Berita Jateng
Kisah Sudarsih Korban Banjir Demak, Bertahan di Atap hingga Tengah Malam, Kelaparan Kedinginan
Inilah kisah para korban banjir di Karanganyar Demak yang kini mengungsi di Kabupaten Kudus
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Inilah kisah para korban banjir di Karanganyar Demak yang kini mengungsi di Kabupaten Kudus.
Bukan saja warga yang punya kisah.
Tim penyellamat juga punya kendalanya.
Kini ratusan pengungsi menempati posko pengungsian yang dibuka di Kabupaten Kudus yaitu di Posko Jembatan Tanggulangin, di Terminal Induk Jati, dan Balai Desa Jati Wetan.
Baca juga: Cegah Banjir Susulan, BPBD Kabupaten Semarang Bangun Tanggul Sungai Sementara di Bawen
Baca juga: SAH! Harga BBM Terbaru Seluruh Indonesia Mulai Hari Ini Sabtu 10 Februari 2024, Cek JAWA BALI DIY
Para pengungsi merasa aman ketika dirinya dan keluarga berhasil dievakuasi oleh sejumlah petugas gabungan.
Pasalnya tingginya kondisi banjir membuat mereka was-was. Sebagian besar rumah mereka tenggelam hanya tinggal atap yang tersisa.
Salah seorang pengungsi di Terminal Induk Jati Kudus Supiah warga Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Demak mengisahkan, bahwa banjir terjadi begitu cepat pada Kamis 8 Februari 2024. Belum sempat dia menyelamatkan diri ketinggian banjir sudah setinggi leher orang dewasa.
“Jam 12 siang itu banjir arusnya deras. Terus naiknya cepat sekali. Pada pukul 4 sore saya bersama anak menyelamatkan diri ke rumah tetangga yang lantai dua,” kata Supiah.
Untuk menuju rumah tetangga yang lantai dua, Supiah dan anaknya harus membawa galon sebagai pelampung untuk menyelamatkan diri.

Sesampai di rumah tetangganya tersebut, dia merasa lega. Hal serupa juga dilakukan oleh sejumlah warga lainnya dengan menyelamatkan diri ke rumah lantai dua milik tetangga.
“Itu rumah tetangga lantai dua pakai kayu, penuh sekali. Warga pada menyelamatkan diri di situ, kondisi rumah sudah tinggal atap saja,” kata Supiah.
Setelah bertahan beberapa jam di rumah warga tersebut, akhirnya petugas gabungan mengevakuasi mereka pada pukul 23.00. Membawanya ke posko pengungsian di Kudus yang lebih aman.
Pengungsi lainnya Sudarsih yang juga warga Karanganyar malah lebih mengenaskan. Dia bertahan di atap rumahnya selama beberapa jam.
Kondisi banjir yang menenggelamkan rumahnya memaksa dia harus naik ke atap sejak sejak pukul 14.00.
Dia baru berhasil dievakuasi pada pukul 23.00 oleh petugas gabungan untuk dibawa ke pengungsian.
“Di atap rumah berjam-jam. Kondisi gelap, dingin, dan lapar. Untungnya ada petugas yang membawa kami memakai perahu karet,” kata Sudarsih.
Kini para warga korban banjir setidaknya sudah merasa aman. Banjir parah akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan di dua titik yang terjadi tempo hari di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar sampai saat ini belum ada tanda-tanda surut.
“Ketinggian air masih ajek, malah tambah tinggi. Harta benda semuanya tidak bisa diselamatkan,” kata Supiah.
Sementara itu Koordinator Posko Pengungsian di Terminal Induk Jati Kudus Arif Anggoro mengatakan, jumlah pengungsi sampai pagi ini Jumat 9 Februari 2024 di Terminal Induk Jati sudah mencapai 272 orang. Jumlah tersebut terdiri atas anak-anak sebanyak 13 orang, lansia 11 orang, dan balita 4 orang.
“Ini ada juga pengungsi yang pulang dijemput keluarga yang rumahnya di sekitar terminal,” kata Arif.
Pihaknya juga menggandeng Taruna Tanggap Bencana (Tagana) dari Dinas Sosial untuk pemenuhan makan pengungsi. Kemudian untuk kebutuhan obat-obatan, pihaknya dibantu oleh Dinas Kesehatan Kudus.
Kemudian data yang kami terima di Balai Desa Jati Wetan sampai pagi ini sudah ada 65 korban banjir Karanganyar yang mengungsi. Camat Jati Kabupaten Kudus Fiza Akbar memastikan jumlah ini akan terus naik mengingat masih ada sejumlah pengungsi baru yang datang.
“Ini jumlah pengungsi terus bertambah. Kami terus mendata, jumlahnya sudah sekitar 100-an,” kata Fiza. (*)
Melalui Buku Jawa Tengah Berani Mendunia, Strategi Ekspor Baru Diluncurkan di Hari Jadi ke-80 Jateng |
![]() |
---|
Petani Apresiasi Pemprov Jateng Pulihkan Lahan Pertanian Seluas 512 Hektar di Demak |
![]() |
---|
Kebahagiaan Rifan, Petani Demak: Lahan yang Dulu Terendam Kini Berpotensi 3 Kali Panen Setahun |
![]() |
---|
Lewat Buku “Jawa Tengah Berani Mendunia”, Strategi Ekspor Baru Diluncurkan di Hari Jadi ke-80 Jateng |
![]() |
---|
Demak Sumbang 8,89 Persen Produksi Padi Sepanjang Januari-Juli 2025 di Jawa Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.