Berita Kudus
Habib Husein Ja’far Al-Hadar Ajak Anak Muda Kudus Produksi Konten Keunikan dan Tradisi Kudus
Kesan pertama yang dirasakan Habib Husein Ja’far Al-Hadar saat datang ke Kudus yaitu tradisi dan toleransinya.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Kesan pertama yang dirasakan Habib Husein Ja’far Al-Hadar saat datang ke Kudus yaitu tradisi dan toleransinya.
Hal itu disampaikan oleh Husein saat mengisi acara ‘Recharge’ di Pendopo Kabupaten Kudus pada Jumat (1/3/2024).
Acara Recharge yang menjadi bagian dari pembukaan tradisi Dandangan atau tradisi menyambut awal Ramadan ini sengaja menghadirkan habib yang secara terang-terangan menyebut diri sebagai ‘Habib Industri’.
Baca juga: Habib Rizieq Shihab Pun Dorong DPR Gunakan Hak Angket
Harapannya anak-anak muda juga terlibat meramaikan tradisi Dandangan yang setiap tahun dilaksanakan di Kudus.
Benar saja, dalam acara ‘pengajian’ ini Pendopo Kudus penuh sesak oleh anak-anak muda dari berbagai latar belakang.
Melihat kondisi sekarang anak muda sebagai elemen demografi yang mendominasi termasuk di Kudus, dia mendorong agar turut serta mengenalkan keunikan dan tradisi lokal ke khalayak luas.
Misalnya di Kudus yang selama ini terkenal dengaan toleransinya dan sejumlah tradisinya, termasuk yang saat ini berlangsung tradisi Dandangan.
Tradisi dan toleransi di Kudus yang sudah berjalan selama ratusan tahun ini, kata Hasan, bisa dipahami anak muda sebagai entitas lokal yang perlu dijaga dan dikontekstualisasikan sesuai dengan zaman.
Sebab bukan tidak mungkin generasi muda membawa tradisi baru yang justru melenceng dengan kearifan lokal atau bahkan anak muda merasa apriori dengan tradisi lama yang sudah ada.
“Ini perlu generasi muda diedukasi tentang tradisi dan memiliki akselerasi. Saya tidak bilang bagaimana tradisi dipegang seperti dulu, tapi dikontekstualisasikan sesuai keinginan anak muda,” kata Husein Ja’far.
Tradisi toleransi di Kudus yang mengkristal sampai sekarang misalnya masyarakat lokal enggan memotong hewan sapi karena menghormati penganut agama lain pada zaman dulu bisa menjadi inspirasi toleransi bagi daerah lain.
Baca juga: Habib Syech Mendorong Penyelesaian Damai Pasca-Pemilu: "Musyawarah Solusi Terbaik"
Yang menjadi inspirasi adalah nilai toleransinya. Begitu juga untuk tradisi lokal Kudus juga bisa dikenalkan oleh anak muda ke khalayak luas melalui media sosial melalui konten.
Alasan membuat konten perihal nilai positif dan keunikan yang ada di Kudus tidak harus berangkat dari niat demi kemajuan daerah.
Mula-mula bisa diniati secara pragmatis. Dengan adanya konten yang dibuat, penciptanya memiliki kesempatan untuk menjadi influencer yang setidaknya bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri. (*)
"Pelanggaran Berat" Dalih Bupati Samani Bebastugaskan AIS Kepala Disdag Kudus |
![]() |
---|
Diduga Lakukan Pungli, Nasib Andi Imam Santoso Dicopot Dari Kepala Dinas Perdagangan Kudus |
![]() |
---|
Kepala Disdag Kudus Dibebastugaskan, Disebut-sebut Terkait Pelanggaran Administrasi Keuangan |
![]() |
---|
Kepala Dinas Perdagangan Kudus Dibebastugaskan Sementara karena Dugaan Pelanggaran Disiplin ASN |
![]() |
---|
Harus Penuhi 1.200 Lux, 4 Lampu Penerangan Stadion Wergu Wetan Kudus Disidak PT LIB dan PSSI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.