Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Curhat Sedih Dosen Sebulan Cuma Digaji Rp 300 Ribu, Tak Bisa Menuntut Lebih karena 1 Alasan

Menurut Saleh, setiap kali mengajar hanya dibayar Rp 50.000 per tatap muka dengan uang transportasi sebesar Rp15.000

Editor: muslimah
Humas MK  
Dosen Pamekasan yang Mengaku Cuma Digaji Cuma Rp 300 Ribu.  

TRIBUNJATENG.COM - Seorang dosen di Pamekasan, Madura, ramai jadi sorotan setelah menyampaikan curahan hatinya.

Yakni menyangkut gaji yang diterima sebagai seorang tenaga pengajar.

Curhatnya menjadi perhatian karena cukup miris.

Dosen bernama Saleh itu mengaku dapat gaji cuma Rp 300 ribu.

Baca juga: Selamat Usai Buat Tanda Kepulan Asap, Inilah Sosok Kapten M Yusuf Pilot Smart Air, Akun Kini Dikunci

Baca juga: Dulu Terkenal dan Banjir Job, Artis Ini Bangkrut Sampai Nyaris Akhiri Hidup, Bertahan karena 1 Sosok

Saleh mengaku tak ada uang tambahan dari kampus, dan cuma dikasi sembako saat ramadhan.

Saleh merupakan Dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum Banyuanyar, Kabupaten Pemekasan, Jawa Timur.

Curhat pilunya itu terungkap saat ia menjadi saksi di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait perkara Nomor 135/PUU-XXI/2023 mengenai pengujian materiil Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti).

"Gaji yang saya terima itu, kalau gaji tetap sebagai dosen itu Rp 300.000," ucap Saleh dikutip dari laman resmi MK, Jumat (8/3/2024).

Menurut Saleh, setiap kali mengajar hanya dibayar Rp 50.000 per tatap muka dengan uang transportasi sebesar Rp15.000.

Bahkan, di semester ini hanya mengajar satu kali dalam seminggu.

Gaji tersebut, kata Saleh, masih jauh dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) Pamekasan pada 2024 yang mencapai Rp 2,2 juta per bulan.

Saleh memahami saat mendaftar sebagai dosen di kampus itu secara sadar mengetahui besaran gaji yang didapatkannya.

Namun, Saleh merasa tidak bisa menuntut banyak dengan kampusnya yang baru berusia 9 tahun dan program studi (prodi) yang diajarkannya baru berdiri 2 tahun.

Terlebih lagi, kampusnya hanya menghasilkan pendapatan dari Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) mahasiswa.

"Tidak ada untuk uang (tambahan dari kampus). Jadi, mungkin kalau di akhir Ramadhan, tapi biasanya sembako, seperti itu," ujar dia.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved