Banjir Demak Kudus
Komisi VIII DPR Gerah Banjir Demak, Kudus dan Sekitarnya Jadi Bencana Rutin, Soroti Masalah Ini
Anggota Komisi VIII DPR RI, H Abdul Wachid mengatakan pihaknya menangkap kekhawatiran itu saat menyambangi langsung warga terdampak banjir
TRIBUNJATENG.COM - Banjir besar yang melanda, Demak, Kudus, Jepara dan sekitarnya sudah surut. Jalur Pantura perbatasan Demak - Kudus yang sempat tergenang banjir dan mengakibatkan arus lalu lintas dari Jakarta - Surabaya dan sebaliknya di jalur itu lumpuh selama beberapa hari juga sudah kembali normal awal pekan ini.
Mayoritas pengungsi juga sudah kembali ke rumahnya. Meski begitu, warga terdampak bencana khawatir peristiwa serupa terjadi lagi. Maklum saja, pada awal 2024 ini, sudah dua kali jalur pantura perbatasan Demak - Kudus tergenang, aktivitas di rumah warga dan berbagai fasilitas umum juga lumpuh gegara banjir.
Anggota Komisi VIII DPR RI, H Abdul Wachid mengatakan pihaknya menangkap kekhawatiran itu saat menyambangi langsung warga terdampak banjir di Kudus, Demak, Jepara dan sekitarnya. Saat itu, komisinya yang memang mitra kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memang turun ke lokasi bencana yang menyita perhatian pemerintah pusat ini.
"Kita sudah koordinasi dengan BNPB. Ada sejumlah masukan yang memang penting dilakukan agar bencana ini tidak terjadi lagi," kata Abdul Wachid melalui keterangan tertulis, Kamis (28/3/2024).
Baca juga: Update Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Penyebab Banjir Demak, Ini Kata Kementerian PUPR
Baca juga: Kondisi Terkini Jalur Pantura Demak Usai Banjir: Aspal Mengelupas, Jalan Penuh Lubang dan Lumpur
Baca juga: Pengungsi Banjir di Kabupaten Kudus Diangkut Pakai Truk Saat Pulang ke Rumah
Menurut Abdul Wachid, manajemen air dan normalisasi atau perbaikan pintu air ke-9 Bendung Wilalung yang menuju Demak Kudus Juwana harus segera dilakukan.
Upaya itu juga ditunjang dengan normalisasi anak sungai di Grobogan yang mengarah ke Demak.
"Tak kalah pentingnya adalah perbaikan tanggul Sungai Wulan dan Sungai Lusi. Karena sejak Orde Baru sampai sekarang tidak pernah dilaksanakan dari hulu sampai hilir," ujar politisi Gerindra ini.
Abdul Wachid juga menyoroti soal data terkait sungai. Menurutnya data panjang sungai sodetan atau buangan Jratun Seluna dari Kudus (Karangrowo) hingga bibir laut Juwana Pati harus dibuka.
Hal ini penting karena pemicu banjir tak hanya masalah di hulu namun juga kondisi di bagian hilir.
"Zaman Orde baru sudah dilakukan pembebasan dan jadi sungai dengan lebar 100 meter, panjangnya sampai bibir laut Juwana Pati."
"Tapi kondisi sekarang ini, tinggal 10 meter. Banyak lambiran sungai akibat pendangkalan. Selain itu tanggul dan sungai juga banyak yang jadi pemukiman, bahkan bersertifikat," sesalnya.
Menurut wakil rakyat asal Jepara ini, jika tidak ada langkah-langkah yang strategis maka banjir di Demak Kudus dan sekitarnya akan terus terjadi.
"Bahkan menjadi jadwal rutin bencana tiap tahun saat musim hujan," tandasnya.
Senkom Mitra Polri Korda Banyumas Kirimkan Personel Pembersihan Paskabanjir Demak Bersama Bupati |
![]() |
---|
HAE IPB Komda Jawa Tengah Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir Demak |
![]() |
---|
Kejaksaan Agung RI Berikan Ribuan Paket Sembako Untuk Korban Bencana Banjir Pantura |
![]() |
---|
Bantuan Korban Banjir Kudus Terus Mengalir, Kini Giliran PT PLN |
![]() |
---|
BTN Serahkan 2.000 Paket Sembako, Bantu Warga Terdampak Banjir di Kudus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.