Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Semarang

UPDATE Banjir Semarang : Ratusan Ribu Warga Terdampak, Ini Daftar Lengkapnya 

Curah hujan di Kota Semarang yang mencapai 40,5 mili per detik dalam satu jam dinilai sebagai pemicu banjir.

Bram Kusuma
data BPBD Kota Semarang tadi malam, banjir merendam setidaknya 42 Kelurahan di 6 Kecamatan. Akibatnya, 49.192 KK dan 158.137 jiwa 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Curah hujan di Kota Semarang yang mencapai 40,5 mili per detik dalam satu jam dinilai sebagai pemicu banjir.

Sebab, biasanya hanya 150 mili per detik dalam satu hari. 

Menurut data BPBD Kota Semarang tadi malam, banjir merendam setidaknya 42 Kelurahan di 6 Kecamatan. Akibatnya, 49.192 KK dan 158.137 jiwa terdampak (lihat grafis...!).

Grafis Banjir Semarang 2024
data BPBD Kota Semarang tadi malam, banjir merendam setidaknya 42 Kelurahan di 6 Kecamatan. Akibatnya, 49.192 KK dan 158.137 jiwa

Berdasar pantauan Tribun Jateng Kamis (14/3) kemarin, sejumlah titik masih tergenang air. Apalagi hujan juga masih mengguyur, sehingga daerah yang sebelumnya sudah surut airnya, kembali kebanjiran. 

Sebut saja misalnya di Kaligawe Raya, Kota Semarang, terpantau air masih tinggi. Ketinggian air di jalan masih setinggi perut orang dewasa. Aksesibilitas Jalan Kaligawe pun lumpuh. Bahkan, RSI Sultan Agung Semarang menonaktifkan layanan poliklinik.

Kabag Humas RSI Sultan Agung, Muhamad Hanif mengatakan, kendala akses memberikan dampak besar terhadap pelayanan RSI Sultan Agung.

Sehingga, manajemen memberikan kebijakan menonaktifkan layanan poliklinik.

"Karena akses terkendala, doktor juga kita terkendala sehingga kita menonaktifkan dulu untuk hari ini, mungkin sampai beberapa hari kedepan," ucap Hanif, Kamis (14/3).

Penonaktifkan layanan poliklinik, lanjut Hanif, dilakukan hingga kondisi memungkinkan. Saat ini, RSI juga melakukan antar jemput pasien di dua titik yaitu dari Kubro dan Genuk.

Di sisi lain, pihak RSI juga memberikan kelonggaran perpanjangan menginap bagi pasien yang sudah diizinkan pulang.

"Pasien yang sudah rawat inap disini dan sudah diijinkan pulang, masih kani izinkan untuk memperpanjang long stay. Sehingga, kami berikan kelonggaran untuk masih disini sampai jatah waktu pulang," paparnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, Jalan Kaligawe Raya memang masih tergenang. Hal ini berdampak pada pelayanan RSI Sultan Agung. Namun demikian, Kodim dan Brimob telah mengerahkan perahu karet untuk evakuasi pasien maupun nakes.

"Jadi, ada kebijakan juga dari menejemen RSI Sultan Angung ini, kalo nakesnya agak susah pulang, shiftnya diganti dengan long sift, karena sudah disediakan tempat istirahat disini," tambahnya.

Ita mengapresiasi RSI Sultan Agung yang telah berupaya maksimal memberikan pelayanan di tengah genangan banjir. Bahkan, penunggu pasien juga diberi makan untuk berbuka dan sahur.

"Tentunya, ini satu sinergi yang baik, kami Pemkot dengan RSI, dimana mensuport para penunggu pasiennya. Sekarang ini, hanya tinggal beberapa, tadi juga ada pasien meninggal dunia, tapi bukan karenabanjir, ada dua dari Gobogan. Tadi sudah pake truk, truknya dari Kodim untuk dibawa keluar dan langsung dibawa ke Grobogan," paparnya.

Fokus Evakuasi

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan jika upaya evakuasi menjadi fokus perhatian dalam penanganan korban banjir kali ini. Di sisi lain, pendirian dapur umum logistik dan pendistribusian obat-obatan juga terus dilakukan.

Mbak Ita juga memimpin langsung jalannya evakuasi masyarakat terdampak.

"Sementara evakuasi 12 orang di Taman Hasanudin, Kuningan, 15 orang di Kecamatan Gayamsari. Lalu di sekitar kampus USM ada 100-an orang dari Tlogosari dan Muktiharjo," kata Mbak Ita saat ditemui di lokasi tinjauan banjir di Jalan Raya Kaligawe, Kecamatan Gayamsari.

Mbak Ita mengatakan jika mayoritas masyarakat yang terdampak enggan dievakuasi atau diungsikan. Mereka memilih bertahan di rumahnya masing-masing dengan alasan menjaga barang berharga.

Termasuk pula kondisi genangan air yang tak terlalu dalam, dan rumah mereka berlantai dua. Tak sedikit pula, para warga memilih mengungsi di rumah kerabatnya yang tak terdampak banjir.

Kendati begitu, pihaknya memastikan Basarnas bersama TNI-Polri, PMI dan sukarelawan kebencanaan bersiap siaga penuh untuk melakukan evakuasi atau memberikan pertolongan kepada warga terdampak.

Kini, pos dapur umum juga telah didirikan di lima lokasi. Dapur umum induk ditempatkan di Balai Kota Semarang. Lainnya berada di Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Gayamsari, Universitas Semarang (USM), dan Kecamatan Genuk.

"Kami juga mensuplai makanan siap saji, di antaranya kemudian juga ada roti, dan air minum," kata Mbak Ita.
Kini, pihaknya juga tengah berkomunikasi dengan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Nana Sudjana dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

"Semoga bantuan-bantuan juga bisa segera dikirimkan ke Kota Semarang," ujarnya.

Pihaknya belum bisa memberikan data berapa banyak masyarakat yang terdampak. Kendati begitu, dia menyebut, setidaknya ada enam kecamatan yang terdampak, Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Genuk, Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Semarang Utara, dan Kecamatan Tugu.

Selain itu, Mbak Ita memastikan pompa-pompa telah dioptimalkan, baik milik Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang maupun milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Termasuk menambah pompa portabel yang ditempatkan di sejumlah titik banjir.

Di sisi lain, KapoldaJawa Tengah Irjen Ahmad Lutfi menyebut,wilayah Jawa Tengah saat ini hampir rata-rata terdampak banjir. Oleh karena itu, pihaknya mengerahkan anggota untuk suplai tenaga medis dan bantuan sosial.

"Di Kota Semarang ada 17 titik banjir, sedangkan untuk Pekalongan Kota juga nanti akan saya periksa,” jelas jenderal bintang dua ini saat berkunjung ke korban banjir di wilayah Desa Wangandowo Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan,Kamis (14/3).

Pihaknya kini fokus melalukan pertolongan terhadap para korban banjir. Seperti di Pekalonganrumah-rumah yang rusak terdampak banjir nantinya akan dibangun kembali.

“Akan kita bangun kembali rumah-rumah yang rusak. Dari pihak perusahaan akan merecovery semua rumah warga yang rusak sehingga mereka bisa kembali ke rumah masing-masing,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, posko kesehatan juga sudah didirikan. "Yang di perlukan saat ini adalah antisipasi apabila timbul banjir susulan," terangnya.

Kapoldajuga sempat mengunjungi tempat pengungsian warga terdampak banjir bandang, persisnya di kediaman Rifani selaku sekretaris Desa Wangandowo.

“Ada sekitar 70 rumah yang rusak. Brimob, Sabhara, TNI dan masyarakat saat ini masih melakukan pembersihan rumah,” katanya. (eyf/iwn)

Baca juga: 3 Mobil Terlibat Kecelakaan Beruntun di Banyumas, Berawal Ban Pikap Copot di Tikungan

Baca juga: Diguyur Hujan Sejak Sore, Berikut Prakiraan Cuaca Di Cilacap Jumat 15 Maret 2024

Baca juga: 5 Wanita Diduga PSK Terjaring Razia Panti Pijat Plus-Plus di Cilacap

Baca juga: Kronologi Warga Rawaapu Cilacap yang Tenggelam Usai Tangkap Dua Ekor Bebek di Sungai Citanduy

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved