Kisah Buyung Si Pemburu Uang Baru, Warga Klaten Ini Sampai Ikut Ngantre Hingga ke Solo

TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Hari pertama kick off penukaran uang baru di Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta diserbu masyarakat.

Sebelum acara dimulai, warga sudah berduyun-duyun datang.

Tujuh mobil kas keliling dari sejumlah perbankan berjejer di depan Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta.

Sementara acara dibuka di serambi masjid yang ditandai dengan pemukulan bedug.

Kesempatan ini dimanfaatkan Buyung, warga Kabupaten Klaten.

Baca juga: Bank Indonesia Purwokerto Berikan Layanan Penukaran Uang Baru, Siapkan Rp3.5 Triliun

Baca juga: Rp 3.5 Triliun Uang Baru Siap Diedarkan di Wilayah Banyumas Raya Selama Ramadan dan Lebaran

Dia rela jauh-jauh datang ke Kota Surakarta untuk menukar uang baru yang akan dibagikan kepada keponakannya pada Lebaran nanti.

Buyung berucap, penukaran uang baru melalui mobil keliling ini sangat efektif, karena bisa mendaftar melalui online.

Sehingga dia tidak perlu antre lagi.

"Ini sangat membantu karena bisa mendaftar lewat online terlebih dahulu."

"Jadi tidak perlu mengantri dan ini sangat efektif," kata Buyung seusai menukar uang baru kepada Tribunjateng.com, Kamis (21/3/2024).

Dia tidak ada kendala berarti, hanya sedikit kecewa karena dibatasi dua KTP untuk satu orang.

Hal ini, kata dia, berbeda dari tahun lalu yang tidak terbatas.

"Pas ke sini cuma dibatasi dua KTP untuk satu orang."

"Tahun lalu lebih gampang, tidak dibatasi KTP, kalau antri 5 KTP bisa langsung dilayani."

"Kalau ini dibatasi hanya dua," imbuh dia.

Baca juga: Jelang Lebaran, Penukaran Uang Baru Kas Keliling di Purwokerto Diserbu Warga

Baca juga: Viral Video Uang Baru Selembar Rp 1 Juta di TikTok, BI Hingga Peruri Beri Penjelasan

Buyung pada saat penukaran uang tahun lalu juga menukar di Kota Surakarta.

Dia memilih Kota Surakarta karena jadwal penukaran uang sudah keluar, sedangkan di Klaten belum.

"(Klaten) karena jadwalnya belum tayang, kalaupun tayang harus cepat-cepatan."

"Tapi kalau dapat di Klaten ya Klaten di Surakarta juga di Surakarta, karena di Yogyakarta juga pernah," kata dia.

Ia memang cukup sulit untuk mengisi form di situs pintar.BI.go.id.

Sebelum menukar uang di kas keliling calon penukar harus mengisi form di link tersebut.

Buyung terus memantau website tersebut terlebih pada tengah malam.

"Setiap malam hari terus memantau website, sekira pukul 24.00, saya refresh paling setengah jam sudah habis (kuota)," kata dia.

Sementara itu, Kepala KpW BI Surakarta, Dwiyanto Cahyo Sumirat mengatakan, antusiasme masyarakat untuk menukar uang baru memang tinggi.

Baca juga: Niatnya Dinda, Tukar Uang Baru Emisi 2022 Sampai Karanganyar

Baca juga: Ingin Lepas dari Dollar AS, Rusia dan China Segera Ciptakan Mata Uang Baru

Dia mengatakan, dari aplikasi pintar yang harus diisi calon penukar sudah terpenuhi 700 kuota khusus di Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta.

Meski begitu, pihaknya masih menyediakan kuota bagi masyarakat yang sudah antri, namun belum mengisi website.

"Antusiasnya memang tinggi, dari aplikasi sudah 700 orang."

"Namun kami juga ada spare jika ada masyarakat yang belum sempat mengisi dan sudah mengantri."

"Mudah-mudahan bisa terpenuhi walaupun tidak banyak," kata Anto sapaan akrabnya.

Dwiyanto Cahyo Sumirat mengatakan, calon penukar uang memang wajib mengisi lewat aplikasi pintar.

Hal ini bertujuan agar pihaknya bisa menyediakan uang yang akan dibawa.

"Wajib isi form kalau kas keliling, kalau di bank hanya KTP."

"Tujuannya agar bisa mengestimasi jumlah Rupiah yang akan dibawa."

"Karena jika tidak mengisi, kami tidak mengetahui hendak membawa berapa banyak," kata dia. (*)

Baca juga: Yuks Dilarisi Parcel Lebaran Produk UMKM Banyumas, Paket Hemat Cuma Rp 250 Ribu

Baca juga: Cerita Warga Ketanjung Demak Gunakan Perahu Patroli Kampung: Antisipasi Rumah Disatroni Maling

Baca juga: BRI Peduli Korban Banjir Demak dan Kudus: Bantu Sembako Hingga Sandal di 12 Posko Pengungsian

Baca juga: Mudik Lebaran 2024, Perputaran Uang di Jateng Diperkirakan Bisa Capai Rp 14 Triliun