Israel vs Hamas
Mesir Israel Meruncing Gara-gara Zionis Menguasai Perlintasan Rafah
Perselisihan antara Mesir dan Israel makin menjadi-jadi setelah negara Zionis nekat menguasai perlintasan Rafah di Jalur Gaza.
Di samping itu, dia percaya bahwa Israel tidak ingin menyudahi perang di Gaza. Fahmy ragu bahwa gencatan bisa terwujud jika Israel tetap menggunakan pendekatan saat ini.
Dukung Afrika Selatan
Mesir sudah resmi mengatakan akan bergabung dengan Afrika Selatan untuk menggugat Israel di ICJ atas kasus genosida di Gaza.
Dalam gugatan itu, Israel dituding melanggar kewajibannya menurut Konvensi Genosida dalam perangnya di Gaza.
Kementerian Luar Negeri Mesir pada hari Minggu menyebut negaranya ingin bergabung dengan Afrika Selatan karena meningkatnya agresi Israel terhadap warga sipil Palestina.
“Pengajuan [gugatan] itu muncul karena meningkatnya kekerasan dan cakupan dalam serangan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, dan praktik sistematis yang jahat terhadap rakyat Palestina, termasuk langsung menargetkan warga sipil dan penghancuran infrastruktur di Gaza, mendesak warga Palestina untuk melarikan diri,” kata kementerian itu dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera.
Adapun Afrika Selatan mengajukan gugatan terhadap Israel pada bulan Januari lalu. Negara itu mendakwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Para pengunjuk rasa mengambil bagian dalam demonstrasi solidaritas terhadap penduduk Palestina, saat Mahkamah Internasional (ICJ) menyampaikan keputusannya setelah sidang kasus melawan Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan, pada 26 Januari 2024.
Saat ini jumlah warga Gaza yang tewas akibat serangan Israel sudah mencapai lebih dari 35.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
ICJ dalam putusannya atas gugatan itu menyatakan ada risiko genosida di Gaza. Kemudian, ICJ meminta Israel untuk mengambil langkah sementara, termasuk mencegah tindakan genosida terjadi. Tak hanya Mesir, Turki dan Kolombia pun akan bergabung dengan Afrika Selatan untuk menggugat Israel.
Turki Merawat 1.000 Warga Gaza
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengklaim lebih dari 1.000 anggota kelompok militan Hamas telah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit (RS) di seluruh Turki sejak perang Hamas-Israel Pecah pada Oktober silam.
Akses perawatan tersebut sengaja diberikan Erdogan sebagai bentuk dukungan Turki untuk mempercepat proses kemenangan Palestina atas invasi Israel.
“1.000 anggota kelompok militan Palestina Hamas dirawat di rumah sakit di seluruh Turki, saya tegaskan bahwa Hamas adalah gerakan perlawanan bukan teroris,” ujar Erdogan dikutip dari Al Arabiya.
Tak berselang lama setelah pernyataan tersebut dirilis Erdogan, seorang pejabat Turki yang enggan disebutkan namanya mengklarifikasi maksud Erdogan tentang lebih dari 1.000 milisi Hamas yang dirawat di RS Turki merujuk pada warga Palestina dari Gaza secara umum, bukan anggota Hamas.
“Presiden Erdogan salah bicara, yang dia maksud adalah 1.000 warga Gaza yang dirawat, bukan anggota Hamas,” kata pejabat Turki tersebut.
Brigade Qassam Klaim Operasi Tewaskan Tentara Israel di Gaza Utara |
![]() |
---|
Perwira Israel Tewas di Gaza: Rudal Anti-Tank Hantam Brigade Nahal |
![]() |
---|
KABAR DUKA : Sosok Mohammed Shabat, Dokter Palestina Alumnus UIN Jakarta Gugur di Gaza |
![]() |
---|
Staf Medis dan Pasien Terjebak : Israel Bakar Rumah Sakit Hasil Donasi Rakyat Indonesia di Gaza |
![]() |
---|
Proses Gencatan Senjata di Gaza : Ketidaksepakatan Tekendala dari Tuntutan yang Diajukan Israel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.