Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

guru berkarya

Eksperimen Kukerjakan, Minat Belajar Kudapatkan

Minat belajar siswa adalah kecenderungan seorang peserta didik untuk melakukan kegiatan tertentu yang outputnya akan membuat mereka senang

Editor: Editor Bisnis
IST
Marfuah S, Pd., TK ABA 02 Kebumen Sukorejo 

Oleh: Marfuah S, Pd., TK ABA 02 Kebumen Sukorejo

Minat belajar siswa adalah kecenderungan seorang peserta didik untuk melakukan kegiatan tertentu yang outputnya akan membuat mereka senang dan tertarik. Minat dalam kegiatan belajar memiliki beberapa peranan penting, seperti meningkatkan konsentrasi atau perhatian, mendatangkan kegembiraan atau perasaan senang, memperkuat kemampuan siswa dalam mengingat, melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif, dan meminimalisir rasa bosan siswa terhadap pelajaran. Minat belajar siswa dapat berbeda-beda tergantung dari banyak faktor, seperti kepribadian, lingkungan, dan materi yang diajarkan. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai prestasi yang lebih baik daripada siswa yang minat belajarnya rendah. Asumsi tersebut selaras dengan pendapat Slameto (2013) yang menandaskan bahw3a minat belajar adalah suatu kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang aktivitas dalam belajarnya. Jika siswa memiliki minat belajar yang tinggi maka siswa akan merasa senang dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga akan berdampak positif pada prestasi belajar siswa.

Menurut Chistina Ismaniati (2019) faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa antara lain: kemampuan, mengacu pada kemampuan bawaan siswa untuk belajar dan memahami materi; sikap pada disposisi siswa terhadap mata pelajaran, apakah mereka menganggapnya menantang atau menarik; lingkungan, mengacu pada lingkungan fisik dan sosial tempat siswa belajar; fasilitas dapat menjadi penyebab menurunnya minat belajar karena keterbatasan sumber daya atau bahan bacaan; keadaan fisik dan psikologis; stimulus motivasi dari guru monoton; guru masih menggunakan metode pembelajaran yang lama dan tidak melibatkan sistem IT.

Fakta di lapangan menunjukan bahwa minat belajar siswa TK ABA 02 Kebumen Sukorejo Kabupaten Kendal belum optimal. Indikator dari pernyataan tersebut antara lain: anak masih suka bermain sendiri; masih suka berbicara sendiri saat guru menyampaikan materi; anak bersika acuh dalam belajar; aktivitas belajar dianggap sebagai beban; anak cepat lelah dan bosan dalam belajar. Apabila hal tersebut tidak diatasi dengan baik maka optimalisasi kompetensi siswa di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidak akan terwujud.

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan melaksanakan metode eksperimen dalam proses pembelajaran. Menurut Roestiyah (2001) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Dipilihnya metode tersebut dengan berbagai pertimbangan antara lain: siswa dapat belajar melalui pengalaman langsung; memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif dan realistis; dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa; membuat pembelajaran bersifat aktual; fakta atau data yang diperoleh siswa secara langsung mudah diingat; guru dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap sikap dan psikomotor; melatih kerja sama pada diri siswa karena metode eksperimen di sekolah biasanya dilakukan secara berkelompok; fakta atau data yang diperoleh siswa secara langsung mudah diingat; guru dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap sikap dan psikomotor; mempercepat kemajuan cara berpikir siswa dalam mengatasi masalah; berpotensi mendapatkan sebuah temuan baru yang sangat bermanfaat bagi siswa dan guru.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved