Berita Internasional
Korea Selatan Krisis Dokter, Ribuan Mogok Kerja dan Mengundurkan Diri
Ribuan dokter muda menolak untuk menangani pasien dan melakukan operasi sejak mereka menggelar aksi mogok kerja bersama pada 20 Februari 2024.
Selain itu, sama seperti mahasiswa kedokteran saat ini, sebagian besar mahasiswa kedokteran yang direkrut kemungkinan besar juga akan bekerja di profesi yang populer dan berbayaran tinggi seperti bedah plastik dan dermatologi.
Hal ini berarti masalah kekurangan dokter di bidang penting tetapi berbayaran rendah seperti pediatri, obstetri, dan departemen gawat darurat akan tetap tidak berubah.
Selain menyampaikan keberatan, para dokter juga menuntut adanya penambahan upah dan pengurangan beban kerja.
Para dokter itu mengaku, alasan utama mereka mogok kerja adalah perihal upah dan beban kerja, bukan menentang rencana kuota mahasiswa kedokteran.
Laporan pemerintah Korea Selatan mengatakan, setiap 1.000 orang di negara itu hanya ditangani oleh 2,1 dokter.
Angka tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan rata-rata negara maju yang mencapai 3,7 dokter per 1.000 orang.
Dengan adanya penambahan kuota mahasiswa kedokteran, pemerintah berharap angka ini dapat segera diperbaiki. Namun siapa sangka, rencana itu justru mendorong krisis yang lebih parah.
Dampak
Semenjak berjalannya mogok kerja, beberapa rumah sakit besar terpaksa membatalkan 50 persen jadwal operasi bahkan terpaksa menolak melayani warga yang membutuhkan penanganan medis segera.
Di beberapa rumah sakit besar, jumlah dokter muda mencapai 30 persen sampai dengan 40 persen dari total keseluruhan dokter.
Para dokter muda ini juga memegang peranan penting sebagai asisten dokter senior selama operasi serta menangani pasien rawat inap.
Dampak dari hal tersebut, pemerintah terpaksa memperpanjang jam kerja di lembaga medis, membuka ruang gawat darurat di rumah sakit militer untuk umum, dan memberikan izin kepada perawat untuk melakukan beberapa prosedur medis yang biasanya hanya dilakukan dokter.
Seorang warga lokal melaporkan kepada Reuters bahwa dia telah ditolak oleh tiga rumah sakit sampai akhirnya diterima oleh rumah sakit umum di Seoul, padahal, pasien tersebut membutuhkan tindakan operasi segera pada kakinya yang mengalami patah tulang.
Seorang pasien lain bernama Lee Joo-Hyung menyampaikan kekhawatirannya akibat adanya mogok kerja para dokter itu. Lee Joo-Hyung yang memiliki penyakit asma khawatir akan kesulitan menemukan dokter untuk membantunya dalam tiga bulan ke depan.
Ironisnya lagi, seorang lansia di Korea Selatan dikabarkan tewas setelah ambulans yang mengangkutnya ditolak berbagai rumah sakit karena adanya mogok kerja. Kasus ini masih berada dalam investigasi pemerintah.
"Gara-gara Daging Ayam Jadi Gila" Puluhan Penumpang Kapal Pesiar Saling Pukul dan Banting Jam 2 Pagi |
![]() |
---|
12 Orang Tewas Akibat Jembatan Runtuh di China, 4 Lainnya Hilang |
![]() |
---|
WNI Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak saat Berburu di Timor Leste |
![]() |
---|
Balita Tunggui Jenazah Ibunya Selama 3 Hari, Tetangga Baru Tahu Setelah Cium Bau Tak Sedap |
![]() |
---|
Aturan Baru di Terengganu Malaysia: Pria Tidak Salat Jumat Dipenjara 2 Tahun dan Didenda Rp10,7 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.