Berita Jateng
Jaga Harga Beras dan Gula, Jadi Perhatian Jawa Tengah Untuk Kendalikan Laju Inflasi 2024
Beberapa komoditas pada volatile food diproyeksikan masih menjadi perhatian dalam menjaga laju inflasi di Jawa Tengah pada tahun 2024 ini.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Beberapa komoditas pada volatile food diproyeksikan masih menjadi perhatian dalam menjaga laju inflasi di Jawa Tengah pada tahun 2024 ini.
Komoditas itu yakni beras dan gula pasir yang menghadapi tantangan pada rantai nilai global (global value chain).
Baca juga: Tekan Inflasi di Solo, Gerakan Pangan Murah Bakal Digelar Bergilir ke Tiap Kelurahan
"Volatile food masih terganggu oleh global value chain atau proteksi ekspor pangan oleh sejumlah negara. Gangguan logistik global akibat perang menyebabkan harga-harga pangan tinggi dan beberapa negara melakukan proteksi.
Bahan pangan yang kemungkinan besar akan dikuota oleh negara produsen antara lain adalah beras dan gula," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra saat media briefing di Semarang, Rabu (7/2/2023).
Rahmat di sisi itu menyebutkan, pihaknya tetap optimistis perekonomian Jawa Tengah tetap tumbuh positif tahun ini, dengan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan akan berada pada sasaran 2,5±1 persen.
Rahmat mengatakan, untuk menjaga inflasi Jawa Tengah berada pada rentang sasaran, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah berkoordinasi melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah.
Menurutnya, di antara upaya itu adalah melalui kios Pandawa Kita (Pangan Aman Tersedia Untuk Warga Kita).
Kios yang sebelumnya diresmikan di Pasar Kanjengan Semarang pada pertengahan November 2023 lalu itu akan direplikasi kepada delapan kota/kabupaten IHK lain di provinsi ini.
"Setelah (Pandawa Kita) kami buka, inflasi beras di Semarang pada November-Desember turun cukup dalam.
Berdasarkan keberhasilan Kota Semarang menggunakan toko Pandawa Kita, PJ Gubernur Jawa Tengah mengeluarkan surat instruksi kepada 8 kota/kabupaten yang dihitung inflasinya untuk mereplikasi model bisnis kios Pandawa Kita," ujar Rahmat.
Disebutkan, model bisnis kios Pandawa Kita ini memotong mata rantai distribusi, di mana pengelolanya adalah BUMP (Badan Usaha Milik Petani).
Kemudian kios seperti di Pasar Kanjengan Semarang adalah dari pemerintah kota.
"Toko Pandawa Kita membeli langsung ke Gapoktan (gabungan kelompok tani) yang ada di Kabupaten Semarang dan bertambah belinya tidak hanya di Kabupaten Semarang, di Kabupaten Magelang juga ada.
Kalau direplikasi ke delapan kota/kabupaten lain bisa membeli ke seluruh Gapoktan di Jateng, jadi belinya tidak ke pengepul - kalau ke pengepul, (harganya) cukup tinggi," jelasnya.
Di sisi itu Rahmat juga berharap kedepan tidak hanya beras dan gula, melainkan juga semua produk pangan yang masuk volatile food.
Ternyata Eks Kapolsek Mijen Semarang Kompol Ady Pratikto Pernah Terlibat Skandal Perselingkuhan |
![]() |
---|
57.331 Orang di Jateng Telah Memanfaatkan Program Speling |
![]() |
---|
Panjat Tebing Jateng Amankan 1 Emas di Ajang Pomnas XIX |
![]() |
---|
Jaga Stabilitas Harga, Pemprov Jateng Fasilitasi Kredit Murah bagi Petani Cabai |
![]() |
---|
Biddokes Polda Jateng Gelar Pelatihan dan Pengawasan Food Safety Program Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.