Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Wonosobo

Mengaku Dipukul Ketua DPC Gerindra Wonosobo, Anak Caleg di Wonosobo Lapor ke Polisi 

Muhammad Aqil Mubarok (22) mengaku mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari Ketua DPC Gerindra Wonosobo.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: Muhammad Olies
Tribunjateng.com/Imah Masitoh 
Muhammad Aqil Mubarok (22) anak seorang caleg di Wonosobo menjalani perawatan medis di rumah sakit setelah mengaku mendapat tindakan kekerasan fisik dari Ketua DPC Gerindra Wonosobo, Jumat (16/2/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Muhammad Aqil Mubarok (22) mengaku mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari Ketua DPC Gerindra Wonosobo, Sumardiyo.

Aqil sapaan akrabnya, yang merupakan anak dari seorang calon legislatif Partai Gerindra bernama Miftah mengaku telah dipukul oleh Sumardiyo.

Bahkan tindakan kekerasan fisik yang dialaminya mengakibatkan luka di wajahnya hingga harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Kabar pemukulan anak caleg DPRD Kabupaten Wonosobo yang diduga dilakukan oleh Ketua DPC Gerindra Wonosobo ini sempat viral di grup-grup WhatsApp.

Baca juga: Penampakan Komisioner KPU Wonosobo Riswahyu Saat Diperiksa Bawaslu, Diduga Langgar Netralitas  

Baca juga: KRONOLOGI Tiga TPS di Wonosobo Berpotensi Lakukan Pemungutan Suara Ulang

Korban saat ditemui di RSUD KRT. Setjonegoro Wonosobo mengaku telah mendapat perawatan medis di rumah sakit selama 2 hari akibat peristiwa pemukulan tersebut.

Ia menjelaskan peristiwa pemukulan terjadi pada Rabu (14/2/2024) sekira pukul 01.00 dini hari di Kecamatan Kaliwiro, Wonosobo. 

Ia mengaku sempat dibuntuti oleh rombongan Ketua DPC Gerindra Wonosobo Sumardiyo sebanyak 4 mobil, sebelum akhirnya dihadang.

"Pas saya sudah muter dia langsung menghadang mobil saya, dia turun dari mobil dan langsung memukuli saya tanpa alasan apapun," ungkapnya.

Dalam kejadian itu, Aqil mengaku tidak mengetahui pasti penyebab pelaku sepihak memukulinya lebih dari satu kali.

"Saya tidak melakukan perlawanan, karena dia orang tua, saya menghormati, dan saya tidak membalas. Tapi memang sangat tidak dibenarkan kalau dia seorang ketua DPC juga anggota wakil DPRD Kabupaten Wonosobo melakukan hal seperti itu kepada saya anak kecil. Yang mungkin tidak pantas dilakukan oleh pejabat," jelasnya.

Akibat pemukulan itu, Aqil mengaku mengalami luka lebam di pipi sebelah kanan, leher, dan beberapa keluhan seperti pusing, mual, telinga berdenging, dan penglihatan kabur.

Atas tindakan fisik yang dialaminya dini hari itu, ia langsung dirawat di rumah sakit. Hingga saat ini ia telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

"Saya ingin proses hukum tetap berjalan, biar hukum yang menyelesaikan. Saya dari keluarga menerima ini karena ini memang ujian," tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Wonosobo Sumardiyo saat dikonfirmasi di kediamannya membantah tuduhan tersebut.

Ia mengatakan, kabar pemukulan Aqil oleh dirinya tidaklah benar. Ia menegaskan tidak pernah melakukan tindakan pemukulan apapun kepada Aqil.

"Katanya saya memukuli, berita itu sama sekali tidak benar, saya ngeplak juga engga, memukuli juga engga. Saksinya ada semua," tegasnya.

Namun demikian, ia membenarkan adanya pertemuan dengan Aqil pada dini hari itu.

Lebih lanjut dijelaskan, upaya menemui Aqil guna mengklarifikasi perihal informasi adanya dugaan intimidasi yang dilakukan Aqil kepada PAC Gerindra. 

Sumardiyo mengaku mendapat informasi adanya upaya untuk mengalihkan suara dari salah satu caleg kepada caleg lain yakni Miftah yang tak lain adalah orang tua Aqil.

"Saya menanyakan sama Aqilnya itu kenapa situ membawa preman datang ke PAC mengintimidasi, suruh mengalihkan suaranya Dwi (caleg) ke Miftah," jelasnya.

Pada saat itu, Sumardiyo mengaku hanya berniat memegang tangan Aqil dan memintanya untuk turun dari mobil guna menanyakan perihal informasi yang didapatnya.

"Saya hanya megang tangannya, tapi dia berontak. Tapi saya belum sampai megang tangannya. Dan pada waktu itu Miftah datang menyuruh Aqil visum dan opname. Namun Aqilnya bilang saya ngga papa ko suruh opname visum gimana wong saya sehat biasa. Tapi dipaksa bapaknya opname visum," terangnya.

Meskipun buntut kejadian ini tersebut ia dilaporkan ke pihak kepolisian, Sumardiyo mengaku siap mengikuti proses hukum yang akan berjalan.

"Saya belum ada panggilan. Saya menunggu panggilan dari Polres. Setalah itu pasti saya akan melapor balik karena saya tidak melakukan itu, karena saya difitnah seperti itu saya akan melaporkan balik," tandasnya. (ima)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved