Muria
Pengamat Politik Soal Pilkada Kudus: Semakin Banyak Pilihan Semakin Baik
Belasan nama muncul berburu rekomendasi untuk mendapatkan tiket maju sebagai bakal calon bupati dan calon wakil bupati dari partai politik.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Fenomena politik menuju Pilkada serentak 2024 di Kabupaten Kudus semakin ramai.
Belasan nama muncul berburu rekomendasi untuk mendapatkan tiket maju sebagai bakal calon bupati dan calon wakil bupati dari partai politik.
Mulai dari kalangan kader partai politik, tenaga pendidik, pengusaha, hingga pegawai pemerintahan.
Saat ini, sejumlah nama yang muncul masih berharap-harap cemas mendapatkan rekomendasi dari partai politik. Utamanya rekomendasi dari partai politik yang memiliki kursi DPRD cukup banyak.
PDI Perjuangan menjadi partai pemenang Pileg 2024 dengan perolehan sembilan kursi DPRD. Menjadi satu-satunya partai politik di Kudus yang memiliki golden tiket bisa mengusung calon bupati dan wakil bupati tanpa koalisi tahun ini.
Sementara partai politik lainnya tidak memiliki kursi yang cukup untuk mengusung bakal Cabup dan Cawabup secara mandiri.
Pengamat Politik yang juga sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus, Dr Edy Soesanto mengatakan, semakin banyak nama yang muncul sebagai calon bupati dan wakil bupati, disebut semakin baik bagi keberlangsungan demokrasi di Kabupaten Kudus.
Artinya, masyarakat memiliki pilihan yang lebih banyak untuk menentukan siapa sosok yang dinilai tepat untuk memimpin Kota Kretek lima tahun ke depan.
Menurut Edy, banyaknya pilihan yang muncul sebagai kandidat bakal calon bupati dan wakil bupati lantas tidak membuat masyarakat bingung.
Rakyat hanya perlu menganalisa rekam jejak masing-masing, untuk selanjutnya menentukan pilihan pada saat pelaksanaan Pilkada berlangsung.
"Semakin banyak orang menyalurkan diri, semakin memudahkan masyarakat untuk memilih. Pilihlah calon pemimpin yang punya integritas tinggi untuk kemajuan daerah," terangnya, Senin (20/5/
Sebagai pengamat politik, Edy tidak mempermasalahkan siapa saja dan dari mana saja backgroundnya.
Siapapun mememiliki hak yang sama untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati. Juga berhak dipilih oleh masyarakat tanpa melihat background dari kalangan apa saja.
Dia yakin masyarakat saat ini sudah semakin cerdas dalam memilih pemimpin.
Rakyat bisa menentukan dan menggunakan hak pilihnya untuk seorang pemimpin yang dinilai pantas untuk membangun kemajuan daerah.
Asalkan tidak dipengaruhi oleh hal-hal lain yang bisa saja terjadi dalam pelaksanaan Pilkada, seperti contoh money politic atau politik uang.
"Dengan banyaknya peserta calon akan menguntungkan untuk dipilih, banyak pilihan. Masyarakat jangan kemudian asal pilih, harus cerdas memilih yang terbaik, punya integritas tinggi, dan komitmen tinggi. Karena terkadang sosok pintar dan cerdas belum tentu jadi pilihan masyarakat, faktornya bisa dipengaruhi oleh politik uang," tuturnya.
*Jadi Pemimpin Masyarakat*
Edy Soesanto menyebut, kontestasi Pilkada hanya bagian dari cara menentukan atau memilih sosok pemimpin daerah.
Dari manapun partai politik yang mendukung, sosok yang terpilih menjadi kepala daerah hasil Pilkada menjadi milik rakyat. Bukan lagi dikaitkan sepenuhnya dengan partai politik tertentu.
Sehingga, pemimpin terpilih bisa fokus menyiapkan dan menjalankan program-program pembangunan daerah yang dibutuhkan masyarakat.
Bukan menjalankan program kegiatan yang menjadi keinginan segelintir orang tertentu saja.
"Jadilah bupatinya rakyat, bertugas mengayomi semua masyarakatnya," tegas dia.
Sebagai akademisi pendidikan, Edy Soesanto berharap pemimpin Kabupaten Kudus terpilih nantinya merupakan sosok yang mau memperjuangkan kemajuan pendidikan di tingkat perguruan tinggi.
Menurut dia, data pada 2023 lalu menunjukkan angka partisipasi masyarakat Kudus yang melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi cukup rendah, hanya 66 persen. Sementara angka partisipasi masyarakat Kudus yang menempuh pendidikan sampai jenjang SMA sederajat lebih dari 90 persen.
Butuh seorang pemimpin daerah yang benar-benar peduli terhadap masyarakatnya, agar bisa melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi.
Misalnya, memastikan perguruan tinggi di Kudus menjadi perguruan tinggi jujukan bagi warga Kudus dan sekitarnya. Baik dari segi kualitas pendidikan, jurusan, hingga sarana dan prasarana penunjang pendidikan.
Pemimpin daerah juga bisa menyiapkan program bantuan bagi warga kurang mampu dan berprestasi, agar bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Dengan meningkatnya angka partisipasi pendidikan di perguruan tinggi, lanjut Edy, bagian dari upaya pemerintah daerah dalam menyiapkan calon penerus generasi bangsa yang unggul.
"Soal kemajuan pendidikan di perguruan tinggi, butuh peran serta pemerintah daerah untuk membantu yang membutuhkan, supaya generasi penerus bangsa bisa disiapkan maksimal melalui pendidikan sampai ke perguruan tinggi," harapnya.
Edy juga mengingatkan kepada calon pemimpin terpilih nantinya agar senantiasa melibatkan akademisi dalam perumusan dan pembahasan sebuah kebijakan atau aturan.
Sumbangsih pemikiran-pemikiran para praktisi pendidikan, utamanya para doktor dan profesor berguna untuk keberlangsungan Kabupaten Kudus ke depan. (Sam)
Menaruh Harap dari Para Leluhur, Potret Warga Rahtawu Kudus yang Hidup di Lereng Gunung Muria |
![]() |
---|
Ngembal Kulon Kudus Masuk Nominasi 15 Besar Pengembangan Digitalisasi Desa Tingkat Nasional |
![]() |
---|
Bupati Kudus Herda Helmijaya: Korupsi Hanya Menunda Penderitaan |
![]() |
---|
0,04 Persen Dari Kota Kretek Penyumbang Kesuksesan Jateng Tangani Stunting 2024 |
![]() |
---|
Pengajuan Gelar Pahlawan untuk KHR Asnawi Kudus Belum Berbuah Manis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.