Demak Dulunya Lautan, Terjadi Pendangkalan 30 Meter per Tahun
pada abad ke-17, lautan selat Muria berubah menjadi daratan yang sekarang menjadi bagian dari Kudus, Grobogan, Pati..tanah Denak turun
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Banjir Demak 2024 Terparah, Tanah Turun hingga 12 CM per Tahun
TRIBUNJATENG.COM- Banjir yang terjadi di Kabupaten Demak pada 2024, disebut menjadi yang paling parah sepanjang sejarah.
Bahkan banjir tersebut kini kian meluas hingga merendam 13 kecamatan atau 70 desa.
Puluhan ribu warga pun terkena dampaknya hingga terpaksa mengungsi karena rumahnya kebanjiran.
Demak sendiri dahulunya adalah lautan.
Dahulu, Selat Muria memisahkan daratan utara Jawa Tengah dengan Gunung Muria.
Gunung Muria adalah sebuah gunung berapi yang terletak di pantai utara.
Namun, pada abad ke-17, perairan ini berubah menjadi daratan yang sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Demak, Kudus, Grobogan, Pati, dan Rembang.
Sejarah Selat Muria menyimpan cerita tentang bagaimana sebuah wilayah perairan berubah menjadi daratan yang subur.
Pada abad ke-IX, ketika kerajaan Mataram kuno mulai berkembang, daratan Kudus mulai terbentuk dari proses sedimentasi.
Proses sedimentasi itu terjadi melalui sungai-sungai yang mengalir ke Selat Muria.
Pendangkalan yang terjadi secara bertahap ini, akhirnya mengubah Selat Muria menjadi daratan.
Pendangkalan diketahui cepat terjadi rata-rata 30 meter per tahun.
Namun kini, setiap tahunnya tanah di Demak rata-rata turun dari 4 cm hingga 12 cm per tahunnya.
Hal itu dinyatakan pada rapat konsorsium pada Bulan Juni 2021 dengan Undip, Geologi Bandung, Wetlands dari Belanda, ESDM Provinsi dan berbagai universitas lainnya.
Kata Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak, Arso Budiyatno.
Arso mengatakan rapat konsorsium tersebut membahas terkait penurunan tanah di Wilayah pantura khususnya di wilayah Demak, Semarang.
Kesimpulannya penurunan permukaan tanah di wilayah Demak merupakan satu-kesatuan dengan wilayah yang ada di Semarang dan banyak faktor yang diindikasikan menjadi penyebab.
Faktor-faktor tersebut diantaranya di daerah Sayung memiliki kontur tanah yang relatif muda. “Jadi dibandingkan dengan daratan-daratan yang lain ini memang usianya dianggap paling muda. Jadi memang kekuatan untuk menahan beban yang ada di atasnya memang relatif berbeda kekuatannya”, ujarnya.
Penyebab kedua, Arso menyebut indikasi pengambilan air tanah di wilayah Sayung secara berlebihan. Baik pengambilan air tanah dari warga maupun industri yang ada di wilayah tersebut.
“Pengambilan udara tanah yang berlebihan di zona Sayung dan Semarang Utara.
Sumur sumur bor, dan juga pabrik pabrik yang ada di wilayah Sayung. Sayung juga termasuk zona industri juga. Diakui atau tidak banyak masyarakat yang menetap tanpa laporan,” terangnya.
Dijelaskan Arso, kontur geologi Demak dan Semarang merupakan satu-kesatuan, artinya pengambilan udara tanah secara berlebihan di Demak akan berpengaruh pada penurunan permukaan tanah di Semarang juga, begitupun sebaliknya.
“Ada sekitar 30 sampai 40 pabrik yang ada di wilayah Sayung, selain itu di wilayah Semarang Utara juga ada puluhan pabrik yang dulunya banyak pengambilan sumur artetis.
Jadi memang ini menyatu, penurunan tanah tidak serta merta di Demak patah terus turun, tapi di wilayah sekitarnya juga turun, karena memang cekungan airnya satu wilayah cekungan”, ujarnya.
“Yang terutama ambles itu masih di wilayah pesisir, khususnya Kecamatan Sayung. Kalau di daerah Bonang belum tapi air robnya yang naik,” sambung Arso.
Lebih lanjut Arso menambahkan, “Pelabuhan Tanjung Emas dulunya juga melakukan pengeboran sumur untuk mengambil tanah air yang mencukupi kebutuhan kapal-kapal besar. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor terjadinya penurunan muka tanah”, pungkasnya.
(*)
Warga Protes Truk Proyek Tol Semarang-Demak Bikin Jalan Rusak, CRBC Wika PP Janji Tindaklanjuti |
![]() |
---|
Warga Purwosari Adang Truk Material Proyek Tol Semarang-Demak, Sopir: Dari Semalam Tak Boleh Masuk |
![]() |
---|
"Jalanku Ojo Diremuk" Viral Keluhan Warga Sayung Soal Proyek Jalan Tol Semarang Demak |
![]() |
---|
5 Rekomendasi Perumahan Subsidi di Demak, Cicilannya Mulai Rp 900 Ribuan Sebulan |
![]() |
---|
Hafiz Dokter yang Tinggal di Kolong Jembatan Demak Pernah Berencana Lamar Wanita Asal Sidoarjo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.