Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Tagana Sisdohiri Tak Pernah Lupa Peristiwa Itu, Saat Dikirimi Air Minum Oleh Allah di Tengah Banjir

Air minum dari Allah Tak lama setelah memberikan nasi, ada dua buah air minum kemasan gelas mengambang di permukaan air banjir dan melintasinya

Editor: muslimah
MUHAMAD SYAHRI ROMDHON/ Kompas.com
Sisdohiri menunjukkan sertifikat pelatihan, dan piagam tingkat kabupaten, Provinsi, dan juga kementerian yang dia dapat sejak tahun 2010 hingga 2024, di rumahnya, di Desa Cipinang, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (6/5/2024) siang. 

"Baru mendapat uang dari kementerian Rp 100.000 per bulan di tahun 2013, naik jadi Rp 150.000 per bulan di tahun 2015, dan naik lagi jadi Rp 250.000 per bulan di tahun 2019 sampai sekarang."

"Itu pun diterima enam bulan sekali. Kalau dari Kabupaten Cirebon hanya Rp100.000 per bulan," ungkap Sis.

Padahal, sejak tahun 2010, dia harus menafkahi istri, Julaeha (39) dan anak pertamanya Popi, yang saat itu berusia tujuh tahun, lalu anak keduanya Siti, yang lahir di tahun 2012.

Untuk memenuhi kebutuhan mereka, Sis berjualan es krim tung tung keliling, yang menggunakan gerobak dan sepeda motor.

Uang yang masih jauh dari kata lebih, namun cukup untuk makan satu dua hari.

Setelah berhenti jualan es krim keliling empat tahun lalu, Sis mulai berjualan makanan ringan beberapa jenis kerupuk, keripik, basreng, dan lainnya.

Dia juga kerap menjadi kuli panggilan untuk tebang pohon dan juga bangun rumah.

Kerja keras serabutan itu, tak membuat Sis menolak dari berbagai perintah penugasan Dinas Sosial untuk pergi ke berbagai daerah, antara lain ke Bogor, Banjir Bandang Garut, Bromo, Cianjur, Sumedang, dan lainnya.

Sejumlah prestasi serta piagam penghargaan juga diterimanya.

Pria yang kini menginjak usia 48 tahun, dipercaya sebagai ketua sejak tahun 2020.

Di akhir masa jabatannya ini, dia sedang memperjuangkan upah layak untuk Tagana sebesar Rp 1.000.000 per bulan dari APBD Kabupaten Cirebon.

Nominal Rp 1.000.000 merupakan aspirasi dari seluruh anggota Tagana yang juga merasa kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangga, di tengah fluktuasi harga sembako yang tak menentu.

"Akhir Desember 2024, jabatan ketua saya berakhir. Sejak beberapa tahun lalu, hingga saya menjabat, hanya satu perjuangan saya untuk rekan-rekan, agar insentif untuk Tagana ditingkatkan menjadi Rp1.000.000."

"Karena insentif dari kabupaten yang hanya Rp 100.000 sangat jauh tertinggal dengan Kabupaten di sekitar, padahal Kabupaten masuk wilayah rawan bencana," kata Sis.  

Tagana mengagumkan

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Indra Fitriani, mengaku sangat kagum terhadap personel Tagana.

Dia menyebut Tagana sebagai pejuang tanpa pamrih demi garda terdepan kemanusiaan bencana.

"Keberadaan Tagana sangat penting. Mereka luar biasa, tangguh, tanpa pamrih, kebayang gak, mereka dari rumah itu pakai ongkos, diem berhari hari ada di lokasi bencana, penyelamatan."

"Yang lain belum apa-apa, Tagana sudah ada," kata Fitri saat ditemui Kompas.com, Selasa (30/4/2024) siang.

Dinas sosial sebagai lembaga yang menaungi Tagana, memberikan pelatihan yang dibutuhkan untuk mengevakuasi para korban.

Begitu pun Kementerian Sosial yang beberapa kali menggelar pelatihan kepada personel Tagana agar lebih profesional dalam penanganan bencana.

Sebagian Tagana sudah mendapatkan sertifikat penanganan bencana tertentu. Fitri menjelaskan, Tagana menangani bencana alam dan bencana sosial.

Bencana alam berupa peristiwa kejadian alam, semisal banjir, longsor, pergerakan tanah, dan lainnya. Sedangkan bencana sosial, ODGJ, anak terlantar, rumah tidak layak huni, kaum duafa, dan lainnya.

Tim melakukan penanganan terhadap hal-hal tersebut. Terkait perjuangan Sis untuk menaikan insentif menjadi Rp1.000.000, juga telah Fitri dengar.

Dia mengaku berusaha memikirkan dan memperjuangkan upah itu untuk Tagana. Namun, yang berlaku saat ini masih seperti tahun tahun sebelumnya.

"Dinsos sifatnya memberikan insentif bulanan, dari APBD, yang rutin, Rp 100.000 per bulan, dari APBN, Rp 250.000 per bulan, per enam bulan sekali."

"Semoga bisa terus dinaikkan demi kesejahteraan para pejuang Tagana," sebut Fitri.  (Kompas.com)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved