Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Muria

Menaruh Harap dari Para Leluhur, Potret Warga Rahtawu Kudus yang Hidup di Lereng Gunung Muria

Tidak kurang dari 10 menit tujuh gunungan yang berisi hasil bumi berupa sayur dan buah-buahan habis diserbu ratusan warga Desa Rahtawu.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Rifqi Ghozali
BEREBUT GUNUNGAN - Sejumlah warga Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus berebut gunungan dalam festival budaya di Rahtawood Highland, Minggu (6/7/2025). Dalam festival ini dimulai dengan kirab gunungan dari petilasan leluhur Eyang Sakri sebagai bentuk penghormatan. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Tidak kurang dari 10 menit tujuh gunungan yang berisi hasil bumi berupa sayur dan buah-buahan habis diserbu ratusan warga Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus.

Tujuh gunungan tersebut merupakan simbol tujuh puncak yang mengelilingi Desa Rahtawu yang lokasinya berada di lereng Gunung Muria.

Sebelumnya tujuh gunungan tersebut dikirab dari Petilasan Eyang Sakri yang lokasinya di Dukuh Krajan, Desa Rahtawu.

Baca juga: Pemkab Kudus Fasilitasi Pengurus Koperasi Merah Putih Melalui Kontak Bisnis

Baca juga: Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus Bagikan 36.000 Bungkus Nasi Buka Luwur Daun Jati

Bagi masyarakat Rahtawu, petilasan ini sangat keramat. Dan mereka percaya bahwa sosok Eyang Sakri merupakan leluhur yang bisa ikut andil dalam kehidupan masyarakat Rahtawu.

Dari Petilasan Eyang Sakri, gunungan diarak sembari diikuti oleh ratusan warga sepanjang 700 meter sampai ke Rahtawood Highland.

Tempat ini merupakan taman sederhana yang dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Utama Karya Rahtawu.

Di Rahtawood Highland tersebut prosesi dimulai. Sesepuh desa membacakan doa dan warga mulai bersiap untuk berebut isi gunungan. Tanpa aba-aba, masing-masing warga yang sudah bersiap langsung menyerbu isi gunungan.

Setelah isi gunungan habis, warga makan bersama dari nasi kenduren yang dikemas dalam keranjang bambu.

Tini merupakan warga yang ikut dalam berebut isi gunungan.

Perempuan 45 tahun asal Dukuh Wetan Kali, Desa Rahtawu tersebut berhasil mendapatkan jagung, sawi, mentimun, kentang, dan jeruk setelah berdesak-desakan dengan warga lainnya.

Seolah merasa puas setelah mendapatkan hasil bumi dari isi gunungan, Tini segera mengemasnya dalam kantong plastik dan membawanya pulang.

Bagi Tini, hasil bumi dalam gunungan tersebut mengandung keberkahan. Apalagi sebelumnya gunungan dikirab dari Petilasan Eyang Sakri.

Petilasan yang dipercaya dihuni sosok astral yang diyakini sebagai leluhur sekaligus penjaga desa yang sangat dihormati oleh warga setempat.

“Ini ada keberkahan dari leluhur sini. Kami percata leluhur sini bisa melindungi,” ujar Tini sembari menunjukkan sayur dan buah hasil berebut isi gunungan.

Saking hormatnya sejumlah warga Rahtawu kepada sosok astral atau para leluhur tersebut, setiap mereka hendak menggelar pesta pernikahan atau memiliki hajat tertentu terlebih dulu mereka akan berkunjung ke petilasan para leluhur di Desa Rahtawu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved