Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Stok Beras Makin Langka di Ritel karena Suplai Dibatasi, Pembelian Maksimal 1 Pack Per Orang

Pengusaha ritel kesulitan mendapatkan beras premium lokal kemasan 5 kilogram lantaran keterbatasan suplai dari supplier.

Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Budi Susanto.
Ilustrasi beras - Pengusaha ritel kesulitan mendapatkan beras premium lokal kemasan 5 kilogram lantaran keterbatasan suplai dari supplier. 

Eks Direktur Utama ID Food itu menyebut bahwa pemerintah tidak mengeluarkan peraturan tertulis apa-apa terkait dengan kebijakan pembatasan ini. Kebijakan ini datang langsung dari pengusaha ritel, dalam hal ini para anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO).

"Enggak ada aturan tertulis. Itu kan kebijakan dari APRINDO juga. APRINDO ini kan juga perlu mengatur stoknya. Jangan nanti diambil 1-2 orang, ya habis itu (stoknya), yang lain enggak dapat," kata Arief.

Bantahan Pemerintah

Terpisah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membantah anggapan program bantuan sosial pangan telah membuat harga beras di tingkat pedagang melonjak dan stoknya menjadi langka.

Terlebih, ada pihak yang mengaitkan bansos pangan dengan kegiatan politik pada periode kampanye beberapa waktu lalu.

Menurut Erick, bansos merupakan program yang telah lama dijalankan oleh pemerintah. Di mana, program tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan. Dalam hal ini adalah masyarakat yang masuk ke dalam daftar Keluarga Penerima Manfaat. Sehingga, Erick menyimpulkan tak ada keterkaitan dengan dua hal tersebut.

"Program bansos itu berjalan sudah lama. Jadi saya juga bingung kenapa mesti diributin sekarang gitu, dan saya rasa untuk orang yang tidak perlu ya mungkin gampang bicara," papar Erick.

"Tetapi kalau masyarakat yang yang di bawah yang memerlukan, masa kita setop program-program seperti ini," sambungnya.

Erick menyamakan kehadiran program bansos pangan sama halnya seperti subsidi energi yang di setiap tahunnya dianggarkan oleh pemerintah. Yang tujuan utamanya untuk meringankan beban ekonomi masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Erick menegaskan tak pernah memberikan atau menyalurkan bansos pangan atas nama dirinya pribadi atau Kementerian BUMN. "Kita tidak pernah, saya pribadi tidak pernah melakukan bansos. Tetapi kalau intervensi pasar murah pada saat Covid pun kita melakukan dan tidak ada yang ribut," papar Erick.

"Jadi percayalah kebijakan ini memang diambil untuk melayani masyarakat yang tadi belum mampu," pungkasnya.

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai faktor pembatasan impor di sejumlah negara turut mempengaruhi stok beras di Indonesia. Trubus melihat harga beras di pasar global trennya meningkat. Disebabkan oleh larangan ekspor beras di India. Selain itu, sejumlah negara lain juga ditengarai lebih mengedepankan untuk menjaga stok pangan mereka, sehingga terjadi pembatasan impor.

"Persoalannya kemudian sekarang ini sebenarnya negara-negara yang selama ini memberikan impor pun sebenarnya ada masalah. Karena mereka membatasi ekspornya ke negara kita," ujar Trubus.

Selain itu, faktor di dalam negeri juga turut dipengaruhi beberapa hal. Misalnya, stok daerah-daerah yang menjadi lumbung padi didistribusikan ke daerah yang mengalami kekurangan stok. Trubus menengarai beberapa pihak menahan distribusi beras.

"Jadi ada daerah-daerah yang sebenarnya surplus berasnya itu. Tapi dia tahan nanti nunggu bulan puasa," kata Trubus.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved