Berita Jateng
Blak-blakan Bupati Kendal Dico Isyaratkan akan Pindah Semarang, Sebut Asal Istrinya Chacha Frederica
Bupati Kendal Dico Ganinduto sempat merasa kaget terhadap survei elektabilitas Prabowo-Gibran jelang Pilpres
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM - Bupati Kendal Dico Ganinduto sempat merasa kaget terhadap survei elektabilitas Prabowo-Gibran jelang Pilpres.
Keterangan itu disampaikan dalam podcast Tribun Jateng yang dipandu pemimpin redaksi Erwin Ardian, beberapa waktu lalu.
Survey yang dilakukan internal menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran di Kabupaten Kendal hanya 28 persen pada awal Januari 2024.
Dico mengaku syok karena selisih jauh dengan paslon 03 yang memiliki elektabilitas hingga 40 persen lebih.
Llau, bagaimana Dico mampu menaikkan elektabilitas Prabowo-Gibran di Kendal hingga mencapai 54 persen saat Pilpres 2024.
Lalu, pasca Pemilu 2024, adakah obsesi Dico untuk maju ke Pilgub Jateng?

Baca juga: Daftar 7 Besar Survei Elektabilitas Cagub Jateng 2024 Versi ARCHI, Hendi Ungguli Dico dan Sudaryono
Baca juga: Chacha Frederica Kini Istri Bupati Kendal, Kisahkan Perjuangan Mereka: Ngontrak, Makan Bareng Tikus
Berikut hasil wawancara Tribun Jateng dengan Dico Ganinduto:
Di medsos sempat ramai Mas Dico sama Gibran jadi upin ipin? Gimana ceritanya?
Waktu itu viral berawal dari Gibran memberi saya gantungan upin ipin tapi mukanya mas Gibran. Sejak video itu, orang mengenal saya sebagai upin ipin. Itu momennya pas juga sedikit lucu karena foto upin ipin. Di tiktok saya viewer hampir 20 juta.
Bagaimana kunci sukses bisa mimpin daerah di usia muda?
Saya selalu sampaikan dan pelajari bahwa kita harus mengerjakan apa yang kita sukai, yang jadi passion. Kalau kita politik ya harus tekuni sesulit apapun.
Jalani sesuai nurani kita. Nanti kita enggak pernah merasa capek. Tetep seneng. Istiqomah juga. Kebetulan saya dilantik bupati Kendal di usia 31 tahun. Cita-cita jadi kepala daerah usia muda, karena anak muda pasti mampu mengemban amanah.
Tanggapan pilpres kemarin gimana mas Dico?
Awal-awal itu saya sering diundang ke Jakarta, ikut menyaksikan debat Pilpres langsung. Dan bangga juga di usia muda bisa aktif berpolitik.
Tapi ada cerita menarik di balik itu. Survei internal awal Januari 2024 suara 02 di Kendal itu 28 persen. Sedangkan 03 di angka 40 persen. Angka kita jeblok. Saya shock dong.
Lalu saya telusuri nih apa masalahnya. Setelah cari tahu ternyata di Kendal ada saya. Karena saya pendukung garis keras 02, Kendal bahasanya ditinggal diserahkan semua ke saya.
Tapi waktu itu karena saya sering pergi ke Jateng dan Jakarta jadi Kendal enggak kepegang. Nah tapi masalahnya engga ada koordinasi sama saya.
Saya keliling bersama Deny Caknan, Gus Miftah. Ternyata kerja relawan di lepas. Waktu itu kan yang jadi perhatian Jateng.
Kemudian kita berpikir bagaimana caranya kita menang kan gitu. Kita full power. Harus menang di Jateng.
Sejak saat itu, saya mulai tekankan ke diri saya, saya enggak akan keluar Jateng dulu, akan fokus di Kendal mulai Januari awal sampai Pilpres.
Dulu debat selalu diundang ke Jakarta. Tapi setelah tahu hasil survei jeblok, saya masifkan di Kendal. Selama 1,5 bulan fokus Kendal.
Tapi ada yang lebih bikin deg-degan. Masa kampanye, Ganjar 3 kali datang Kendal. Padahal masa kampanye 90 hari. Kenapa ini Kendal 3 kali, ada apa si sebenarnya.
Nah ini kemudian jadi fokus kami untuk fokus di kendal agar 02 menang. Kita kerja politik bener-bener. 2 minggu kita sudah bentuk 5 ribu relawan untuk fokus pemenangan. Relawan kita bekali secara matang visi misi 02.
Akhirnya suara 02 menang di angka 54 persen. Padahal hitungan saya target menang 52 persen.
Kita hanya punya waktu 1,5 bulan, dari suara 28 persen menjadi 54 persen. Ini saya lega sekali. Karena ini salah satu tantangan juga.
Kita beralih ke pilgub dan pilkada. Beberapa survei nama Mas Dico muncul di pilgub. Itu gimana mas?
Kalau saya pribadi melihat indikator kontestasi ada beberapa instrumen. Pertama kendaraan parpol. Kedua, dukungan masyarakat. Ketiga, dukungan alim ulama karena khususnya di jateng ini jadi kunci utama.
Kalau hari ini survei muncul, itu bukan saya ingin maju cagub. Sama sekali tidak. Kalau muncul, ini gambaran masyarakat jateng yang mengharapkan nama saya potensi maju cagub. Tapi untuk hari ini saya belum kerja politik untuk maju sebagai cagub.
Kenapa bisa muncul nama kalau belum kerja politik cagub? Sudah ada gambaran?
Gambaran ada, tapi saya pastikan belum kerja politik ke cagubb. Mungkin karena kinerja saya selama di kendal bagus jadi masyarakat menginginkannya.
Kedua, afiliasi politik dengan gibran. Mungkin ini dua indikator yang membuat survei saya mucnul di Jateng.
Di luar dari itu, mungkin kerja saya terpublikasikan di medsos. Dari awal saya konsen kinerja selama jadi bupati di medsos.
Pernah dalam satu kesempatan ditanya mau ga maju jateng. Gimana mas?
Saya sebagai pejabat publik kalau diberi amanah saya siap di manapun saya berada. Intinya mengabdi pada negara melalui jalur politik sesuai passion saya, saya siap karena saya sebagai pejabat publik.
Cuman hari ini belum ada gerakan ke arah sana. Saya pernah berpikir saya ga akan kemana-mana kalau kerja pemerintahan kendal tidak terbukti. Buat apa kalau maksakan diri maju.
Karena kalau jadi politik sekaligus pejabat publik ada dua. Pertama bagaimana menaikkan kursi suara partai di wilayah sebagai kerja politik. Lalu kerja pemerintahan yang kita kerjakan sebagai bupati.
Dari 2021- sekarang apa yang bangga di kendal?
Banyak bersyukur capaian 3 tahun di Kendal banyak dianggap prestasi masyarakat. Bagaimana saya mampu berkolaborasi pemprov dan pusat memajukan ekonomi industri. Itu sudah diapresiasi pemerintahan Singapura
Baru di pemerintahan saya 3 menteri Singapura memberi apresiasi dan terima kasih terhadap suport Kawasn Industri Kendal (KIK).
Dampaknya komitmen untuk memaksimalkan masyarakat dapat lapangan kerja di KIK. Pembukaan lapangan kerja masyarakat terbukti tinggi.
Ini terbukti dari penurunan angka kemiskinan di kendal turun 1,5 persen, tertinggi di Jateng pada tahun 2023.
Kedua ingin menunjukkan kendal dan jateng, dengan bangga pembangunan dan kearifan lokal. Bangga jadi kendal. Makanya ada 7 program prioritas. Dari pemerintahan sebelumnya, belum ada yang bangun sebanyak ini.
Saya bangun perpusda, GOR baru dengan kapasitas lebih besar, masjid agung kendal direvitalisasi, alun-alun kaliwungu yang sudah lama ruwet ga terurus, RTH Boja juga kita bangun, pasar weleri, revitalisasi wisata curug sewu. Insyaallah semuanya ikonik.
Kembali ke kontestasi Pilgub, apakah sudah ada pembicaraan dengan partai untuk maju pilgub?
Saat ini partai sudah mengeluarkan surat tugas untuk pilgub. Nggak cuma saya tapi beberapa kader juga dapat. Ini penjaringan maju provinsi. Meskipun masih penjaringan sudah ada surat rekomendasi
Kalau Mas Dico tetap milih kendal atau provinsi?
Mengalir aja, untuk menyelesaikan program tapi saya juga mulai eksplore Jateng, bukan untuk maju Pilgub.
Tapi sebagai kepala daerah ya, karena minimal saya studi banding ke daerah lain di Jateng. Kemarin juga sempet ketemu Gus Yasin di Rembang.
Istri saya, Cacha kan asli Semarang. Kemungkinan setelah ini saya pindah Semarang
Kalau sudut pandang Mas Dico, apa yang dibutuhkan Jateng? Sudah ada gambaran?
Belum ada gambaran saat ini. Kalau yang saya tau Jateng emang ketinggalan ekonomi, angka kemiskinan kita lebih tinggi dibanding jatim dan jabar. Ini yang perlu kita selesaikan.
Secara keseluruhan fokus pertumbuhan ekonomi diperhatikan pertanian. Ini harus di sinergikan dari daerah dengan program hilirisasi pemerintah pusat. Bisa memberi dampak juga di pariwisata. (*)
Inilah 2 Nama Yang Muncul Dalam Bursa Ketua KONI Jateng, Ada Sosok Misterius Yang Mendadak Batal |
![]() |
---|
Mengapa Praktik Suap dan Intimidasi Subur di Tubuh Kepolisian? |
![]() |
---|
Menelusuri Praktik Suap dan Intimidasi Polisi Pelaku Extrajudicial Killing di Jawa Tengah |
![]() |
---|
Wagub Jateng Targetkan 50 Persen Penyandang Difabel Bisa Nikmati Program Kecamatan Berdaya pada 2026 |
![]() |
---|
Layanan Medis Sentuh Langsung Masyarakat, Polres Banjarnegara Gelar Patroli Kesehatan Ambulans Motor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.