Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Jateng Sudah Tak Punya Bandara Internasional, Bagaimana Nasib Investor Asing?

Berbagai pihak berharap bandara internasional di Jawa Tengah yang telah berganti status menjadi bandara domestik bisa dinaikkan kembali levelnya.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: abduh imanulhaq
idayatul rohmah
Bandara Adi Soemarmo Solo 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berbagai pihak berharap bandara internasional di Jawa Tengah yang telah berganti status menjadi bandara domestik bisa dinaikkan kembali levelnya.

Sebab selain dinilai berpengaruh bagi sektor pariwisata, juga dikhawatirkan dapat menyulitkan investor asing keluar-masuk ke Jawa Tengah karena tidak adanya rute penerbangan internasional langsung dari provinsi ini.

Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Sakina Rosellasari berharap setidaknya ada satu bandara di Jawa Tengah yang bisa melayani penerbangan internasional ke Singapura.

Hal itu mengingat Singapura menjadi negara dengan realisasi investasi terbesar di Jawa Tengah.

"Saya harapkan tentunya kalau dibuka lagi paling tidak ada penerbangan dari bandara Ahmad Yani atau dari Adi Soemarmo ke yang dekat dulu seperti Singapura, karena investasi tertinggi Jateng kan Singapura," terang Sakina di kantornya, Senin (6/5/2024).

Realisasi investasi di Jawa Tengah pada kuartal I-2024 sendiri tercatat sebesar Rp 15,167 triliun (gabungan penanaman modal asing/PMA dan penanaman modal dalam negeri/PMDN, belum termasuk usaha mikro dan kecil) dari target sepanjang tahun 2024 yang sebesar Rp 77,43 trliun. Angka capaian kuartal I-2024 ini meningkat 19 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2023 yang sebesar Rp 12,78 triliun.

Sakina menyebutkan, pada kuartal I-2024, Singapura berada pada urutan pertama dari 10 negara dengan realisasi investasi terbesar di Jateng. Baru kemudian disusul Hongkong, R R Tiongkok, dan Samoa Barat, Belanda, Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Taiwan, dan negara lainnya.

Pihaknya pun berharap investor asing terutama Singapura ini dapat dipermudah aksesnya ke Jawa Tengah.

"Jadi (kami) berharap investor Singapura yang akan ke kawasan industri Kendal atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) ataupun kawasan industri lain itu mudah aksesnya, tidak melalui bandara Soekarno-Hatta saja," sambungnya.

Sakina melanjutkan, pihaknya pada pekan lalu sempat mendapat surat dari BUMN Garuda Indonesia. Surat itu perihal permintaan data berkaitan dengan PMA dan sebarannya di Jateng.

"Itu berkaitan dengan akan adanya kajian terkait dengan perusahaan mana, kemudian tenaga kerja asingnya dari mana saja, untuk kemudian dilakukan kajian untuk penerbangan luar negeri," jelasnya.

Namun, Sakina sendiri belum bisa memastikan maksud dari kajian tersebut. "Saya tidak tahu apakah ini bagian dari mitigasi dari Kementerian Perhubungan dan BUMN Garuda Indonesia untuk melakukan detail kajian untuk membuka (penerbangan internasional) lagi," imbuhnya.

Sementara itu secara terpisah, Sekda Provinsi Jawa Tengah Sumarno menyebutkan sempat menerima keluhan dari investor. Menurutnya para investor tersebut menginginkan minimal ada penerbangan dari Singapura.

"Kemarin saya baru dikomplen para investor, mereka mengeluh kalau mau ke Jateng kok harus ke Jakarta dulu.

Karena dulu kan kita sempat ada penerbangan Semarang-Singapura ataupun Adi Soemarmo-Singapura. Namun keputusan pemerintah, dari Kementerian Perhubungan bahwa bandara kita yang kelas internasional dicabut. Ini bukan hanya di Jateng, cukup banyak (data-17) yang dicabut status bandara internasionalnya," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved