Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Banjir Semarang, Pemkot dan Aktivis Lingkungan Bahas Bersama

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin menyebut, penanganan banjir Kota Semarang butuh langkah besar

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Tim Video Editor

Berikut ini video banjir Semarang, Pemkot dan aktivis lingkungan bahas bersama.

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin menyebut, penanganan banjir Kota Semarang butuh langkah besar di antaranya dengan mengembalikan daerah resapan air.

Berdasarkan kajiannya, air hujan yang turun di Semarang selama ini langsung bablas ke daerah hilir sehingga memicu terjadinya banjir.

Padahal, air hujan tersebut butuh inflitrasi atau resapan air setidaknya 50 persen. 

Dari 50 persen infiltrasi, setidaknya 35 persen air harus dilakukan evaporasi (penguapan) sisanya 15 persen bisa runoff atau melimpas masuk ke sungai.

"Nah di Semarang tidak terjadi  demikian, selama ini 100 persen air meluncur begitu saja," jelas dia dalam diskusi lingkungan peringatan Hari Teater Dunia (Hatedu) yang diselenggarakan oleh sejumlah seniman di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Jalan Sriwijaya, Kota Semarang, Jumat (19/4/2024) malam.

Ia melanjutkan, upaya menciptakan infilitrasi pencegahan banjir bisa dilakukan dengan berbagai cara di antaranya masif melakukan reboisasi dan memperbanyak membuat biopori. 

Kemudian menekan pembangunan daerah hulu supaya daerah resapan tetap terjaga. 

"Boleh membangun tetapi kita harus hitung bukaan lahan berapa hektare?, lalu potensi banjirnya seperti apa? Selanjutnya melakukan manajemen pengelolaan air di masing-masing kawasan," imbuh dia.

Sebaliknya untuk wilayah hilir Semarang, kata dia, hanya ada satu langkah kunci yakni menekan penggunaan air tanah.

Dalam kasus ini, ia meyakini pembangunan kolam retensi yang masuk dalam satu paket dengan pembangunan proyek tol Semarang-Demak dapat menjadi solusi.

"Nanti ada kolam retensi sekitar 250 hektare. Harapannya perusahaan yang menempati pesisir jangan ambil air tanah lagi," paparnya.

Selain itu, pihaknya menilai, langkah penanganan banjir perlu melakukan kesadaran makro lingkungan dengan melibatkan segala unsur masyarakat.

Terutama sekitar 1,6 juta penduduk warga Kota Semarang perlu dilibatkan dengan mengubah kesadaran di antaranya tak membuang sampah sembarangan.

"Kalau hanya mengandalkan manajemen infrastruktur berapa biaya infrastrukur yang harus dirogoh setiap tahun dan ujungnya pasti akan frustasi, tahun ini banjir 50 liter perdetik tahun berikutnya bisa saja terus bertambah," ujarnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved