Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jepara

Kemenkes RI Temukan Varian DBD Bahaya di Jepara, Penyumbang Kematian Banyak Jateng

Ditemukan Virus Dengue dengan serotipe Den 3 pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu faktor angka kematian di Kabupaten Jepara.

|
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: rival al manaf
Istimewa
Tips And Tricks Cara Mencegah Demam Berdarah 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Ditemukan Virus Dengue dengan serotipe Den 3 pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu faktor angka kematian di Kabupaten Jepara tertinggi.

Diketahui bahwa, di Kabupaten Jepara sudah ada 20 orang meninggal dunia akibat terserang DBD.

Melihat tingginya angka kematian, Tim Peneliti Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI langsung turun dan mencari penyebabnya kasus DBD di Kabupaten Jepara bisa berbeda dengan daerah lain.

Baca juga: Tips And Tricks Cara Mencegah Demam Berdarah

Baca juga: 17 Orang Meninggal Karena Demam Berdarah di Jepara, DPR Minta Pemkab Lebih Serius Lakukan Penanganan

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara Mudrikatun melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eko Cahyo Puspeno menyampaikan bahwa ada darah dari para pasien yang telah dijadikan sample untuk mendapatkan penyebabnya.

"Diambil sample darah penderita DBD pada 6 rumah sakit, itu dibagi dua tahap. Ini baru tahap pertama sejumlah 237," kata Eko kepada Tribunjateng, Minggu (31/3/2024).

Dari sample tersebut, Tim Kemenkes RI mendapati banyaknya penderita DBD di Kabupaten Jepara ada Virus Dengue Serotipe Gen 3.

Eko mengatakan bahwa serotipe gen 3 dan 4 dinilai ganas, lantaran penderita bisa terkena Dengue Syock Sindrome (DSS).

"Kecurigaan kami kenapa DBD banyak di Jepara (Pasien DBD) yang meninggal karena serotipenya ganas ," ucapnya.

Dia menjelaskan bahwa Tim Kemenkes sudah melakukan penelitian vektor di beberapa desa yang memilikipenderita DBD.

Dari beberapa desa, ada dua desa yaitu Desa Bugel, Kecamatan Kedung dan Pendosawalan, Kecamatan Kalinyamatan.

Melalui penelitian vektor terjadi transmisi transovarial sesuai dugaan yang ada selama ini, sehingga di dalam telur nyamuk kemudian nanti menetas menjadi jentik lalu jadi nyamuk dewasa sudah mengandung virus DBD.

"Juga ada yang sudah keluar pemeriksaan virologi pada nyamuk dan jentik. Ditemukan virus pada tubuh nyamuk ada yang den 3 ada juga serotipe lain, ada juga di jentik jentik nyamuk ," ucapnya.

Menurutnya hasil dari penelitian tim Kemenkes bisa menjadi acuan untuk kewaspadaan terhadap nyamuk yang ada sekiling masyarakat.

Dia mengajak masyarakat bisa lebih gencar kembali dan jangan lengah untuk memberantas nyamuk DBD.

"Kalau ditemukan virus di jentik nyamuk ini berarti nanti. Jentik akan menetas menjadi nyamuk dewasa dan mereka tanpa menggit sudah membawa virus ," tutupnya. (Ito)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved