Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Grobogan

Mitos di Balik Lumpur Bledug Cangkring Grobogan Bergolak Lagi, Sangat Jarang Terjadi, Ada Bencana?

Menurut keyakinan warga setempat jika muncul semburan lumpur di Bledug Cangkring konon akan diikuti sebuah bencana buruk di Indonesia

Editor: muslimah
DOKUMEN PEMDES GRABAGAN
Obyek wisata Baby Volcano' atau biasa disebut Bledug Cangkring di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mengeluarkan semburan lumpur deras bersamaan dengan gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,5 yang mengguncang Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024) sore pukul 15.54.  

Meski demikian, Dosen Teknik Geologi dan Pertambangan Institut Teknologi Adhitama Surabaya ini menyebut, mud volcano di Grobogan dan Blora ini berbeda dengan di Sidoarjo.

Mud volcano di Sidoarjo bersuhu 100 derajat celcius. Sedangkan mud volcano di Kesongo mengikuti suhu kamar berkisar 30 derajat celcius hingga 32 derajat celcius.

"Fenomena semburan ibarat erupsi tapi lumpur. Mud volcano menjadi ciri minyak dan gas dan selalu berasosiasi dengan keberadaan migas baik di bawah atau di sekitarnya. Hal ini bisa kita lihat di sebelah barat Kesongo ada lapangan migas produktif, lapangan Gabus milik Pertamina," kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jatim ini.

Diberitakan sebelumnya, "Bledug Cangkring" di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), mengeluarkan semburan lumpur deras seusai gempa magnitudo 6,5 di Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim), Jumat (22/3/2024) sore.

Kepala Desa Grabagan, Eko Setyawan menyampaikan, fenomena muntahan lumpur pernah muncul saat terjadi gempa bumi besar di daerah lain.

Misalnya, saat gempa Yogyakarta Mei 2006, Bledug Cangkring juga bergejolak.

Hanya saja, semburan lumpur saat itu sangat deras dan berlangsung lama.

"Tadi pukul 16.00 WIB lumpur muntah dan melimpas. Saat ada gempa besar pasti muntah. Ibarat mangkok yang digoyang-goyangkan pasti tumpah," kata Eko saat dihubungi melalui, Jumat malam.

Terakhir pada 22 Februari 2022, Bledug Cangkring juga memuntahkan lumpur setinggi 1 meter selama 1,5 jam hingga membanjiri area persawahan seluas 1 hektar.

"Namun, momentum saat itu tidak ada gempa yang mengguncang Indonesia. Entah fenomena alam apa, kami tidak paham," sambung Eko.

Dijelaskan Eko, limpasan lumpur asin beraroma belerang itu saat ini tercatat telah membanjiri kawasan wisata Bledug Cangkring.

Lumpur itu juga telah memasuki pekarangan di empat rumah di Desa Grabagan.

"Malam ini pukul 21.00 WIB sudah berhenti dan besok bersama-sama akan kita bersihkan. Lumpur meluber sejauh 100 meter dengan kedalaman 15 sentimeter," kata Eko. (*) 
 
Sumber: Kompas.com

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved