjadi langganan Toko Kue Panjunan selama belasan tahun lamanya.
"Saya tahu sendiri, kalau di sini kue keranjangnya rasanya enak bahan-bahan yang digunakan juga asli tidak ada pengawet ataupun pemanis," ucapnya.
Sementara itu, Melani pemilik Toko Kue Panjunan Kudus mengatakan kudapan kue keranjang hanya aja saat momentum Imlek.
Biasanya sebelum Imlek hingga satu bulan sesudah Imlek. Untuk kenaikan jumlah pembeli berada pada H-7 Imlek.
"Kami memang buat kue keranjang itu musiman, mendekati Imlek dan sesudah Imlek. Sekarang ini sudah mulai ramai, karena bagi-bagi kue keranjang sebelum Imlek," jelasnya.
Melani mengatakan pada tahun ini, Toko Kue Panjunan mampu produksi 3-4 kwintal bahan kue keranjang.
Untuk membuat kue keranjang sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah membuat adonan dari tepung ketan dan gula, kemudian dicetak dan dikukus hingga 6 jam lamanya.
Mulanya, kue keranjang dicetak dengan menggunakan anyaman bambu berbentuk keranjang. Akan tetapi, kini mencetak kue keranjang bisa menggunakan cetakan dari bahan alumunium.
"Kalau ukurannya ada yang 250 gram, 500 gram, 1 kilogram, dan mini dengan varian rasa frambos, pandan, vanila, dan cokelat," paparnya.
Satu kilo kue keranjang dipatok seharga Rp 44 ribu dengan berbagai pilihan rasa. Melani mengatakan, bahwa kue keranjang yang dia buat banyak diminati oleh masyarakat.
"Saya sudah generasi ke tiga, biasanya pesanan datang dari mana saja. Dari Kudus sendiri, kemudian sekitaran Pati, Jepara, Semarang, Boyolali bahkan sampai Surabaya, Jakarta dan Bandung," ujarnya.
Pilu, 3 Warga Kudus Ditemukan Terpasung di Kamar Rumah, Alami Gangguan Kejiwaan Akut |
![]() |
---|
Curhat Putri Pencari Kerja di Job Fair UMK 2025, Gagal Berikan CV Meski Sudah Jajaki 10 Perusahaan |
![]() |
---|
Jerit Petani Tembakau di Kudus: Panen Melimpah, Jualnya Susah |
![]() |
---|
Tahun Ini Pemkab Kudus Bantu Perbaikan 32 Rumah Tidak Layak Huni |
![]() |
---|
Kudus Borong Penghargaan Lomba TMMD ke-125 Nasional, Ada Dandim, Wabup, dan Wartawan Tribun Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.