Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Ingin Lepas dari Dollar AS, Rusia dan China Segera Ciptakan Mata Uang Baru

Negara-negara yang tergabung dalam organisasi BRICS, termasuk Rusia dan China, tengah dalam proses menciptakan mata uang baru.

Tribunnews.com/Istimewa
Presiden China Xi Jinping terlihat di layar selama pertemuan melalui konferensi video dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin di Moskow pada 28 Juni 2021. 

TRIBUNJATENG.COM, MOSKWA – Negara-negara yang tergabung dalam organisasi BRICS, termasuk Rusia dan China, tengah dalam proses menciptakan mata uang baru.

Untuk diketahui, BRICS adalah organisasi yang beranggotakan sesuai akronim dari negara anggotanya yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Perihal rencana menciptakan mata uang baru dari BRICS itu disampaikan oleh anggota parlemen Rusia Alexander Babakov yang dikutip Live Mint.

Baca juga: Finlandia Resmi Gabung NATO, Warga Rusia Ungkap Kekecewaannya: Mereka Akan Rugi

Menurut Babakov, BRICS sedang dalam proses menciptakan mata uang baru sebagai strategi pembayaran agar tidak bergantung dengan dollar AS atau euro.

Dia menyebutkan bahwa mata uang baru akan didasarkan pada emas dan komoditas lain seperti elemen tanah jarang.

Para pemimpin negara-negara BRICS
Para pemimpin negara-negara BRICS, mulai dari Xi Jinping dari China, Vladimir Putin dari Rusia, Jair Bolsonaro dari Brasil, Narendra Modi dari India, dan Cyril Ramaphosa dari Afrika Selatan pada KTT BRICS di Osaka, Jepang, pada 28 Juni 2019.(Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via Reuters)

Akan tetapi, dia tidak merinci detail lain mengenai mata uang baru Rusia dan China beserta negara-negara BRICS.

Pejabat Rusia lain juga belum mengonfirmasinya.

Dilansir dari Firstpost, pembahasan mengenai mata uang baru paling cepat akan terjadi pada KTT BRICS di Afrika Selatan pada Agustus tahun ini.

Beberapa sumber dikutip Firstpost menyampaikan, ide mengenai mata uang baru BRICS diinisiasi oleh Rusia karena negara tersebut menghadapi sanksi ekonomi yang berat dari Barat atas invasi ke Ukraina.

Firstpost mengutip Babakov yang mengatakan bahwa Rusia dan India akan mendapat manfaat paling banyak dari mata uang baru itu.

“New Delhi, Moskwa harus melembagakan asosiasi ekonomi baru dengan mata uang bersama yang baru, yang bisa berupa rubel digital atau rupee India,” kata Babakov.

 Dia menambahkan bahwa China juga akan memainkan peran penting dalam pengembangan mata uang baru karena memiliki 1,4 miliar dari populasi.

“New Delhi, Beijing, dan Moskwa adalah negara-negara yang sekarang melembagakan dunia multipolar yang didukung oleh mayoritas pemerintah,” katanya.

“Komposisinya harus didasarkan pada induksi ikatan moneter baru yang ditetapkan pada strategi yang tidak membela dolar AS atau euro, melainkan membentuk mata uang baru yang kompeten untuk menguntungkan tujuan bersama kita,” ujar Babakov.

 Di sisi lain, Brasil sudah mulai menerima penyelesaian perdagangan dan investasi dalam yuan China.

Sedangkan India dan Rusia memiliki mekanisme rupee India dengan rubel rusia untuk sejumlah perdagangan, bukan dollar AS atau euro. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rusia dan China Segera Ciptakan Mata Uang Baru, Ingin Lepas dari Dollar AS"

Baca juga: Rusia Tangkap Wanita Pembawa Patung Berisi Bom Tewaskan Blogger Militer Vladlen Tatarsky di Kafe

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved