Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Harimau

Potret Harimau yang Menerkam 3 Orang Petani Beredar, Ternyata Sudah Pernah Muncul Sejak 2019

Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)  merilis potret Harimau Sumatera yang menerkam 3 petani di Kabupaten Lampung Barat.

Editor: rival al manaf
(KOMPAS.COM/DOK. Balai TNBBS)
(kiri) Harimau yang terekam usai konflik pertama di Kecamatan Bandar Negeri Suoh, 8 Februari 2024. (kanan) Harimau yang terekam sebelumnya pada 22 September 2019 lalu. 

TRIBUN JATENG.COM - Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)  merilis potret Harimau Sumatera yang menerkam 3 petani di Kabupaten Lampung Barat.

Harimau itu tertangkap kamera jebak yang dipasang Balai TNBBS pada baru-baru ini.

Dari hasil tangkapan kamera jebak itu, diduga Harimau telah menjelajahi wilayah konflik sejak tahun 2019.

Baca juga: Penembak Bius Diterjunkan untuk Tangani Konflik Warga dengan Harimau di Lampung

Baca juga: Kantor Perlindungan dan Pelestarian Alam Dibakar Warga Buntut 2 Petani Tewas Diterkam Harimau

Kolase tangkapan layar video harimau Sumatra melintas di Jalinbar, Lampung, Sabtu (10/2/2024). (KOLASE TANGKAPAN LAYAR VIDEO AMATIR)
Kolase tangkapan layar video harimau Sumatra melintas di Jalinbar, Lampung, Sabtu (10/2/2024). (KOLASE TANGKAPAN LAYAR VIDEO AMATIR) (Kompas.com/Istimewa)

Lokasi-lokasi konflik di tiga lokasi terakhir juga diduga masuk area jelajah harimau tersebut.

Kepala Bidang Teknis dan Konservasi (Kabidtek) Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Wawan, membenarkan harimau yang berinteraksi negatif dengan manusia itu telah menjelajahi wilayah itu sejak 2019.

"Benar, cirinya sama dan identik dengan yang ada di database kami," kata Wawan saat dihubungi, Selasa (19/3/2024).

Tiga wilayah konflik itu adalah Pekon (desa) Bumi Hantatai (Kecamatan Bandar Negeri Suoh), Pekon Sumber Agung dan Pekon Ringinsari (Kecamatan Suoh).

Wawan mengatakan, bukti harimau itu adalah individu yang sama terekam dalam kamera jebak Balai TNBBS pada 8 Februari 2024 pukul 19.00 WIB.

Menurutnya, ciri khas loreng pada harimau yang terekam di Februari 2024 itu sama dengan yang terekam pada 22 September 2019 pukul 08.07 WIB lalu.

Perekaman pada September 2019 itu terjadi saat Balai TNBBS melakukan survei populasi jumlah harimau di taman nasional tersebut.

"Tahun 2022 juga terekam lagi, cirinya belangnya (loreng) sama. Jadi, ya memang area jelajah mereka," kata Wawan.

Menurut Wawan, hal ini termasuk normal karena area jelajah harimau bisa mencapai 100 kilometer persegi.

"Khususnya jantan. Mungkin harimau ini wilayah jelajahnya dari Kecamatan Ngambur sampai ke Kecamatan Suoh," tutur dia.

Dengan melihat hal tersebut, dapat dipastikan harimau itu adalah satwa populasi asli dari TNBBS dan bukan hasil pelepasliaran.

Wawan menambahkan, dari pendataan juga diketahui bahwa harimau itu berjenis kelamin jantan dan diperkirakan sudah berusia dewasa/lanjut.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved