Berita Ungaran
Prosesi Jamasan Pusaka di Kabupaten Semarang, Pakai Sumber Air Dari 19 Kecamatan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang menggelar jamasan pusaka peninggalan leluhur di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Kamis (7/3/2024).
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang menggelar jamasan pusaka peninggalan leluhur di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang pada Kamis (7/3/2024).
Pencucian sebanyak enam pusaka itu dilakukan para penjamas menggunakan air yang dikumpulkan dari 19 sumber mata air di setiap kecamatan di wilayah Bumi Serasi.
Prosesi itu merupakan tradisi tahunan untuk memeringati HUT Kabupaten Semarang yang jatuh pada 15 Maret.
Baca juga: Pj Bupati Harap Kirab Pusaka Hari Jadi Banyumas Dongrak Kunjungan Wisatawan Tiap Februari
Kali ini, Kabupaten Semarang berusia 503 tahun.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menyebut air yang digunakan sebagai air suci atau Tirta Perwitasari.
Air pertama diambil dari dari Dusun Karangkepoh, Desa Pager, Kecamatan Kaliwungu, kemudian para warga melanjutkan mengambil air lain di seluruh kecamatan hingga terkumpul dan diserahkan ke pendopo.
“Tirta Perwitasari dipakai untuk jamasan pusaka, baik peninggalan Ki Ageng Sunan Pandanaran 2, Bupati Semarang pertama, maupun pusaka-pusaka milik masyarakat juga dijamas secara bergantian,“ ungkap Ngesti Nugraha.
Selain jamasan atau pencucian pusaka, disajikan juga berbagai macam hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan dan lain sebagainya.
Tampak juga gunungan yang berisi buah durian tersaji di depan lokasi jamasan.
Penting diketahui, dalam memeringati HUT Kabupaten Semarang, Ngesti mengatakan bahwa pihaknya tetap memikirkan kondisi di sejumlah wilayah yang terdampak banjir bandang aliran dari Gunung Merbabu.
Pasalnya, belakangan ini sejumlah bencana terjadi, terutama banjir bandang yang melanda sejumlah permukiman.
Ngesti menyebut akan menanam 3.000 bibit tanaman di kawasan Gunung Merbabu.
Baca juga: Viral Sopir Bus PO Pusaka Dikeroyok Pengamen Karena Tak Diizinkan Naik
Penanaman itu untuk mengatasi hutan yang gundul akibat kebakaran di lahan seluas sekitar 400 hektare di gunung tersebut beberapa waktu lalu.
“Kondisi saat ini begitu hujan, di wilayah Desa Tajuk, Desa Batur, karena hutannya gundul sehingga batu-batunya turun ke sungai hingga jembatan-jembatan roboh.
Kita harus memulai menanami tanah-tanah yang saat ini gundul,” pungkas orang nomor wahid di Kabupaten Semarang tersebut. (*)
Guru Matematika Jadi Pengajar Agama: Ironi Kekurangan Tenaga Pendidik di Kabupaten Semarang |
![]() |
---|
Tak Hanya Subsidi, Pemkab Semarang Siapkan Strategi Jangka Panjang Selamatkan Petani Tembakau |
![]() |
---|
227 Murid Dapat Makan Bergizi Gratis, Wiji Rahayu Bersyukur SLB Negeri Ungaran Ikut Diperhatikan |
![]() |
---|
Kisah Ariyanto Ikhlas Tak Ambil Kelebihan Bayar PBB, Meski Pemkab Semarang Membatalkan Kenaikan |
![]() |
---|
"Alhamdulillah Beban Ortu Berkurang", Respons Pedagang Kopi Usai Bupati Ngesti Batalkan Kenaikan PBB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.