Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Curhat Sopir Bus Mudik Gratis Difitnah Penumpang yang Diantarnya, Ngaku Diminta Iuran Rp 5 Ribu

Seorang sopir bus mudik gratis Jakarta-Solo merasa difitnah oleh penumpang yang telah dia antarkan.

Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
Facebook/Info Mudik Gratis 2024
Kiri: unggahan penumpang bus mudik gartis. Kanan: sopir bus mudik gratis 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang sopir bus mudik gratis Jakarta-Solo merasa difitnah oleh penumpang yang telah dia antarkan.

Hal ini bermula dari postingan pemilik akun Facebook Berbias Cahaya Pagi di grup INFO MUDIK GRATIS 2024.

Dalam unggahannya, akun itu menulis jika ia dan peserta lain dimintai uang Rp 5 ribu oleh sopir bus untuk membayar e-tol.

“Parah..mudik gratis berangkat dari TMMI bus 2 tujuan Solo, kru bus minta iuran buat beli saldo e tol..terkumpul 210 rb, akhirnya keluar tol Pejahan kan karena ga cukup..selepas kali kangkung minta lagi iuran 5 rb per orang..bus bluestar no 2 tujuan Solo,” tulis akun Berbias Cahaya Pagi.

Pengakuan akun tersebut akhirnya sampai ke telinga sopir bus.

Sopir bus itupun segera membuat video klarifikasi.

Baca juga: Rumah Ambruk Permata Puri Semarang, Pemilik Rugi 500 Juta, Sebut Bukan Bencana Alam tapi Kelalaian

Dari keterangannya, ia mengatakan jika ia tak meminta pungutan uang untuk membeli saldo e-tol.

Namun pungutan itu dilakukan oleh beberap penumpang karena penumpang ingin dilewatkan tol agar lebih cepat.

Sedangkan bus yang berangkat dari TMII itu sudah diatur harus melalui jalur selatan bagian luar, yaitu Bandung, Kebumen, hingga Solo.

Sopir bus itupun sudah menjelaskan jika dirinya tak diberikan uang untuk membeli saldo e-toll.

Sehingga ia tak bisa masuk ke dalam tol.

Kronologinya saya ingin cerita, karena saya ditegur langsung dair kantor saya, saya dikasih perngatan.

 


"Saya tujuan saya Jakarta lewat selatan via selatan, Bandung, Kebumen, Purworejo, Solo. Penumpang saya tujuan semuanya Solo.

Dari penumpang dia nggak mau lewat selatan, mintanya lewat tol saja pak.

Dari pihak penumpang saya semuanya yang di bis saya. Maka dari itu akhirnya saya bingung.

Saya nggak bisa karena ini udah peraturan dari kantor saya, suruh lewat pinggir nggak bisa lewat tol bapak ibuk. Saya sudah bilang kayak gitu.,” ucap sopir bus menceritakan kejadian awalnya.

Sopir pun menjelaskan jika ia memang tak diberi uang untuk membeli saldo e tol.

Sedangkan sopir itu juga enggan meminta-minta kepada penumpang.

Kemudian beberapa penumpang berinisiatif untuk mengumpulkan uang dari para penumpang bus.

“Saya arahkan lagi dia nggak mau tetep nggak mau, tetep mau minta lewat tol.

Saya nggak dikasih uang tol dari pihak kantor saya. Jadi kalau masuk tol mungkin ibuk koordinasi sama semua penumpang. Saya nggak mau minta-minta kayak gitu nggak mau bu, karena takut ada komplainan. Saya nggak mau,” papar sopir tersebut.

Akhirnya sopir itu diberi uang senilai Rp 210 ribu dari hasil yang dikumpulkan oleh ibu-ibu.

Sopir pun membelikan saldo e-tol.

Namun karena saldonya masih kurang, akhirnya sopir itu keluar di exit tol Pejagan dan memilih rute Jalan Panturan.

Saat istirahat makan di Alas Roban, ibu-ibu mendatangi sopir itu dan memaksa lagi untuk lewat tol.

“Waktu itu saya dikasi katanya uang tip Rp 210 ribu, dimintain sama ibu-ibu penumpang saya mintain katanya buat pak sopir. Saya beliin e-tol daripada saya minta-minta, cuma etolnya ggak cukup, saya keluar Pejagan.

Pejaga saya lewat pinggir lagi karena e-tolnya nggak cukup. Saya nggak mau lewat tol lagi karena takut ditegur kantor saya.

Akhirnya saya lewat Pantura, magrib kita buka puasa di Alas Roban. Mau masuk Batang, ibu-ibu nyamperin saya lagi, pak kenapa nggak lewat tol. Ini kan gini. 

Iya berapa mintanya berapa? saya nggak minta bu, tapi ibu-ibu maksa, saya yang minta, saya yang tanggungjawab kalau ada apa-apa. Kalau nggak masuk tol kita lama lafgi.  Karena di sini ada anak kecil. Akhirnya saya ngikutin ibu-ibu. Terus dimintain Rp 5 ribu lagi,” papar sopir itu.

Akhirnya terkumpul Rp 100 ribu dan bus lewat tol Batang sampai Solo.

Namun sopir itu kaget karena telah difitnah oleh akun Berbias Cahaya Pagi.

Padahal dirinya sudah bekerja sebagai sopir pariwisata selama 25 tahun dan baru mengalami kejadian seperti itu.

“Mudah-mudahan penumpang bisa membantu semuanya, karena ini fitnahan keji, saya juga nggak terima. Seumur-umur 25 tahun, baru kali ini,”

Kini sopir bus berharap bisa bertemu dengan pemilik akun tersebut.

Ia juga berharap manajemen bus serta penyelenggara mudik gratis bisa mengerti kronologi yang terjadi.

Di akhir video, sopir itu sempat meminta maaf kepada para penumpang jika meembuat penumpangnya tak nyaman saat membawa kendaraan.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved