Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

UNICEF Gambarkan Kekacauan di Haiti Mirip Film Mad Max karena Ulang Gangster

Kekacauan melanda Haiti makin mengganas oleh ulah gengster yang membuat kerusuhan. Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, menyampaikan penilaia

Editor: m nur huda
AFP
Warga Haiti yang memprotes harga tinggi dan kekurangan bahan bakar membakar ban di jalan Port-au-Prince pada 13 Juli 2022. Harga yang melonjak, kekurangan makanan dan bahan bakar, serta kekerasan geng yang merajalela mempercepat penurunan situasi keamanan di ibu kota Haiti, Port au Prince, dan mengancam bantuan kemanusiaan yang diandalkan oleh warga yang semakin putus asa. 

Staf nonesensial kedutaan telah dievakuasi enam hari sebelumnya. Haiti telah diguncang oleh pemberontakan geng-geng selama dua pekan. Kelompok yang brutal dan bersenjata itu, yang jumlahnya meningkat setelah serangan terhadap dua penjara membebaskan ribuan tahanan, berusaha menggulingkan Henry.

Sementara itu, upaya-upaya dilanjutkan untuk mengorganisir misi keamanan yang dipimpin Kenya, untuk membantu petugas kepolisian di negara kepulauan Karibia itu.

Bersenjata canggih

Kekerasan anggota geng yang membawa senjata api di Haiti masih terjadi. Bahkan gambar-gambar anggota geng bersenapan di jalanan ibu kota tersebut tersebar luas. Meski demikian, Haiti belum mampu membuat sendiri senjata api maupun amunisi.

Dikutip dari The Guardian pada Jumat (15/3/2024), senjata-senjata tersebut sebagian besar berasal dari AS. Menurut para ahli, sebagian besar senjata kemungkinan besar berasal dari negara-negara dengan undang-undang senjata api yang longgar, dan banyak yang diperdagangkan ke Haiti dari Florida, AS.

Perdagangan rahasia ini telah menyebabkan geng-geng di Haiti memiliki simpanan senjata ilegal dalam jumlah besar dan daya tembak yang jauh lebih besar dibandingkan kepolisian negara tersebut yang kekurangan dana.

Pada 2020, komisi perlucutan senjata Haiti memperkirakan terdapat sebanyak 500.000 senjata ringan di negara tersebut, dan hanya 38.000 di antaranya yang terdaftar secara resmi. Jumlah tersebut, kata para analis, kini kemungkinan akan lebih tinggi lagi menyusul peningkatan operasi perdagangan manusia dalam beberapa tahun terakhir.

14 Mayat

Imbas dari kekerasan geng di Haiti selama berminggu-minggu ini menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Sedikitnya 14 mayat ditemukan di pinggiran ibu kota Haiti, Port-au-Prince pada Senin (18/3/2024).

Kekerasan geng itu telah memaksa Perdana Menteri untuk mengundurkan diri. Penduduk setempat mengatakan kepada AFP bahwa mereka tidak mengetahui penyebab kematian tersebut.

Namun warga mengatakan bahwa lingkungan Laboule dan Thomassin, di pinggiran Petion-Ville, telah diserang oleh penjahat bersenjata sejak fajar. Saksi mata mengatakan anggota geng menyerang bank, pom bensin, dan rumah-rumah di daerah tersebut. Tembakan juga terus terdengar di Petion-Ville pada sore hari.

"Mereka datang mengenakan balaclava di mobil, sepeda motor, dengan ambulans sendiri, lalu mereka membantai penduduk Petion-Ville," kata warga setempat Vincent Jean Robert.

"Saya sedang mengendarai sepeda motor ketika mereka tiba dan mulai menembak," kata seorang tukang ojek bernama Cadet kepada AFP.

Cadet tidak mengetahui apakah bandit atau polisi yang berada di balik semua ini. Ia menduga para korban adalah mereka yang keluar pada malam hari dan mencari makanan untuk anak-anaknya.

Di tengah kekerasan yang terjadi pada Senin pagi, seorang hakim nyaris lolos dari serangan terhadap rumahnya, kata seorang kerabat kepada AFP. (afp/kompas/tribun/ap/tribun jateng cetak)

 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved