Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Korea Selatan Krisis Dokter, Ribuan Mogok Kerja dan Mengundurkan Diri

Ribuan dokter muda menolak untuk menangani pasien dan melakukan operasi sejak mereka menggelar aksi mogok kerja bersama pada 20 Februari 2024.

net
Ilustrasi dokter 

TRIBUNJATENG.COM - Di Korea Selatan, ribuan dokter muda menolak untuk menangani pasien dan melakukan operasi sejak mereka menggelar aksi mogok kerja bersama pada 20 Februari 2024.

Hingga Selasa (27/2/2024), sebanyak 8.940 dokter magang dan dokter muda telah meninggalkan tempat kerjanya sebagai bentuk protes.

Hal itu menghambat operasi di berbagai rumah sakit besar serta mengancam kestabilan layanan kesehatan di negara tersebut.

Baca juga: Korea Selatan Beri Tunjangan Anak Muda Kesepian Rp7,6 Juta Per Bulan untuk Bergaul

Sebanyak 10.000 dokter bahkan mengajukan pengunduran diri dari ratusan rumah sakit di seluruh penjuru Korea Selatan.

Dokter magang dan dokter residen berunjuk rasa
Dokter magang dan dokter residen berunjuk rasa menentang kebijakan medis pemerintah di Seoul, Korea Selatan, Jumat, 7 Agustus 2020. (AP via VOA INDONESIA)

Untuk pertama kalinya, pemerintah Korea Selatan mengeluarkan peringatan level tinggi pada sektor kesehatan masyarakat.

Mogok kerja besar-besaran itu didorong oleh rencana pemerintah untuk meningkatkan kuota penerimaan mahasiswa kedokteran tahunan di Korea Selatan sebanyak 2.000 orang.

Saat ini kuotanya hanya 3.058 orang.

Jika nanti ditambah, kuotanya menjadi 5.058 orang per tahun.

Rencana penambahan kuota itu dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dokter di Korea Selatan hingga setidaknya 10.000 dokter pada tahun 2035 guna mengatasi penuaan penduduk yang cepat.

Pemerintah memperkirakan bahwa pada tahun 2025, lebih dari seperlima penduduk Korea Selatan akan berusia di atas 64 tahun.

Adapun bidang-bidang yang menjadi fokus utama pemerintah dalam rencana perluasan kuota ini mencakup pediatri, kebidanan, dan perawatan darurat.

Alasan Penolakan

Para dokter yang mogok kerja keberatan terhadap rencana pemerintah meningkatkan kuota mahasiswa kedokteran dengan alasan bahwa sudah cukup banyak dokter di Korea Selatan.

Para dokter ini juga menambahkan bahwa perluasan perekrutan justru akan membahayakan kualitas perawatan medis di negara itu.

Para dokter itu memprediksi bahwa dokter yang bersaing dengan lebih banyak orang akan melakukan perawatan yang berlebihan sehingga meningkatkan pengeluaran medis negara.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved