Berita Viral
Viral 10 Ketua RT dan 4 Ketua RW di Purworejo Mundur Setelah Pemilu 2024, Diduga Terkait Politik
Viral di media sosial 10 Ketua RT dan 4 Ketua RW di sebuah desa di Purworejo mundur secara serentak.
Namun demikian, kabar desas-desus itu ditepis dan dinyatakan tidak benar oleh Kepala Desa Wasiat, Sulit Sukesi.
“Ini hal biasa urusan saya dengan anak anak saya. Karna memang saya mudah sekali mengatakan sesuatu yang membuat mereka ngak suka."
"Tapi semua aman. Nggak ada hubunganya dengan politik,” kata Sulit Sukesi.
Dia mengaku, saat pemungutan suara, dirinya memang sempat marah-marah di TPS 04 karena banyak surat suara yang rusak, terutama surat suara DPRD Provinsi.
Di mana surat suara DPD yang calonnya tidak terlalu dikenal saja banyak yang nyoblos, tapi kenapa surat suara DPRD Provinsi tidak banyak yang nyoblos, dan menurutnya sia-sia karena negara menghabiskan triliunan untuk menggelar Pemilu.
“Saya berpikir apakah PPS tidak melakukan sosialisasi (agar surat suara tidak rusak) atau bagaimana. Kan eman-eman (sayang), setidaknya mereka bisa memilih dewan-dewan yang membantu desa,” ujarnya.
Diungkapkan, berdasarkan surat pengunduran diri yang diajukan para Ketua RT dan Ketua RW, alasan mereka mengundurkan diri adalah karena merasa tidak mampu mengemban amanah dan melaksanakan tugas serta tanggung jawab sebagai Ketua RT atau RW.
Setelah mendapat surat itu, Sukesi menyebut langsung mengumpulkan para Ketua RT dan RW untuk menanyakan alasan sebenarnya keputusan tersebut.
Namun, kala itu Ketua RT dan RW bersikukuh mundur.
“Ya saya terima surat mereka dengan lapang dada tapi belum saya tandatangani. Nanti akan saya kembalikan kepada masyarakat, apakah akan dilakukan pemilihan Ketua RT dan RW,” jelasnya.
Sukesi menduga keputusan pengunduran diri para Ketua RT dan RW di Desa Wasiat ada sangkut paut dengan sikap kepemimpinannya.
Sukesi mengaku memiliki sifat yang tegas dan ceplas-ceplos, sehingga terkesan galak saat dalam forum.
“Saya orangnya memang keras, kalau ngomong ceplas-ceplos dan saya di forum manapun sering bilang ‘kalau tidak bisa kerja, leren (berhenti)’. Mungkin itu yang membuat kesabaran mereka mentok sehingga memutuskan mengundurkan diri,” ucapnya.
Kata-kata pedas itu, lanjutnya, sengaja ia luncurkan karena ingin memacu semangat para Ketua RT dan RW dalam bekerja.
“Ketua RT dan RW kan kepanjangan tangan saya (Kades) di tengah masyarakat. Jadi saya inginnya mereka kerja sat-set karena banyak program yang ingin dikerjakan."
"Tapi karena umur jadi tidak bisa mengikuti. Sehingga dengan ini, saya malah ingin punya Ketua RT dan RW yang muda-muda,” terangnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Ketua RT dan 4 Ketua RW di Purworejo Mundur Usai Pemilu"
"Saya Syok" Edi Warga Ungaran Tiba-tiba Terima Akta Cerai dari Istri, Menduga Palsukan Dokumen |
![]() |
---|
Inilah Sosok Pendaki Gunung Tertua di Dunia, Taklukan Gunung Fuji di Usia 102 Tahun |
![]() |
---|
Nasib Guru di Sleman Setelah Viral Diminta Mencicipi MBG, Ikut Keracunan Bersama 378 Siswa |
![]() |
---|
Duduk Perkara Ustaz Evie Effendi Dilaporkan, KDRT hingga Ludahi Anak: Gegara Minta Uang Bulanan |
![]() |
---|
10 Fakta Kasus Rumah Hadi di Demak Dilelang Koperasi Gara-gara Utang Rp 20 Juta, Bunga Rp 56 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.