Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Seribuan Warga Kandangmas Kudus Meriahkan Tradisi Sewu Sempol

Masyarakat Dukuh Masin, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus mempunyai tradisi budaya unik dikenal dengan sebutan "Sewu Sempol".

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
Saiful Masum
Masyarakat Dukuh Masin, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus berdoa di Makam Keramat Punden Masin dalam rangka nguri-uri tradisi budaya sedekah kubur/sewu sempol, Kamis (7/3/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Masyarakat Dukuh Masin, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus mempunyai tradisi budaya unik dikenal dengan sebutan "Sewu Sempol".

Tradisi ini dilakukan setahun sekali pada Kamis terakhir di Bulan Ruwah (Sya'ban) menjelang datangnya Ramadan. 

Sewu Sempol merupakan sebuah tradisi budaya masyarakat Kandangmas, khususnya Dukuh Masin yang sudah ada sejak puluhan tahun. 

Pengurus Makam Keramat Punden Masin
Pengurus Makam Keramat Punden Masin menyiapkan Sempol ayam yang diberikan masyarakat Dukuh Masin, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus dalam rangka nguri-uri tradisi budaya sedekah kubur/sewu sempol, Kamis (7/3/2024).

Dalam pelaksanaannya dipusatkan di Makam Keramat Punden Masin, tempat di mana Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku dimakamkan. 

Masyarakat sekitar melakukan sedekah kubur di Punden Masin serentak dengan membawa nasi dan ingkung ayam.

Setiap warga memberikan satu sempol atau paha ayam kepada pengurus makam untuk selanjutnya dibagi-bagikan. 

Ketua Pengurus Makam Keramat Punden Masin, Sumartono mengatakan, tradisi sedekah kubur atau sewu sempol pada awalnya merupakan tradisi sedekah biasa yang dilakukan masyarakat Masin, Desa Kandangmas. 

Dalam pelaksanaannya warga yang hendak melakukan sedekah kubur mengundang saudara dan tetangga untuk mendoakan keluarga dan sudara-saudaranya yang sudah meninggal.

Tradisi tersebut kemudian disederhanakan dan difasilitasi pengurus Makam Keramat Punden Masin menjadi satu kegiatan bersama yang dilakukan sekali dalam setahun. 

"Ini tradisi sudah ada sejak jaman dahulu, sejak saya lahir kurang lebih 70 tahun lalu sudah ada. Sekarang menjadi tradisi budaya yang harus dilestarikan dan dijaga dengan baik," terangnya, Kamis (7/3/2024).

Pelaksanaan tradisi Sewu Sempol melibatkan seribuan warga dari kalangan masyarakat Desa Kandangmas, dan beberapa pengunjung lain dari berbagai daerah.

Semua warga yang hadir diberikan nasi dan sempol ayam sebagai berkat pelaksanaan tradisi budaya.

Sempol ayam yang dibagikan berasal dari warga sekitar yang dikumpulkan kepada pengurus makam. Kemudian dibagikan kepada tamu undangan dan pengunjung yang ikut meramaikan tradisi. 

Sumartono menyebut, sempol ayam dijadikan sebagai media berbagi atau sedekah masyarakat Desa Kandangmas kepada pengunjung makam. 

Dengan maksud, bagian dari ungkapan rasa syukur atas kelimpahan rizki, kesehatan, dan ketentraman selama setahun terakhir. 

"Ada dua kegiatan yang menjadi kegiatan rutin di makam keramat. Pertama sedekah kubur atau sewu sempol serta khol Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku," tuturnya. 

Selain membagikan sempol atau paha ayam, masyarakat melakukan doa bersama dengan membaca tahlil di komplek Makam Keramat Punden Masin. Bertujuan untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal supaya mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

"Sempol ayam ini simbolis keselamatan dalam tradisi budaya," jelasnya.

Kepala Desa Kandangmas, Sofyan menyampaikan, sedekah kubur atau sewu sempol sudah ada sejak jaman dahulu. 

Sehingga menjadi tugas masyarakat saat ini untuk nguri-uri budaya dan menjaganya agar tidak punah.

Menurut dia, tradisi ini bagian dari ikhtiar dan doa masyarakat mengharapkan keberkahan kepada Allah SWT. 

Baik keberkahan dalam keselamatan, berkah Rizki, berkah kesehatan, dan berbagai keberkahan lainnya. 

"Tujuannya untuk mengambil berkah kegiatan, ngalap berkah supaya diberikan kesehatan, ketentraman dan Rizki melimpah. Harus dijaga dan dilestarikan dengan baik," ujarnya.

Camat Dawe, Famny Dwi Arfana menambahkan, wujud rasa syukur yang dicurahkan masyarakat melalui sebuah tradisi budaya patut diapresiasi. 

Pihaknya memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya tradisi budaya khas Masin, Kandangmas supaya bisa dijalankan rutin setiap tahunnya. 

"Masyarakat hadir dalam kegiatan untuk mengharap berkah. Kami dukung penuh pelestarian tradisi budaya ini, selain bagian dari upaya nguri-uri budaya, sekaligus ajang bersilaturrakhim antar warga," harap dia.

Seorang warga, Setiasih mengatakan sudah beberapa tahun mengikuti tradisi budaya sewu sempol atau sedekah kubur.

Kata dia, tradisi ini bagian dari upaya masyarakat dalam mengungkapkan rasa syukur sembari berdoa bersama.

"Ya ini pelaksanaan tradisinya diikuti banyak orang, mungkin lebih dari seribu orang bersama-sama serentak," tutur dia. (Sam)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved