Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

guru berkarya

Dongeng Diceritakan, Budi Pekerti Ditingkatkan

Persoalan pendidikan budi pekerti sampai saat ini masih menjadi fokus pembicaraan yang menarik untuk selalu dikaji dan dicarikan solusinya

Editor: Editor Bisnis
IST
Yulia Rias Heratini, S.Pd., Kepala TK Pertiwi Kendal 

Oleh: Yulia Rias Heratini, S.Pd., Kepala TK Pertiwi Kendal

Persoalan pendidikan budi pekerti sampai saat ini masih menjadi fokus pembicaraan yang menarik untuk selalu dikaji dan dicarikan solusinya terutama dalam dunia pendidikan. Ada tiga asumsi yang menyebabkan gagalnya pendidikan budi pekerti ke dalam sikap dan perilaku siswa. Pertama, adanya anggapan bahwa persoalan pendidikan moral adalah persoalan klasik yang penanganannya adalah sudah menjadi tanggung jawab guru. Kedua, rendahnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam mengembangkan dan mengintegrasikan aspek-aspek moral/budi pekerti ke dalam setiap materi yang diajarkan. Dan ketiga, proses pembelajaran mata pelajaran yang berorientasi pada akhlak dan moralitas serta pendidikan agama cenderung bersifat transfer of knowledge dan kurang diberikan dalam bentuk latihan-latihan pengalaman untuk menjadi corak kehidupan sehari-hari.

Secara etimologis BPPN (1997) mengartikan istilah budi pekerti sebagai sikap dan perilaku sehari-hari, baik individu, keluarga, masyarakat, maupun bangsa yang mengandung nilai-nilai yang berlaku dan dianut dalam bentuk jati diri, nilai persatuan dan kesatuan, integritas, dan kesinambungan masa depan dalam suatu sistem moral, dan yang menjadi pedoman prilaku manusia Indonesia untuk bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan bersumber pada falsafah Pancasila dan diilhami oleh ajaran agama serta budaya Indonesia.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa tingkat budi pekerti atau akhlak pada siswa TK Pertiwi Kendal belum optimal. Indikator dari pernyataan tersebut antara lain: anak sering berkata bohong, anak mengucapkan kata-kata yang kurang baik dan sering mengumpat, kurang empati kepada teman yang mengalami musibah seperti menertawakan teman yang jatuh, kedisiplinan waktu kurang, sering berangkat terlambat.

Guru perlu dengan segera mengatasi persoalan tersebut dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai. Berdasar pada hakikat dari budi pekerti dan mempertimbangkan aspek tugas perkembangan anak usia dini, maka metode mendongeng merupakan solusi yang tepat untuk dilaksanakan oleh guru.

Anak sangat menyukai dongeng. Tidak ada anak yang tidak senang mendengarkan dongeng baik itu dongeng yang dibacakan dari buku atau dongeng yang telah sangat melekat di benak guru sehingga dapat disampaikan secara lisan dengan improvisasi pada beberapa bagian. Meskipun dongeng sering dikatakan sebagai kisah atau cerita rekaan namun tidak berarti dongeng itu tidak bermanfaat. Dalam proses perkembangannya dongeng senantiasa mengaktifkan aspek-aspek intelektual, kepekaan, kehalusan budi, emosi, seni, fantasi, dan imajinasi kepada para pendengarnya. Pendidik harus jeli memilah dan memilih jenis dan tema dongeng yang cocok untuk anak usia dini. Selain pesan moral yang harus disampaikan, karakter tokoh dongeng merupakan bagian penting yang harus diperhatikan pendidik.

Sebagai salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran pada program PAUD, dongeng ternyata memiliki banyak manfaat antara lain: mengembangkan daya pikir dan imajinasi, kemampuan berbicara, serta daya sosialisasi karena melalui dongeng anak dapat belajar mengetahui kelebihan orang lain sehingga mereka jadi sportif. Dongeng mempunyai kekuatan untuk mengikat hubungan, menghibur, dan memberi pelajaran (Burns, 2001). Tak kalah penting, mendongeng merupakan salah satu bentuk komunikasi antara pendidik dengan anak didik. Interaksi langsung itu akan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Selain itu, dongeng merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghadirkan imajinasi pada anak. Kisah dalam dongeng pada hakikatnya merupakan sebuah imajinasi. Menghadirkan dunia imajinasi sejak dini pada anak sangat bermanfaat bagi kesehatan mental anak.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved