Demak
Kisah Warga Berziarah ke Makam Syekh Abdullah Mudzakir yang Berada di Laut Pesisir Demak
Makam Syekh Abdullah Mudzakir Berdiri di Atas Laut Pesisir Demak, Sunarsih: Mendoakan Bisa Membawa Berkah
Penulis: faisal affan | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Siang itu, terik matahari membakar pesisir Demak. Namun, panas bukan halangan bagi Sunarsih, warga Kudus, untuk menunaikan niatnya guna berziarah ke makam Syekh Abdullah Mudzakir di Dusun Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Uniknya, makam ulama penyebar agama Islam ini tidak berada di daratan, melainkan di atas laut.
Abrasi yang terus menggerus pesisir Demak selama puluhan tahun telah menenggelamkan pemukiman di sekitarnya, namun makam tersebut tetap tegak berdiri.
Sunarsih datang bersama rombongan tetangganya dari Kudus.
Baca juga: Sosok Wahyudin Anggota Dewan yang Viral Karena Hendak Merampok Uang Negara Bersama Selingkuhan
Baca juga: Lakukan Penggelapan di Perusahaan Furniture Hingga Rp 292 Juta, Elisabeth Dijebloskan ke Penjara
“Ke sini bareng tetangga. Memang tujuannya buat ziarah. Berangkat tadi pagi,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).
Baginya, makam Syekh Mudzakir bukan sekadar tujuan ziarah. Ia percaya, doa di pusara ulama yang berperan besar dalam penyebaran Islam di Demak itu bisa mendatangkan syafaat.
“Kami percaya, mendoakan makam ulama bisa membawa berkah dan karomah,” katanya dengan penuh keyakinan.
Namun perjalanan ke makam bukan perkara mudah. Lokasi yang sudah dikelilingi air laut membuat peziarah harus menumpang perahu dengan ongkos Rp 30 ribu per rombongan.
“Kalau jalan kaki bisa, tapi jauh dan melelahkan. Lebih baik naik perahu,” ucap Sunarsih sambil tersenyum.
Meski miris melihat laut yang kian hari semakin menelan kawasan itu, ia berharap makam Syekh Mudzakir tetap dilestarikan.
“Jangan sampai dibiarkan begitu saja. Anak cucu kita juga harus bisa ziarah ke sini,” tuturnya.
Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, Syekh Abdullah Mudzakir menetap di Dusun Tambaksari sekitar tahun 1900. Ia dikenal sebagai tokoh agama yang menanamkan ajaran Islam kepada masyarakat Demak.
Setelah puluhan tahun berdakwah, beliau wafat pada 1950 dalam usia 81 tahun, lalu dimakamkan di kawasan tersebut.
Keberadaannya meninggalkan jejak sejarah yang dalam. Nama “Bedono” sendiri diyakini berkaitan dengan ulama tersebut.
Bedono berasal dari kata ambet (aroma) dan ono (ada), merujuk pada kisah bahwa kehadiran kiai ini membawa keberkahan hingga kawasan gersang menjadi subur.
| Pemkab Demak Gelar FGD, Petakan Potensi Bencana |
|
|---|
| TCF Night Show Festival 2025 Digelar Malam Ini di Alun-alun Demak, Sediakan Wedang Ronde Gratis |
|
|---|
| ESDM Semarang-Demak Dukung Inovasi Aplikasi Digital SIPP GEOMIN |
|
|---|
| Atlet Muda Demak Sumbang 1 Perak dan 2 Perunggu di Kejurnas Atletik 2025 |
|
|---|
| Petani Garam di Demak Tertekan Tengkulak, Minta Pemkab Bangun Pabrik Pemurnian |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20250920_Ziarah-Makam.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.