Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Demak Kudus

7 Warga Meninggal Seiring Banjir di Kudus, Lebih dari 1000 Jiwa Terpaksa Mengungsi

Sebanyak tujuh warga meninggal dunia seiring banjir yang menggenangi kawasan Kabupaten Kudus dalam beberapa hari terakhir.

|
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Sejumlah warga naik perahu saat mengakses jalan menuju Dukuh Karangturi dan Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus karena terendam banjir, Senin (18/3/2024). 

TRIBUNJATENG.COM - Sebanyak tujuh warga meninggal dunia seiring banjir yang menggenangi kawasan Kabupaten Kudus dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus mencatat sebanyak 32.952 warga dari 29 desa di Kota Kretek terdampak banjir. Sekitar 1.619 di antaranya mengungsi di berbagai lokasi pengungsian.

Korban meninggal ketujuh ditemukan di area persawahan yang terendam banjir dengan kedalaman 3 meter di Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. 

Korban yakni pria lansia 74 tahun, sebelumnya sempat dikabarkan hilang oleh pihak keluarga selama sehari. 

Pencarian dilakukan oleh 20 personil tim gabungan untuk melakukan penyisiran di lokasi hilangnya korban. 

"Laporan baru masuk jam 10.00 WIB pagi tadi, kami tidak lanjuti dan kami lakukan pencarian dan ditemukan pukul 16.00 WIB," ujar Khaniful Anwar, Relawan SAR MDMC, Senin (18/3/2024). 

Baca juga: Demak Kota Lumpuh Dikepung Banjir, Pengendara Tujuan Luar Kota Diarahkan Lewat Jalur Lingkar

Baca juga: Solusi BNPB Atasi Banjir Pantura Karanganyar Demak, Perkuat Tanggul Perpanjang Rekayasa Cuaca

Evakuasi jasad lansia itu berjalan dengan lancar meski tim relawan sempat mengalami kesulitan lantaran arus air yang deras. Saat ditemukan, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia. 

"Kami lakukan penyisiran dan manual atau penyelaman ke lokasi-lokasi yang sudah ditandai hilangnya korban," ucap Khaniful Anwar.

Para pengungsi korban banjir tiba di posko pengungsian di DPRD Kudus. (Foto: Gozali)
Para pengungsi korban banjir tiba di posko pengungsian di DPRD Kudus. (Foto: Gozali) (Rifqi Gozali)

Sementara itu, berdasar data BPBD Kudus, ribuan warga terdampak banjir terpaksa mengungsi di sejumlah posko yang tersebar di 16 titik di Kabupaten Kudus.

Banjir di Kabupaten Kudus terjadi sejak 14 Maret 2023. Secara berkala banjir terus meluas dan sampai saat ini banjir telah melanda 29 desa di lima kecamatan yaitu di Kecamatan Jati, Undaan, Mejobo, Kaliwungu, dan Kecamatan Jekulo.

Sedangkan untuk rumah yang terendam banjir ada sebanyak 10.860 rumah. Dan akibat banjir ini sudah ada lima nyawa yang melayang.

Banjir yang terjadi di Kudus ini umumnya karena tingginya curah hujan yang terjadi sejak sepekan terakhir. Tingginya curah hujan mengakibatkan debit air di sungai meningkat dan akhirnya melimpas.

Salah satu titik pengungsian bencana banjir yaitu di Gedung DPRD Kudus. Sampai pada Minggu 17 Maret 2024 siang di gedung wakil rakyat itu sudah ada 391 jiwa warga Kudus yang mengungsi. Mereka umumnya merupakan warga dari Desa Karangrowo dan Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan Kudus. Bahkan ada juga pengungsi warga dari Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak.

“Data terakhir kami ada 51 jiwa warga dari Demak yang mengungsi di sini,” kata Kepala BPBD Kudus Mundir.

Jumlah pengungsi ini dipastikan akan terus naik. Sebab masih banyak warga Kudus yang saat ini masih bertahan di rumah dan belum sempat dievakuasi.

Sementara Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Dedy Suryadi memastikan pihaknya telah menyiapkan personel untuk melakukan evakuasi korban banjir. Selain itu pihaknya juga menyiagakan petugas kesehatan untuk terus berjaga di posko pengungsian.

“Paling penting bagi kami menenangkan masyarakat. Dari TNI dan Polri mengimbau untuk tidak segan-segan melapor kepada kami. Untuk evakuasi sudah kami siapkan. Pos kesehatan juga sudah kami siapkan,” kata Ahmad Luthfi saat meninjau posko pengungsian banjir di gedung DPRD Kudus 17 Maret 2024.

Kemudian, lanjut Luthfi, pihaknya juga akan terus menjalin koordinasi dengan pemerintah di setiap tingkatan terkait penanganan banjir. Misalnya untuk urusan logistik pengungsi pihaknya siap untuk membantu. Kemudian untuk urusan penanggulangan banjir, pihaknya juga telah berkoordinasi.

“Kami sudah meninjau Sungai Wulan, sepertinya ini lebih parah dibanding yang sebelumnya. Kami juga sudah lapor kepada yang berwenang,” kata Luthfi.

Luthfi melanjutkan, banjir selain terjadi di Kudus juga terjadi di beberapa daerah lain di Jawa Tengah. Misalnya di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak justru mengalami banjir serupa dengan sebulan sebelumnya karena tanggul Sungai Wulan kembali jebol.

Alhasil jalur Pantura lumpuh total. Arus lalu lintas Demak-Kudus atau sebaliknya dialihkan melalui Jepara.

“Banjir ini juga terjadi di 8 kabupaten kota di Jawa Tengah, 42 kecamatan, 222 desa. Jumlah pengungsi 4 ribuan, mungkin akan tambah,” kata Luthfi.

 

 

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved