Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Pemuda Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL, Kakak Korban: Adikku Memang Dikeker Betul-Betul

Rahmat (40), kakak FR, membantah jika terjadi tawuran antar warga sebelum adiknya tertembak di kepala.

GOOGLE
Ilustrasi penembakan 

TRIBUNJATENG.COM, MAKASSAR - FR alias Rais (19) tewas ditembak oknum TNI AL.

Rahmat (40), kakak FR, membantah jika terjadi tawuran antar warga sebelum adiknya tertembak di kepala.

Dia mengatakan, insiden penembakan itu bermula ketika ada dua pencuri ponsel masuk di kampungnya di Paccelang Jalan Galangan Kapal, Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Makassar, pada Minggu (5/5/2024) dini hari.

Baca juga: Anggota TNI Tembak 2 Warga di Makassar, 1 Tewas dengan Luka di Kepala

Setelah dikejar, terduga pencuri itu lari ke Jalan Butta-Butta Caddi, Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, dengan melintasi Jalan Tol Ir Sutami.

Koptu SB melakukan penembakan terhadap FR alias Rais
Lokasi Oknum TNI AL, Koptu SB melakukan penembakan terhadap FR alias Rais (19) dan Alli (16) di Jl Butta-Butta Caddi, Kecamatan Tallo, Makassar, Sulsel, telah dipasangi garis Polisi Militer TNI AL, Selasa (6/5/2024).

"Dua pencuri diburu, ada yang masuk tol ada yang lewat samping tembok tol. Awalnya itu karena ada pencuri terus dikejar dan lari ke sebelah (Jalan Butta-Butta Caddi) tapi saya tidak menyebrang di (jalan) tol cuma di sini saja," kata Rahmat, saat ditemui di Jalan Galangan Kapal, Selasa (7/6/2024).

Pantauan di lokasi, Jalan Tol Ir Sutami menjadi pembatas antara warga Jalan Butta-Butta Caddi, lokasi tempat tinggal Koptu SB dan warga Jalan Galangan Kapal, tempat tinggal kedua korban FR alis Rais dan Alli.

Jaraknya hanya sekitar 50 meter.

Kedua wilayah itu juga dibatasi dengan tembok pagar beton yang tingginya sekitar 1 meter.

Lokasi Koptu SB menembak juga telah dipasangi garis polisi militer TNI AL.

"Tidak ada tawuran, kalau masalah melempar duluan saya tidak tahu, tapi saya melihat ada yang melempar batu dari sebelah tapi tidak dibalas lemparannya.

Jadi, lemparan batu dulu beberapa kali baru tembakan," tutur dia.

"Mungkin pencurinya berteriak sehingga warga di sana keluar dikira diserang, saya khawatirkan yang pencuri itu provokatori warga di sebelah.

Katanya juga ada yang bawa parang ke sana, tidak ada yang bawa parang," kata dia.

Ia mengatakan, yang terkena tembakan lebih dulu adalah Alli karena dia yang mengejar terduga pelaku hingga masuk ke jalan tol.

"Alli pertama ditembak karena masuk ke tol kejar pencuri.

Mungkin sekitar 1 jam kemudian baru adikku (Rais) lagi tembak," ujar dia.

Usai terluka terkena tertembakan, Alli kemudian pulang.

Tetangganya yang mendengar Alli tertembak pun geger, karena penasaran sehingga mereka mencari penembak Alli dengan mengintip ditembok pembatas tol.

Namun, saat korban mengintip, korban bawa senter untuk lihat siapa yang menembak, ternyata pas mengintip di tembok pembatas tol, langsung ditembak dan terkapar di lokasi dengan luka di kepala.

Saat mengintip, Rahmat mengaku melihat senapan muncul di atas tembok.

Pada saat muncul kepala Rais, diduga langsung ditembak oleh Koptu SB.

"Pas jidatnya dia kena. Adikku memang dikeker betul-betul (dibidik), padahal saya dan adek saya posisinya hanya mengintip," ujarnya.

Dia menyebut, peluru yang melukai Alli dan Rais jenisnya sama.

"Samaji, runcing dia punya ujung baru kayak berulirki," kata Rahmat.

Sementara, Alfiansyah (26) warga Jalan Butta-Butta Caddi mengatakan, bahwa memang ada pelemparan batu dari warga Paccelamg Jalan Galangan Kapal dan mengenai rumah Koptu SB.

"Dia (warga Jalan Galangan Kapal) duluan melempar, rusak memang rumahnya kena lemparan batu, jadi siapa yang tidak marah, di plafon penahan air, atap jendela. Itu kena batu jadi (Koptu SB) keluar, kaget kan," ucap dia.

Awalnya, lanjut Alfiansyan, bapak itu keluarkan tembakan peringatan dari teras lantai atas rumahnya.

Tapi, warga Jalan Galangan Kapal tidak bergeming dan masih melempar, sehingga Koptu SB turun dari lantai dua rumahnya menuju tembok pembatas.

"Kalau cerita dari orangtua saya 4 kali menembak, 2 kali tembakan peringatan dari atas rumahnya kemudian turun dan menembak lagi sebanyak 2 kali.

Seharusnya mereka lari (saat ada tembakan peringatan) tapi tidak lari, malah justru nah lawan (Koptu SB)," kata dia.

Dia mengaku, waktu kejadian Koptu SB berada dalam rumahnya bersama istri dan kedua anaknya.

Namun, pasca-insiden tersebut kondisi rumah Koptu SB telah kosong.

Alfiansyah mengungkapkan, Koptu SB telah lama tinggal Jalan Butta-Butta Caddi, bahkan di mata warga Koptu SB adalah sosok yang sangat baik dan dermawan.

"Kadang anak-anak (warga) di sini dijaga sama bapak (Koptu SB).

Kalau dibilang traktir makan, bapak sering traktir makan, termasuk adik saya," pungkas dia. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Kakak Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar, Adiknya Sudah Dibidik"

Baca juga: Sosok Koptu SB Anggota TNI AL Makassar Murka Tembak Kepala dan Dada 2 Pemuda, Ini Kronologisnya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved