Pemilu 2024
Akhir Kisah Polah Caleg Gagal di Subang yang Nyalakan Petasan di Masjid dan Bongkar Jalan Desa
Polah calon legislatif (Caleg) gagal di Subang ini membuat resah warga. Ia bersama timnya nekat menyalakan petasan di menara masjid
TRIBUNJATENG.COM - Polah calon legislatif (Caleg) gagal di Subang ini membuat resah warga.
Ia bersama timnya nekat menyalakan petasan di menara masjid.
Bukan itu saja, Ia juga membongkar jalan desa.
Caleg tersebut bernama H Ahmad Rizal. Kelakuannya membuat geram warga Dusun Sengon, Desa Tambakjati, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang.
Baca juga: Mikhayla Histeris saat Disapa Fuji, Ternyata Fans Berat, Ardi Bakrie Sampai Kaget
Baca juga: Diduga Caleg Gagal Jadi Anggota DPRD, Timses Tutup Akses Jalan 2 Desa dengan Tembok
Kabar terbaru, setelah kejadian itu, kini terungkap keluarga caleg dan warga Tambakjati telah melakukan mediasi.
Aksi Caleg NasDem yang pernah menjabat ketua DPC Demokrat Subang akhirnya berhasil diredam oleh jajaran Muspika Patokbeusi, sebelum warga bertindak main hakim sendiri.
Diketahui, H Ahmad Rizal juga pernah menduduki jabatan sebagai wakil Ketua DPRD Subang Periode 2014-2019, tersebut
Berdasarkan keterangan Kapolsek Patokbeusi, AKP Anton Indra Gunawan, kondisi saat ini sudah kondusif di desa Tambakjati, aksi tidak terpuji caleg yang videonya viral di media sosial berlangsung akhir pekan lalu.
"Kami Muspika Patokbeusi dan keluarga Caleg tersebut bersama warga Tambakjati yang merasa dirugikan sudah melakukan mediasi dan sepakat tak akan membawanya ke jalur hukum," ujar Kapolsek Patokbeusi AKP Anton Indra Gunawan, Minggu(25/2/2024).
Menurut Anton, kedua belah pihak baik warga maupun keluarga Caleg sepakat tak akan menempuh jalur hukum karena pihak keluarga caleg bersedia mengganti semua kerugian akibat kegaduhan yang dibuat caleg tersebut
“Kedua belah pihak sepakat tidak akan menempuh jalur hukum dengan syarat pihak H Rizal bersedia bertanggungjawab atas perbuatannya yang tidak terpuji dan mengganggu ketertiban umum di desa Tambakjati,” katanya.
Bahkan kata Kapolsek Patokbeusi, pihak keluarga Ahmad Rizal juga memohon bantuan kepada pihak TNI-Polri untuk mendata kerugian, baik materil maupun immateril, warga Dusun Sengon, Desa Tambakjati akibat kegaduhan yang dibuat oleh Caleg tersebut.
"Sampai saat ini kami pihak Muspika masih mendata semua kerugian warga," ucapnya
"Setelah data kerugian didapat, lanjut Anton, pihak Muspika dan Pemdes Tambakjati akan mengambil langkah lebih lanjut terkait solusi penyelesaian ganti rugi," imbuhnya
Kapolsek Patokbeusi AKP Anton Indra Gunawan juga mengajak seluruh pihak untuk sama-sama menjaga kondusifitas pasca Pemilu 2024 ini.
Dalam kompetisi apapun, kalah menang sudah biasa.
"Kami imbau caleg yang menang jangan euforia yang berlebihan, yang kalah jangan bikin kegaduhan yang dapat menyebabkan terganggunya ketentraman dan ketertiban di masyarakat.
Mari kita sama-sama jaga kondusifitas dilingkungan kita masing-masing," katanya.
Seperti diketahui, H Ahmad Rizal Caleg NasDem No urut 7 Dapil 4 Subang yang meliputi Kecamatan Ciasem Patokbeusi dan Blanakan tersebut, seminggu lalu membuat kegaduhan setelah dirinya tak terima dengan hasil suaranya yang jeblok dan kalah oleh caleg pendatang baru, bahkan videonya viral di media sosial
Setelah mengetahui suaranya jeblok, H Ahmad Rizal bersama tim suksesnya melakukan aksi tidak terpuji dengan menyalakan petasan diatas menara masjid dan membongkar jalan desa yang sudah di beton olehnya lewat dana aspirasi selama H Ahmad Rizal menjabat 2 periode sebagai anggota DPRD Subang saat masih bernaung di Partai Demokrat.
Namun, Ahmad Rizal mudur dari partai yang membesarkannya tersebut menjelang detik-detik pendaftaran caleg ke KPU Subang.
Saat itu yang membuat H Ahmad Rizal mundur dari Demokrat karena kondisi pengurusan partai Demokrat Subang dan beberapa daerah lain saat itu sedang berkonflik, hingga akhirnya membuat Ahmad Rizal pindah ke Partai NasDem yang di pimpin oleh mantan Bupati Subang Eep Hidayat.
Rela Jual Ginjal untuk Dana Kampanye, Caleg Bondowoso Lemas, Cuma Raih 43 Suara: 'Akhirnya Tumbang'
Erfin Dewi Sudanto caleg DPRD Bondowoso pilu hanya raih suara kecil di Pemilu 2024.
Padahal sebelumnya Erfin Dewi Sudanto sempat jadi sorotan lantaran rela menjual ginjalnya untuk dana kampanye.
Erfin Dewi Sudanto mengaku rela menjual ginjalnya sebagai bukti tulus mengabdi kepada masyarakat.

Namun usaha Erfin Dewi nyatanya tak berbuah manis.
Kini, meski perhitungan suara masih berlangsung, caleg nomor urut 9 dapil Bondowoso 1, Jawa Timur, ini ternyata mendapatkan hasi real count cukup rendah.
Berdasarkan data si Rekap KPU pada Selasa (20/2/2024) pukul 15.16 WIB, caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu hanya memperoleh 43 suara.
Menurut Erfin, suara tersebut ia dapatkan dari tempat tinggalnya di Desa Bataan.
Efin curhat mengaku pasrah dengan suaranya, sebab ia sudah berusaha sangat maksimal.
Namun ia menyebut praktik politik uang dalam Pemilu 2024 ini memang tak bisa dihindari.
Mulai dari level caleg DPRD, DPR RI hingga DPD.
"Money politic tak bisa dihindari, sedangkan saya modal apa adanya, akhirnya tumbang," kata dia kepada Kompas.com via telepon, Selasa (20/2/2024).
Ia mengaku kalah dengan politik uang, walau sudah berusaha memikat hati masyarakat agar memilihnya.
Erfin sendiri bertarung di Dapil 1 Bondowoso dengan beberapa caleg petahana seperi Sinung Sudrajat dari PDIP dan Kukuh Raharjo dari Golkar.
Gagal saat pilkades
Erfin sempat menjadi kepala desa di Desa Bataan pada periode 2007-2013. Saat itu mendapat gaji Rp 450.000 dan di akhir jabatannya, naik menjadi Rp 1.050.000.
Saat menjadi kepala desa, ia sempat menjual rumah warisan orangtuanya untuk kegiatan desa dan ia pun mendapat penghargaan dari Bupati Bondowoso yang saat itu dijabat oleh Amin Said Husni.
Setelah masa jabatannya habis, Erfin kembali maju dalam pilkades. Namun ia mengaku dijegal sehingga tak lolos saat tahapan administrasi.
“Tahun 2021 kemarin saya nyalon lagi, tapi di Desa Kajar, tapi tidak jadi dan ada pada posisi nomor dua,” aku dia, Rabu (16/1/2024). Setelah gagal di pilkades, ia pun maju menjadi caleg.
Setelah gagal di pilkades, ia pun maju menjadi caleg.
Posisi di partai sempat digeser
Erfin bercerita sebelum maju menjadi caleg PAN, ia sempat didatangi salah satu ketua partai di Bondowoso yang menawarinya maju sebagai anggota DPRD.
Alasannya karena Erfin dikenal baik dan memiliki massa di daerah pemilihannya.
“Saat itu saya bilang apa adanya, saya sekarang tidak punya apa-apa, kondisi ekonomi saya ambruk total, mohon maaf jangan paksa saya nyaleg, karena biaya besar,” ungkap dia.
Saat itu ketua partai meyakinkan akan membantunya dengan berbagai program, hingga akhirnya Erfin pun sepakat untuk maju.
Namun dua bulan sebelum pemilihan, ia mendapatkan informasi jika poisisinya diganti oleh orang lain.
"Setelah terjun di lapangan, warga sudah banyak yang tahu saya mau maju di Pileg, setelah pemberkasan kurang dua bulan, saya tidak dikasih kabar, ternyata saya digeser, ada yang mengganti posisi saya,” papar dia.
“Setelah terjun di lapangan, warga sudah banyak yang tahu saya mau maju di Pileg, setelah pemberkasan kurang dua bulan, saya tidak dikasih kabar, ternyata saya digeser, ada yang mengganti posisi saya,” papar dia.
Ia kemudian bertemu dengan rekannya yang menjadi Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Kabupaten Banyuwangi.
“Besok paginya saya sowan ke ketua PAN, setelah bertemu beliau mengiyakan saya untuk maju sebagai Caleg,” jelas dia.
Rela Jual Ginjal
Sebelumya, viral aksi Erfin Dewi Sudanto, calon legislatif (caleg) di Bondowoso rela menjual ginjalnya menuai sorotan.
Erfin Dewi Sudanto mengungkapkan alasannya rela kehilangan salah satu ginjalnya untuk biaya kampanye di Pemilihan Umum Februari 2024 mendatang.
Erfin Dewi Sudanto.adalah warga Desa Bataan Kecamatan Tenggarang Bondowoso.
Ia maju sebagai caleg dari Partai PAN dengan Nomor urut 9 Daerah Pemilihan 1.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan lantaran dana kampanye yang dibutuhkannya cukup besar.
Erfin mengaku tak memiliki uang yang cukup untuk membiayai kampanyenya ke masyarakat.
Selain itu alasan lainnya, demi ia bisa duduk di kursi parlemen, meskipun ia harus kehilangan salah satu ginjalnya.
Keseriusannya ini ditunjukkannya dengan membuat surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani bahwa dirinya siap menjual ginjal.
"Surat pernyataan jual ginjal ini saya buat nantinya untuk biaya operasional dan biaya logistik untuk pemenangan calon legislatif," terang Erfin, dilansir dari Tribunjateng.com.
Ia bahkan sudah mempromosikan bahwa dirinya sudah siap untuk menjual ginjalnya, dan siapa saja yang berminat untuk segera menghubunginya.
Selain untuk biaya pemenangan kampanye, Erfin mengaku menjual ginjalnya sebagai bentuk dirinya rela mengabdi dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Intinya ini untuk mengabdi kepada masyarakat," kat Erwin.
Bahkan anak dan istri Erwin juga sudah menyetujui untuk menjual ginjalnya.
"Ginjal pun saya jual untuk membuktikan bahwa jiwa dan raga demi masyarakat Bondowoso," kata Erfin Dewi Sudanto.
Ia mengaku istri dan anaknya telah memberinya restu.
Nampak kini Erwin sudah sibuk memasang baliho dibeberapa tempat untuk mempromosikan bahwa ia maju menjadi caleg.
Baner dan baliho itu dibuatnya dari sisa tabungan yang dimilikinya.
Dirinya berharap kemenangan agar nantinya bisa merealisasikan janji-janji politiknya.
Membaca Ulang Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2024: Antara Antusiasme Elektoral dan Kejenuhan |
![]() |
---|
Inilah Sosok Rizqi Iskandar Muda Anggota DPRD Jawa Tengah Termuda Asal Batang, Dilantik Bareng Ayah |
![]() |
---|
Kisah Happy Franz Haloho, Dilantik Jadi Anggota DPRD 2024-2029 Meski Hanya Modal 94 Suara |
![]() |
---|
2 Caleg PDIP Ancam Kepung Gedung DPRD Karanganyar, Jika Tak Dilantik Sebagai Wakil Rakyat |
![]() |
---|
Komeng Raih 5.399.699 Suara, Ternyata Tak Otomatis Jadi Ketua DPD, Justru Malah Nama Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.