Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Singgih Januratmoko

Singgih Januratmoko: Masalah Bangsa Selesai dengan Bergotong-Royong

Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko menghelat “Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan” yang dirangkaikan dengan halal bihalal

istimewa
Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko menghelat “Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan” yang dirangkaikan dengan halal bihalal dengan warga Klaten. Ia berpesan, Pemilu 2024 telah usai, kini saatnya bergotong-royong membangun negara. 

TRIBUNJATENG.COM, KLATEN -- Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko menghelat “Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan” yang dirangkaikan dengan halal bihalal dengan warga Klaten, Sabtu (4/4/2024).

Ia berpesan, Pemilu 2024 telah usai, kini saatnya bergotong-royong membangun negara.

“Gotong-royong merupakan jiwa Pancasila, mengabaikan gotong-royong dengan paradigma persaingan, hanya akan menghambat pembangunan nasional. Usai Pemilu saatnya berkolaborasi bukan terus berkompetisi,” ujar Singgih di hadapan 200-an warga Klaten peserta “Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan”.

Menurutnya, gotong royong merupakan implementasi nilai-nilai Pancasila, yang menjadi semangat dalam persatuan dan pembangunan bangsa.

Dengan gotong royong, semua bergerak dan saling membantu tanpa memandang ras, suku, ataupun golongan, untuk memperkuat persatuan bangsa dan pembangunan di seluruh penjuru nusantara.

Singgih mengatakan gotong-royong tak hanya sebatas membangun jalan yang melibatkan warga. Ataupun membantu warga mendirikan rumah. Praktek bergotong-royong dapat dipraktekkan dalam konteks berbangsa dan bernegara.

Gotong-royong merupakan praktek pengabaian individualisme atau mementingkan diri, kelompol, ataupun golongan. Namun, gotong-royong berfungsi agar tujuan bersama tercapai,

“Dalam konteks berbangsa dan bernegara adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera jasmani dan rohani,” tuturnya.

Ia berpendapat, gotong-royong juga memungkinkan lahirnya kritik yang membangun sebelum pelaksanaan kebijakan dimulai,

“Maka dalam sebuah negara demokrasi Pancasila, oposisi itu penting agar pembangunan bisa berjalan di atas relnya dan tepat sasaran,” jelas Singgih yang juga Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR).

Tapi ia juga mengingatkan, oposisi dalam konteks gotong-royong tidak mengedepankan popularitas ataupun hanya menempatkan pemerintah pada posisi yang salah. Namun, juga tetap mempertimbangkan kebaikan bersama dan hakikat gotong-royong itu.

“Oposisi memang bertugas memberi kritik dan masukan, namun bukan menimpakan segala kesalahan terhadap pemerintah. Oposisi sangat penting sebagai penyeimbang kekuasaan dalam demokrasi,” ujar Singgih.

Ia meyakini dengan gotong-royong itu semua permasalahan bangsa dapat diselesaikan, “Kini saatnya elit politik meletakkan egonya pasca-Pemilu.

Kini saatnya berkolaborasi dalam membangun negara, agar visi Indonesia 2045 tonggaknya bisa dimulai sejak saat ini,” tegasnya. (*)

Baca juga: Singgih Januratmoko Salurkan Bantuan Ambulans BRI untuk Yayasan Amal Bhakti Budi Luhur di Semarang

Baca juga: Bawaslu Banyumas Buka Pendaftaran Panwascam Pilkada 2024, Ini Syaratnya

Baca juga: Ahmad Luthfi Masuk Radar Golkar di Pilkada Jateng, Juliyatmono: Kami Terbuka Ambil Tokoh Luar Partai

Baca juga: Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Singgih Januratmoko: Jadikan Ramadan Momentum Introspeksi Demokrasi

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved